Tahap implementasi Tahap Evaluasi

3 0

g. Membangun Dukungan dan Legitimasi Publik: Tugas pada tahap

ini adalah menginformasikan kembali rencana kebijakan yang telah disempurnakan. Selanjutnya melibatkan berbagai pihak yang relevan dengan kebijakan, melakukan lobi, negosiasi dan koalisi dengan berbagai kelompok-kelompok masyarakat agar tercapai konsensus dan kesepakatan mengenai kebijakan sosial yang diterapkan. Terkait dengan hal ini, peneliti tidak menemukan pelaksanaan tahapan ini.

2. Tahap implementasi

a. Implementasi diawali dengan pertemuan Kementerian Sosial dengan panti-panti sosial sebagai pengguna Sakti Peksos dan tenaga Sakti peksos di Hotel Grand pasundan Bandung. dalam pertemuan ini Kementerian Sosial menyerahkan tenaga sakti peksos ke pimpinan panti-panti sosial. b. Sebelum melaksanakan tugasnya Sakti Peksos membuat kontrak kerja tertulis dengan Biro Organisasi dan Kepegawaian. Tidak ada MoU tertulis antara Kementerian Sosial dengan pihak panti Sosial.

3. Tahap Evaluasi

Evaluasi dan Tindak Lanjut: Evaluasi dilakukan baik terhadap proses maupun hasil implementasi kebijakan. Evaluasi proses dilaksanakan melalui Supervisi Kinerja Satuan Bhakti Pekerja Sosial tahun 2010. Supervisi dilaksanakan di 10 provinsi dimana Sakti Peksos bertugas, bertujuan diperolehnya bahan dan acuan dalam rangka pengembangan pemetaan dan pembinaan Pekerja Sosial Non aparatur. Dalam panduan instrumen Supervisi dijelaskan bahwa metode kegiatan dilakukan melalui FGD dan wawancara baik dengan kepala panti maupun Sakti peksos meliputi: 1 gambaran umum lembagaPanti Sosial tempat Sakti Peksos mengabdi; 2 data PMKS dan 3 kinerja Sakti Peksos. Hasil penelitian menunjukkan: a. Dalam panduan tidak dijelaskan siapa yang menjadi sasaran supervisi, apakah sakti peksos tahun 2009 atau 2010. b. Tidak ada panduan FGD dan tidak dijelaskan siapa saja yang menjadi pesertanya. c. Sebagian besar kepala panti dan sakti peksos menyatakan bahwa 3 1 pengisian instrumen dilakukan oleh sakti peksos. Pengisian instrumen bisa dilakukan bila teknik pengumpulan data dilakukan survei. Sementara dalam panduan digunakan teknik wawancara. d. Dalam panduan instrumen juga tidak dijelaskan bagaimana mengukur kinerja sakti peksos Hingga penelitian ini, laporan supervisi masih dalam proses penyelesaian. Sedangkan evaluasi hasil implementasi belum dilaksanakan karena pelaksanaan kegiatan Sakti peksos masih berlangsung. Pelaksanaan kegiatan dirasakan oleh Sakti Peksos masih mengalami kendala seperti belum intensifnya pembinaan, dan kurang jelasnya mekanisme pembinaan. Secara teknis selama ini bila ada kesulitan mereka lebih banyak berdikusi dengan Pusdiklat secara informal, terutama Sakti Peksos yang bertugas di DKI Jakarta.

B. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SAKTI PEKSOS 1. Proses Rekruitmen

Informasi tentang penerimaan Sakti Peksos oleh Departemen Sosial disosialisasikan melalui www.Depsos.go.id. Melalui informasi ini para alumni STKS dan perguruan tinggi lainnya kemudian mendaftarkan diri secara online. sedangkan persyaratan seperti foto copy ijazah Diploma IV Sarjana pekerjaan Sosial Kesejahteraan Sosial dan Transkrip Nilai yang telah dilegalisir, Bebas dari narkotika dan zat adiktif lain, surat keterangan dari dokter pemerintah dan kelengkapan lainnya dikirim langsung atau diantar ke Biro Organisasi dan Kepegawaian. Selanjutnya peserta mengikuti seluruh tahapan seleksi yang meliputi seleksi administrasi dan ujian tertulis. Test tertulis ini oleh informan Sakti Peksos dianggap cukup sulit melebihi test sebagai PNS. Belum diperoleh informasi tertulis dari perguruan tinggi mana saja dan berapa orang yang mengajukan lamaran. Menurut informasi dari Biro Organisasi dan Kepegawaian, mayoritas pelamar adalah lulusan STKS Bandung. Hal ini menyulitkan panitia karena hampir semua lulusan STKS