2 3
1. Mengidentifikasi dan mengindividualisasi kebutuhan-kebutuhan klien. Artinya bahwa setiap klien sebagai individu memiliki kebutuhan dan permasalahan
yang unik dan berbeda dengan orang lain, yang kemudian menuntut untuk diperlakukan secara individu juga. Demikian juga dengan bentuk pertolongan
yang diperlukannya
2. Merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa aktivitas pertolongan dilakukan secara selektif, khususnya dalam intervensi yang berbeda akan
menemukan kebutuhan yang spesifik 3. Menciptakan sesuatu yang rasional, dasar keyakinan untuk intervensi,
terutama dalam plan of intervention 4. Menciptakan suatu pengertian yang disepakati tentang realita, kesulitan atau
kebutuhan klien, serta situasi dan tindakan yang dilakukan 5. Memberikan pengertian pola dan penjelasan terhadap kesulitan klien
6. Memberikan suatu evaluasi jenis tujuanpengertian tentang penilaian normatif yang berkenanaan dengan perilaku yang diinginkan
7. Menyatakan prediksi-prediksi tertentu assert certain predictions 8. Memungkinkan pekeja sosial untuk menentukan dan menciptakan program
tindakan administratif dengan menemukan kasus atau kebutuhan klien. Asesmen dilakukan melalui proses tertentu yakni:
a. Ekplorasi, investigasi dan pengumpulan data b. Menyusunmenata data dan berfikir tentang informasi-informasi untuk
mengembangkan peernyataan tentang masalah untuk bekerja dan tujuan c. Memformulasikan rencana aksi
D. STRUKTUR DAN PROSES PERTOLONGAN PEKERJAAN SOSIAL
Profesi pekerjaan sosial merupakan salah satu dari profesi pertolongan manusia. Sebagai suatu profesi pertolongan mempunyai beberapa prinsip
pertolongan. Proses pertolongan pekerjaan sosial dibagi dalam beberapa tahap. Pentahapan proses pertolongan pekerja sosial pada dasarnya tidak bersifat kaku,
karena permasalahan manusia sangat beraneka ragam, sehingga batas waktu penyelesaian atau pemecahan masalah untuk klien sangat bervariasi. Variasi
jumlah pentahapan proses pertolongan dalam pekerjaan sosial menurut para ahli
2 4
sebagaimana dikemukakan dalam Catatan Harian Pekerjaan Sosial oleh Teguh Aditya dalam http:blogs.unpad.ac.idteguhaditya adalah sebagai berikut:
1. Menurut Dean H Heptworth dan jo Ann Larsen proses pertolongan dibagi menjadi 3 tahapan, yakni:
a. Exploration, Assesment and Planning b. Implementation and Goal Attainment
c. Termination and Evaluation 2. Menurut Max Siporin proses pertolongan dibagi menjadi 5 tahap yakni :
a. Engagement, Intake and Contract b. Assessment
c. Planning d. Intervention
e. Evaluation and Termination 3. Menurut K Whittaker proses pertolongan dibagi menjadi :
a. Intake b. Assement and Social Diagnosis
c. Determination of Goals d. Selectiion of Social Treatment
e. Establisment of Working Agreement f.
Sustaining Sosial Treatment g. Evaluation
h. Termination and After Care 4. Berdasarkan Kepmenpan Nomor : Kep03M.PAN12004 tentang Jabatan
Fungsional Pekerja Sosial dan angka Kreditnya menguraikan bahwa pekerja sosial adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana
teknis fungsional yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial pada instansi pemerintah maupun badanorganisasi sosial lainnya,
dan merupakan jabatan karier yang hanya diduduki oleh seseorang PNS pasal 3 dan 4. Pekerja sosial dalam pelayanan sosial di dalam panti terdiri
dari tingkat terampil dan tingkat ahli. Tingkat terampil merupakan pelayanan
2 5
langsung kepada klien melalui proses: a. Pendekatan awal
b. Asesmen c. Perencanaan intervensi
d. Intervensi e. Evaluasi dan terminasi
f. Bimbingan l;anjut
Tahapan proses pertolongan sosial tidak bersifat kaku, tetapi fleksibel atau luwes, artinya bahwa pekerja sosial dalam memberikan pertolongan
kepada kliennya tidak selalu dimulai tahap awal, engagement namun dalam kondisi tertentu dapat dari tahap lainnya dan kembali ke tahap sebelumnya.
Jadi proses pertolongan tidak saja bersifat linier akan tetapi dapat bersifat spiral. Batas waktu penyelesaian atau pemecahan masalah untuk klien
sangat bervariasi karena permasalahan manusia sangat beraneka ragam. Pekerja sosial didalam memberikan pertolongan kepada kliennya selalu
dibatasi oleh waktu, artinya tidak ada pertolongan pekerja sosial sepanjang masa. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka pekerja sosial
perlu mengidentifikasi masalah sejelas mungkin dan merinci tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga dapat menentukan
kontrak atau batas waktu pertolongan dengan tepat 5. Peran Pekerja Sosial dalam Pelayanan Sosial
Sebagaimana peran dokter dalam sistem pelayanan kesehatan, guru dalam sistem pelayanan pendidikan, maka pekerja sosial memiliki peran
sentral dalam sistem pelayanan sosial. Sebagai sebuah profesi kemanusiaan, pekerja sosial memiliki seperangkat ilmu-pengetahuan body
of knowledge, keterampilan body of skills dan nilai body of values yang diperolehnya melalui pendidikan formal dan pengalaman profesional. Ketiga
perangkat tersebut membentuk pendekatan pekerjaan sosial dalam membantu kliennya. Mengacu pendapat Edi Suharto dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dalam Pusaran Desentralisasi dan Good Governance 2006, ada empat peran profesi pekerjaan sosial dalam pelayanan sosial:
2 6
a. Meningkatkan kapasitas orang dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dalam menjalankan peran ini, pekerja sosial
mengidentifikasi hambatan-hambatan klien dalam melaksanakan tugas- tugas kehidupannya. Pekerja sosial juga menggali kekuatan-kekuatan
yang ada pada diri klien guna mengembangkan solusi dan rencana pertolongan.
b. Menggali dan menghubungkan sumber-sumber yang tersedia di sekitar klien. Beberapa tugas pekerja sosial yang terkait dengan peran ini antara
lain: 1 membantu klien menjangkau sumber-sumber yang diperlukannya; 2 mengembangkan program pelayanan sosial yang
mampu memberikan manfaat optimal bagai klien; 3 meningkatkan komunikasi diantara para petugas kemanusiaan; dan 4 mengatasi
hambatan-hambatan dalam proses pelayanan sosial bagi klien.
c. Meningkatkan jaringan pelayanan sosial. Tujuan utama dari peran ini adalah untuk menjamin bahwa sistem kesejahteraan sosial berjalan
secara manusiawi, sensitif terhadap kebutuhan warga setempat dan efektif dalam memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat.
d. Mempromosikan keadilan sosial melalui pengembangan kebijakan sosial. Dalam menjalankan peran ini, pekerja sosial mengidentifikasi
isu-isu sosial dan implikasinya bagi kehidupan masyarakat. Kemudian, pekerja sosial membuat naskah kebijakan policy paper yang memuat
rekomendasi-rekomendasi bagi pengembangan kebijakan-kebijakan baru maupun perbaikan atau pergantian kebijakan-kebijakan lama yang
tidak berjalan efektif. Selain itu, dalam melaksanakan peran ini, pekerja sosial juga bisa menterjemahkan kebijakan-kebijakan publik kedalam
program dan pelayanan sosial yang dibutuhkan klien.
2 7
A. PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN SAKTI PEKSOS