Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung

5 1 c. Memberikan perlindungan terhadap anak dari diskriminasi; tindakan kekerasan; situasi darurat bencana alam dan sosial, situasi berhadapan dengan hukum; eksploitasi secara ekonomiseksual;penculikan dan perdagangan; dan perlakuan salah serta penelantaran. d. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan minat dan bakat. Sarana yang dimiliki oleh PSAA Yapita Al Muslimun adalah dua unit gedung asrama putra dan putri, satu unit kantor Yayasan. Asrama putra terdiri dari 3 lantai dan asrama putri 2 lantai. Saat ini sedang dibangun gedung tambahan untuk asrama anak asuh dan gedung pertemuan. Susunan pengurus PSAA Yapita terdiri dari Ketua Yayasan, Pembina, Kepala PSAA Yapita, Sekretaris, Bendahara, Seksi pendidikan yang terdiri dari pendidikan umum dan pendidikan agama, Seksi Peralatan, Seksi Rumah Tangga yang terdiri dari sie Konsumsi dan Pengasuh. Jumlah pengasuh sebanyak 6 orang. Saat ini jumlah klien sebanyak 60 orang, terdiri dari Anak yatim piatu 3 orang, yatim 30 orang, dhuafa 24 orang, dan keluarga pengasuh 3 orang. Tingkat pendidikan klien mulai dari TK 2 orang, sekolah dasar 13 orang, SLPMTS 20 orang, SLTAMAN 23 orang perguruan tinggi 2 orang Pelayanan yang diberikan panti terhadap klien meliputi pengasramaan, permakanan, pemeliharaan kesehatan, kebugaran, kerohanian, hiburan dan rekreasi, bimbingan keterampilan, bimbingan dan konsulltasi psiko sosial, pendidikan.

7. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung

PSTW Budi Pertiwi didirikan pada tahun 1948 oleh Perkumpulan Budi Istri. Perkumpulan Budi istri yang pada saat itu memiliki motto: silih asah, silih asih dan silih asuh antara sesama anggotanya. Kegiatan yang dilaksanakan saat itu adalah: a. Menengok pemuda-pemuda yang ditahan oleh kolonial Belanda di Kebun Waru 5 2 b. Mengumpulkan obat-obatan untuk dikirim kepada tentara di garis depan. c. Bekerjasama dengan PMI mendirikan dapur umum untuk memberi makan kepada rakyat yang kelapran. Dalam waktu yang bersamaan banyak nenek jompo bergelandangan, tidak mempunyai tempat tinggal dan tanpa keluarga ditinggal suami dan anak-anaknya karena revolusi. Perkumpulan Budi Istri sangat menaruh perhatian terhadap keadaan tersebut, maka pada tanggal 19 November 1948 Budi Istri mendirikan Panti Jompo. Melalui kerjasama dengan PMI, Budi Istri merawat 30 orang nenek-nenek jompo, ditempatkan disebuah rumah kosong di jalan Lengkong Besar Bandung, yang ditinggalkan pemilikinya mengungsi. Karena rumah tersebut diminta kembali oleh pemiliknya, pengurus Budi Istri menghadap Menteri Sosial untuk meminta bantuan gedung, agar pelayanan terhadap nenek jompo tetap berlanjut. Pada tahun 1950 Departemen Sosial membangun gedung permanen diatas tanah seluas 1900 M 2 berkapasitas 45 orang yang terletak di jalan Sancang No. 2 Bandung. Semua nenek jompo dipindahkan ke gedung baru. Pada bulan Juli 1958 Presiden pertama Republik Indonesia Ir, Soekarno hadir di Panti Jompo sekaligus memberi nama Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi. PSTW Budi Pertiwi melaksanakan pelayanan terhadap para Jompo atas dasar hukum : a. Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Nomor : 062106PRKS982005. b. Surat Keterangan Terdaftar Dinas Sosial Kota Bandung No. 062584- Dinsos c. Akte Notaris Gina Koswara, SH, Nomor: 23 Tanggal 14 Juni 2006 d. Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor : 40HUKKEPX1980 Visi yang dibangun PSTW Budi Pertiwi dalam melaksanakan pelayanannya adalah Lansia yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, sehat jasmani dan rohani bahagia dan sejahtera. Sedangkan missinya adalah dengan penuh kasih sayang mengantarkan dan membimbing para lansia menuju Khusnul Khotimah. 5 3 Kepengurusan PSTW Budi Pertiwi terdiri dari: pelindung, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara I, dan bendahara II. Dilengkapi dengan staf dan petugas lapangan yang disesuaikan dengan keperluannya yaitu administrasi, bagian kerohanian, bagian olahraga, kesehatan, pendamping lansia, juru masak, sopir dan tukang kebun. Sedangkan tingkat pendidikan pengurus dan tenaga kerja cukup bervariasi yakni S1 4 orang, SMA 6 orang dan SD 6 orang. Sumber dana untuk operasional panti berasal berbagai kalangan baik dari pemerintah maupun masyarakat, yakni: a. Subsidi Departemen Sosial melalui Dinas Sosial Prov. Jawa Barat dan Dinas Sosial Kota Bandung. b. Pemerintah Daerah Kota Bandung dan Prov. Jawa Barat. c. Yayasan Dharmais d. Donatur Tetap e. Masyarakatbadan-badan secara insidentil f. Usaha pengurus sendiri melalui progran UEP. dll Bila dipresentase maka sumber dana untuk memenuhi kebutuhan operasional panti berasal: dari pemerintah 10, masyarakat 70, Usaha pengurus berupa UEP dll 5, cadangan 10 , dan lain-lain 5. Fasilitas yang dimiliki panti terdiri dari 20 unit kamar tidur, 6 unit kamar mandi, satu unit mushalla, satu unit ruang serbaguna aula, satu unit ruang pengajiankerajinan, satu unit ruang klinik, satu unit kamar jenazah, satu unit dapur umum dan satu unit perkantoran. Syarat-syarat calon klien diterima di PSTW Budi Pertiwi adalah wanita berusia minimal 60 tahun, muslim, sehat jasmani dan rohani, masih mandiri bisa mengurus diri sendiri, tidak mempunyai penyakit yang menular dengan bukti surat keterangan dokter, melengkapi persyaratan administrai berupa keterangan dari RtRw dan kelurahan, mengisi formulir yang disediakan oleh panti, mau mengikuti dan mentaati peraturan dan tata cara kehidupan yang dilaksanakan di PSTW Budi Pertiwi. 5 4 Pelayanan yang diberikan di panti adalah pelayanan dan pemberian makan,bimbingan keagamaan, pelayanan kesehatan, pelayanan olahraga, keterampilankeahlian, kesenianhiburan, pelayanan terminasi. Jumlah klien saat ini 35 orang, berusia 61 tahun hingga 100 tahun, dengan rincian sebagai mana tabel berikut :

8. Panti Sosial Asuhan Anak Bayi Sehat Bandung