Pembinaan Sakti Peksos IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SAKTI PEKSOS 1. Proses Rekruitmen

3 8 c. Pelatihan Program Pelayanan Kesejahteraan Anak oleh ILO di Hotel Grandseriti Bandung d. Pelatihan Data Base Panti oleh Save The Children di Grand Pasundan Bandung e. Pelatihan Standarisasi Pelayanan Panti Sosial oleh Save The Children di Hotel Grand Pasundan Bandung

5. Pembinaan Sakti Peksos

Pembinaan Sakti Peksos dilakukan dalam rangka mengatasi kendala kuantitas dan kompetensi serta untuk mempermudah kelancaran dalam pelaksanaan tugasnya. Sesuai dengan Keputusan Menteri Sosial RI nomor: 87HUK2009 tentang Tim Pembina Satuan Bakti Pekerja Sosial Angkatan I Tahun Anggaran 2009, Tim pembina terdiri dari unsur-unsur Pejabat Eeselon I, II III, dan IV di lingkungan Departemen Sosial yang berjumlah 27 orang. Dalam SK ini disebutkan tim pengarah sebanyak 4 orang yakni Sekretaris Jenderal koordinator Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kepala Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial dan Inspektur Jenderal sebagai pengarah. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian bertindak sebagai ketua Bidang Pengadaan dan Pengembangan, dengan anggota Kepala Bidang Pembinaan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial sekretaris, Kepala Bidang Pengadaan dan Pengembangan Pegawai, Kepala Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai, Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana dan para pejabat eselon IV pada Biro Organisasi dan Kepegawaian sebagai anggota yang seluruhnya berjumlah 12 orang. Selain itu ada bidang Pendidikan dan pelatihan dengan melibatkan 4 orang terdiri Sekretaris Badiklit ketua, Kepala Pusdilkat Kessos sekretaris, kepala Bagian Program dan Informasi pada Kekretariat Badiklit dan Kepala Bidang Diklat TKSM pada Pusdiklat Kessos sebagai anggota. Bidang Penyiapan dan Pemantau Panti Sosial Masyarakat melibatkan 4 orang terdiri dari Sekretaris Ditjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial ketua, kepala Bagian Umum Sekretariat Ditjen Pelayanan dan Rehabilitasi 3 9 Sosial sekretaris, Kabag Program dan Informasi dan Kasubbag Tata Usaha pada sekretariat Ditjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial sebagai anggota. Kepala Biro Perencanaan sebagai kepala Bidang Perencanaan dan Kepala Bagian Penyusunan Program Perencanaan Program dan Anggaran sebagai anggota serta Inspektur IV Bidang Penunjang dan Investigasi sebagai ketua merangkap Anggota Bidang Pengawasan dan Pengendalian. Selain tim pembina, juga terdapat Tim Asistensi Sakti Peksos Angkatan I tahun 2009 yang diatur melalui SK Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian dengan melibatkan sebanyak 18 orang mulai dari Kepala hingga staf Biro Orpeg. Pelaksanaan pembinaan dan asistensi berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara dengan para informan diuraikan sebagai berikut: a. Bila dikaitkan dengan jumlah Sakti Peksos angkatan I sebanyak 100 orang dengan jumlah tim pembina sebanyak 27 orang, maka rasio perbandingannya 1: 4. sedangkan tim asistensi 1:6, artinya seorang asisten melaksanakan asistensi terhadap 6 orang sakti peksos b. Tim pembinaan sebagaimana diatur dalam SK Mensos, lebih banyak mengatur pada tahap persiapan sejak rekruitmen, pendidikan dan pelatihan serta penyiapan dan pemantauan panti sosiallembaga pelayanan sosial. Sedangkan pelaksanaan tugas-tugas Sakti Peksos dilakukan melalui supervisi, penilaian kerja dan penegakkan disiplin Sakti Peksos. c. Tim pembina belum memiliki standart penilaian kerja terhadap pelaksanaan tugas Sakti Peksos. Sejauh ini Sakti peksos yang telah melaksanakan tugasnya sejak Juli 2009, belum diperoleh data tentang kinerja dan potensi yang dapat dijadikan dasar pengembangan Sakti Peksos sebagaimana diatur dalam panduan kerja pada halaman 20. d. Sesuai dengan SK Biro Orpeg, tugas Tim Asistensi antara lain memberikan bimbingan teknis manajerial terhadap Sakti Peksos jika menemui hambatan, dan sebagai pembimbing dalam membuat pelaporan kegiatan yang dikerjakan panti. Bagaimana tim ini 4 0 melaksanakan tugasnya, sementara tim asistensi berkedudukan di Jakarta sedangkan para Sakti Peksos berada di daerah. Meskipun bisa saja dilakukan melalui email, namun tidak langsung bisa dilayani mengingat tingkat kesibukan mereka e. Bila mengalami masalah, para Sakti peksos bisa menyampaikannya baik langsung maupun melalui email. Namun mereka mengeluh soal lambatnya penyelesaian masalah, Sakti Peksos tidak mengetahui kepada siapa lagi mereka harus mengadukannya berkonsultasi ? Mereka juga tidak diberikan petunjuk tentang keharusan melapor ke Instansi Sosial provinsi maupun kabupatenkota pada saat penempatan. Dinas Sosial daerah menganggap Sakti Peksos tidak pernah melapor dan berkoordinasi. Sebaliknya Sakti Peksos juga beralasan “tidak ada petunjuk dan perintah dari Kementerian Sosial untuk melapor dan berkoordinasi dengan Instansi Sosial Daerah”. Sakti Peksos hanya diwajibkan melapor ke Pusat untuk mendapatkan honor. f. Para Sakti Peksos juga telah berusaha membuat laporan sesuai dengan pedoman, yang dilengkapi dengan saran dan harapan. Mereka menganggap laporan ini hanya merupakan formalitas untuk mendapatkan honor bulanan, karena merasa tidak ada tindak lanjut dari isi laporan ini. g. Sesuai dengan tugasnya, bidang pengadaan dan pengembangan mempunyai tugas dan tanggung jawab mengadakan supervisi, penilaian kinerja dan penegakan disiplin Sakti Peksos. Pelaksanaan supervisi telah dilaksanakan, namun hingga penelitian ini belum diperoleh laporan hasil supervisi. 4 1

A. GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL 1. Panti Asuhan Muslimin Jakarta