Earnings per Share Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2013 dan 2012 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah,
kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND
ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements
For the Years Ended December 31, 2013 and 2012
Figures are in millions of Rupiah, unless Otherwise Stated
- 49 - b.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai b.
Allowance for Decline in Value Grup
membentuk cadangan
kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan
estimasi bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari persediaan tersebut, atau
terdapat kemungkinan persediaan tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan
bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam
estimasi cadangan
kerugian penurunan nilai persediaan dalam laporan
keuangan konsolidasian
adalah tepat
dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut
dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat persediaan dan jumlah beban
cadangan penurunan nilai persediaan, yang akhirnya akan berdampak pada hasil
operasi Grup. The Group provides allowance for decline
in value of inventories based on its estimation that there will be no future usage
of such inventories or such inventories will be slow moving in the future. While it is
believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in
the value of inventories reflected in the consolidated
financial statements
are appropriate and reasonable, significant
changes in these assumptions may materially affect the assessment of the
carrying value of the inventories and provision for decline in value of inventories
expense, which ultimately impact the result of the Group’s operation.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah cadangan kerugian penurunan nilai
persediaan masing-masing
sebesar Rp 3.368.
As of December 31, 2013 and 2012, the allowance for decline in value of inventories
amounted to Rp 3,368.
c. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan
Aset Tetap yang Tidak Digunakan, serta Masa Menghasilkan Tanaman Perkebunan
c. Useful Lives of Property, Plant and
Equipment and
Assets Not Used in Operations, and the Productive Lives of the
Plantations Masa manfaat dari aset tetap dan aset tetap
yang tidak
digunakan, serta
masa menghasilkan tanaman perkebunan Grup
diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut
diharapkan tersedia
untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan
pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal
dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah
secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang
disebabkan karena pemakaian, usang secara
teknis atau
komersial serta
keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap
penggunaan aset.
Dengan demikian, hasil operasi di masa mendatang
mungkin dapat
terpengaruh secara
signifikan oleh perubahan dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi
masa manfaat ekonomis setiap aset tetap akan
menyebabkan kenaikan
beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat
aset. The useful life of each of the item of the
Group’s property, plant and equipment, and assets not used in operations; and the
production lives of the plantations are estimated based on the period over which
the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on
a collective assessment of similar business, internal technical evaluation and experience
with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically
and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear
and
tear, technical
or commercial
obsolescence, and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however,
that future results of operations could be materially affected by changes in the
amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors
mentioned above. A reduction in the estimated useful life of any item of property,
plant and equipment would increase the recorded depreciation and decrease the
carrying values of these assets.
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2013 dan 2012 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah,
kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND
ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements
For the Years Ended December 31, 2013 and 2012
Figures are in millions of Rupiah, unless Otherwise Stated
- 50 - Tidak terdapat perubahan dalam estimasi
masa manfaat pada aset tetap dan aset tetap yang tidak digunakan, dan masa
menghasilkan tanaman perkebunan selama tahun berjalan.
Nilai tercatat tanaman
perkebunan, aset tetap dan aset tetap yang tidak digunakan, diungkapkan
masing- masing pada Catatan 12, 13, dan 14.
There is no change in the estimated useful lives of property, plant and equipment, and
assets not used in Operations; and the production lives of the plantations during
the year. The carrying values of plantations; property, plant and equipment; and assets
not used in operations are set out in Notes 12, 13 and 14, respectively.
d. Imbalan Pasca-Kerja
d. Post-employment Benefits
Penentuan liabilitas dan imbalan pasca- kerja dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang
digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut
dijelaskan
dalam Catatan
32 dan
mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang
berbeda dengan asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi ke masa depan dan oleh
karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang
tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-
asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar,
namun demikian,
perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan
signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah
liabilitas imbalan kerja jangka panjang tersebut.
The determination of the obligation and post-employment benefits is dependent on
the selection of certain assumptions used by actuary in calculating such amounts.
Those assumptions are described in Note 32
and include, among others, discount rate and rate of salary increase.
Actual results that differ from the Group’s assumptions
are accumulated
and amortized
over future
periods and
therefore, generally affect the recognized expense and recorded obligation in such
future periods. While it is believed that the Group’s assumptions are reasonable and
appropriate, significant differences in actual experience or significant changes in
assumptions may materially affect the amount of long-term employee benefits
liability.
Saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2013
dan 2012 diungkapkan pada Catatan 32. The amounts of long-term employee benefit
liability as of December 31, 2013 and 2012 are set out in Note 32.
e. Aset Pajak Tangguhan
e. Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat
aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar
kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan
temporer yang diakui. Estimasi manajemen yang
signifikan diperlukan
untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan
yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena
pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo aset pajak tangguhan masing-masing
sebesar Rp 13.360 dan Rp 13.618. Aset pajak tangguhan yang diakui dari rugi fiskal
sebesar Rp 28.859 dan Rp 14.061 pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
Catatan 33. Deferred tax assets are recognized for all
temporary differences between the financial statements’ carrying amounts of existing
assets and liabilities and their respective taxes bases to the extent that it is probable
that taxable profit will be available against which the temporary differences can be
utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of
deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of
future taxable profits together with future tax planning strategies. As of December 31,
2013 and 2012, deferred tax assets amounted to Rp 13,360 and Rp 13,618,
respectively. Recognized deferred tax assets on unused fiscal losses amounted to
Rp
28,859 and Rp
14,061 as of December 31, 2013 and 2012, respectively
Note 33.