1 6
4 Perumusan Tujuan Kebijakan: Setelah mendapat berbagai saran
dari masyarakat dilakukanlah berbagai diskusi dan pembahasan untuk memperoleh alternatif-alternatif kebijakan. Beberapa alternatif
kemudian dianalisis kembali dan pertajam menjadi tujuan-tujuan kebijakan.
5 Pemilihan Model Kebijakan: Pemilihan model kebijakan dilakukan
terutama untuk menentukan pendekatan, metoda dan strategi yang paling efektif dan efisien mencapai tujuan-tujuan kebijakan. Pemilihan
model ini juga dimaksudkan untuk memperoleh basis ilmiah dan prinsip-prinsip kebijakan sosial yang logis, sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6 Penentuan Indikator Sosial: Agar pencapaian tujuan dan pemilihan
model kebijakan dapat terukur secara objektif, maka perlu dirumuskan indikator-indikator sosial yang berfungsi sebagai acuan,
ukuran atau standar bagi rencana tindak dan hasil-hasil yang akan dicapai.
7 Membangun Dukungan dan Legitimasi Publik: Tugas pada tahap
ini adalah menginformasikan kembali rencana kebijakan yang telah disempurnakan. Selanjutnya melibatkan berbagai pihak yang relevan
dengan kebijakan, melakukan lobi, negosiasi dan koalisi dengan berbagai kelompok-kelompok masyarakat agar tercapai konsensus
dan kesepakatan mengenai kebjakan sosial yang diterapkan.
b. Tahap implementasi
1 Perumusan Kebijakan: Rencana kebijakan yang sudah disepakati bersama dirumuskan ke dalam strategi dan pilihan tindakan beserta
pedoman peraturan pelaksanaannya 2 Perancangan dan Implementasi Program: Kegiatan utama pada
tahap ini adalah mengoperasionalkan kebijakan kedalam usulan- usulan program program proposals atau proyek sosial untuk
dilaksanakan atau diterapkan kepada sasaran program.
1 7
c. Tahap Evaluasi
Evaluasi dan Tindak Lanjut: Evaluasi dilakukan baik terhadap proses maupun hasil implementasi kebijakan. Penilaian terhadap proses
kebijakan difokuskan pada tahapan perumusan kebijakan terutama untuk melihat keterpaduan antar tahapan, serta sejauh mana program dan
pelayanan sosial mengikuti garis kebijakan yang telah diterapkan. Penilaian terhadap hasil dilakukan untuk melihat pengaruh atau dampak
kebijakan, sejauh mana kebijakan mampu mengurangi atau mengatasi masalah. Berdasarkan evaluasi ini, dirumuskanlah kelebihan dan
kekurangan kebijakan yang akan dijadikan masukan bagi penyempurnaan kebijakan berikutnya atau perumusan kebijakan baru.
d. Analisis Kebijakan Sosial
Menurut Dunn 1991:51-54 yang dikutip oleh Edi Suharto 2006, ada tiga bentuk atau model analisis kebijakan, yaitu model prospektif,
model retrospektif, dan model integratif.
1 Model prospektif adalah bentuk analisis kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan
‘sebelum’ suatu kebijakan diterapkan. Model ini dapat disebut sebagai model prediktif, karena seringkali melibatkan teknik-teknik
peramalan forecasting untuk memprediksi kemungkinan- kemungkinan yang akan timbul dari suatu kebijakan yang diusulkan.
1 8
2 Model Retrospektif adalah analisis kebijakan yang dilakukan terhadap akibat-akibat kebijakan ‘setelah’ suatu kebijakan
diimplementasikan. Model ini biasanya disebut sebagai model evaluatif, karena banyak melibatkan pendekatan evaluasi terhadap
dampak-dampak kebijakan yang sedang atau telah diterapkan. 3 Model Integratif adalah model perpaduan antara kedua model di
atas. Model ini kerap disebut sebagai model komprehensif atau model holistik, karena analisis dilakukan terhadap konsekuensi-
konsekuensi kebijakan yang mungkin timbul, baik ‘sebelum’ maupun ‘sesudah’ suatu kebijakan dioperasikan. Model analisis kebijakan
ini biasanya melibatkan teknik-teknik peramalan dan evaluasi secara terintegrasi.
Kerangka Analisis
Penelaahan terhadap kebijakan sosial, baik menggunakan model prospektif, retrospektif, maupun integratif, didasari oleh prinsip-prinsip atau
patokan-patokan umum yang membentuk kerangka analisis. Kerangka analisis tersebut secara umum berpijak pada dua pedoman, yaitu ‘fokus’
dan ‘parameter’ analisis. Analisis kebijakan dapat difokuskan ke dalam berbagai aras. Namun tiga fokus utama yang umumnya dipilih dalam analisis
kebijakan sosial meliputi: 1 Definisi masalah sosial. Perumusan atau penyataan masalah sosial
yang akan direspon atau ingin ditanggulangi oleh kebijakan. 2 Implementasi kebijakan sosial. Pernyataan mengenai cara atau metode
dengan mana kebijakan sosial tersebut diimplementasikan atau diterapkan. Implementasi kebijakan juga mencakup pengoperasian
alternatif kebijakan yang dipilih melalui beberapa program atau kegiatan.
3 Akibat-akibat kebijakan sosial. Berbagai pertimbangan mengenai konsekuensi-konsekuensi kebijakan atau akibat yang mungkin timbul
sebagai dampak diterapkannya suatu kebijakn sosial. Konsekuensi atau dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan bisa bersifat positif manfaat,
maupun negatif biaya. Akibat kebijakan bisa diprediksi sebelum kebijakan diimplementasikan model prospektif, sesudah
1 9
diimplementasikan model retrospektif, ataupun sebelum dan sesudah diimplementasikan model integratif.
Dalam menganalisis ketiga fokus tersebut, diperlukan pendekatan atau parameter analisis yang dapat dijadikan basis bagi pengambilan keputusan
atas pilihan-pilihan kabijakan 1 Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan
dari analisis yang dilakukan. Penelitian dan rasionalisasi merupakan dua aspek yang berbeda, namun saling terkait. Penelitian menunjuk
pada pengetahuan yang diperoleh melalui observasi dan eksperimen yang dapat membantu membuat pilihan-pilihan kebijakan. Rasionalisasi
menunjuk pada logika dan konsistensi internal. Misalnya, apakah berbagai kebijakan berkaitan secara rasional? Apakah kebijakan sudah
bersifat konsisten secara logis dan internal?
2 Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai baik dan buruk. Nilai-nilai merupakan
keyakinan dan opini masyarakat mengenai baik atau buruk. Nilai juga merupakan sesuatu yang diharapkan atau kriteria untuk membuat
keputusan mengenai sesuatu yang diharapkan.
3 Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas. Politik berkenaan dengan suatu
cara bagaimana kebijakan-kebijakan dirumuskan, dikembangkan dan diubah dalam konteks demokrasi. Lebih khusus lagi, politik menunjuk
pada individu-individu dan kelompok-kelompok kepentingan yang berpatisipasi atau berusaha mempengaruhi proses perumusan dan
perkembangan kebijakan.
Kerangka analisis dari Quade 1995:172-173 memberikan pedoman dalam menelisik pendefinisian masalah sosial, implementasi kebijakan
sosial dan akibat-akibat kebijakan dilihat dari tiga parameter: penelitian, nilai, dan politik.
2 0
B. SATUAN BAKTI PEKERJA SOSIAL 1. Pengertian