140
3. Sakti Peksos di Panti Sosial Asuhan Anak Ummu Aiman
Sakti Peksos yang bertugas di Panti ini adalah seorang perempuan, menikah, kelahiran Ujung Pandang, 8 Maret 1984, sarjana
kesejahteraan sosial lulusan Universitas Hasanuddin, Makassar. Perlu dicatat bahwa hingga pada bulan maret 2010, di Panti ini terdapat dua
orang Sakti Peksos, namun sejak maret peksos lainnya sudah mengundurkan diri karena diangkat menjadi CPNS di lingkungan
Kementerian Sosial. a. Tahap Orientasi
Berdasarkan wawancara dengan pengelola panti, Ahmad Raihan, dan laporan yang disusun serta FGD tampak bahwa Sakti
Peksos di Panti ini, telah berhasil dengan baik melaksanakan tugas orientasi di panti ini. Dia tidak hanya memahami struktur dan
mengenal personalia Panti tetapi bisa membangun hubungan kerja yang baik dengan seluruh komponen panti.
Melalui wawancara diketahui bahwa yang bersangkutan sudah memahami apa dan bagaimana panti tersebut. Laporan yang dibuat
telah memuat informasi yang diharapkan, seperti: sejarah, visi, missi, tujuan, kegiatan, struktur organisasi, sarana dan prasarana dan
legalitas organiasi. Perlu dicatat bahwa Astuti tidak mengikuti diklat persiapan sebelum penempatan, karena yang bersangkutan
merupakan pengganti peksos yang sebelumnya telah direkrut dan kemudian mengundurkan diri.
b. Tahap Asesmen Melalui wawancara diketahui bahwa Sakti Peksos menyadari
bahwa pada tahap ini dia bertugas untuk memahami dan mengungkap masalah yang ada di Panti, baik yang berhubungan
dengan pelayanan maupun manajemen panti, untuk kemudian dicari jalan keluarnya. Untuk maksud tersebut dia melakukan wawancara
dengan pengelola panti, karyawan,klien dan melakukan observasi.
141
Menurut Sakti Peksos, Panti ini relatif sudah baik dalam aspek manajemen SDM, organisasi, pelayanan, maupun dalam aspek
penunjang. 1 Tentang Manajemen SDM pelayanan, dalam wawancara Astuti
mengatakan: “secara umum sudah bagus dan terorganisir karena panti asuhan ini milik organisasi kemasyarakatan”. Dalam
laporannya, bulan Agustus 2009, dia menggambarkan personil pegawai, budaya kerja dan sistem penggajian. Khusus tentang
personil dia memuat daftar nama, status dan pendidikan. Tentang budaya kerja dikemukakan: “sangat mengedepankan rasa
kekeluargaan, kerjasama, perasaan saling memiliki antar individu dan kepekaan sosial yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar klien penerima manfaat adalah dari suku atau budaya yang sama dengan para penguruspegawai panti, bahkan
ada beberapa yang memang berasal dari keluarga pengurus atau pegawai panti itu sendiri”.
Persoalannya adalah yang bersangkutan tidak atau belum memberi penafsiran, apa makna data tersebut dalam kaitan
dengan pelayanan. Apakah dengan SDM, sistem pengganjian dan budaya kerja demikian pelayanan panti terhadap kliennya
sudah efektif atau belum. Sakti Peksos sebagai tenaga profesional semestinya sampai pada memberi makna atas
informasi yang dikemukakan. Data yang ditemukan harus diberi makna dari perspektif pekerjaan sosial. Hal tersebut belum
dilakukan oleh peksos ini. Ini mencerminkan bahwa yang bersangkutan masih belum cukup matang secara profesional.
2 Tentang aspek Pelayanan yang diberikan kepada klien Astuti mengatakan: “sudah terorganisasi dengan rapi, pemenuhan
kebutuhan klien selalu diberikan tepat waktu”. Peneliti dapat sepakat dengan penilaian seperti ini berdasarkan informasi yang
diperoleh dari Pengurus, maupun memperhatikan lingkungan panti yang tampak tertata baik.
142
3 Tentang aspek Penunjang, peksos ini mengatakan: “lumayan, cukup, meskipun masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi,
misalnya fasilitas olah raga”. Sayang copy laporan tertulis yang memuat hasil asesmen tentang hal ini tidak diserahkan kepada
peneliti, sehingga tidak ada rincian lebih lanjut tentang aspek penunjang. Oleh karena itu kurang jelas yang dimaksud lumayan
cukup tersebut seperti apa. c. Tahap Penyusunan dan Pembahasan Rencana Kerja
Sakti Peksos berhasil menyusun rencana kerja. Rencana kerjanya disusun dalam bentuk tabel dengan lima kolom, masing-
masing memuat nomor urut, nama kegiatan, sasaran , tujuan dan waktu pelaksanaan. Kolom ketiga memuat sasaran, kolom keempat
memuat tujuan dan kolom kelima memuat waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan. Rencana kerja mereka meliputi 19 poin
kegiatan, yaitu: a perbaikan struktur organisasi
b membuat daftar nama anak asuh c membuat daftar pengurus
d menyusun daftar piket e Daftar tata kerja Pengurus
f Pembenahan Data Base Anak g Pengasramaan anak asuh pada PA. Ummu Aiman II
h Melaksanakan Senam serta kerja bakti setiap hari Minggu i Mengajarkan melatih Pidato, Ceramah, MC
j Berkunjung Ke Tempat-tempat wisata yang mudah dijangkau, k Bimbingan keterampilan Membuat Kue
l Bimbingan Keterampilan Menjahit, m Bimbingan Keterampilan Komputer
n Bimbingan dan Konsultasi Sosial o Menjalin kerja sama dengan Kedokteran Unhas
p Mejalin kerja sama dengan Usaha penjahitan Taylor
143
q Menjalin kerja sama dengan Industri, Perusahaan atau instansi lain yang terjangkau
Enam poin pertama difokuskan pada aspek Organisasi, dan poin ke-7 sampai 17 fokus pada aspek Pelayanan dan Penunjang.
Menurut hasil wawancara rencana kerja disusun berdasarkan hasil asesmen dan dengan persetujuan kepala panti, kelemahan
rencana kerja: a Rencana kerja meliputi terlalu banyak kegiatan
b Nama kegiatan tidak jelas, multi tapsir c Sasaran tidak jelas
d Tujuan tidak jelas e Tidak jelas konsistensinya dengan hasil asesmen. Hampir
seluruh rencana kegiatan yang tidak ditemukan landasannya pada asesmen. Contohnya: perbaikan struktur organisasi,
membuat daftar nama anak asuh, membuat daftar pengurus. Pada hasil asesmen tidak muncul pernyataan bahwa ketiga hal
tersebut belum ada atau perlu diganti atau perlu diperbaiki. f Sejumlah rencana kerja yang disusun tampak sudah berada
diluar kewenangan atau kapasitas peksos. Contohnya: Bimbingan keterampilan Membuat Kue, Bimbingan Keterampilan
Menjahit, Bimbingan Keterampilan Komputer. Kelemahan-kelemahan ini mencerminkan kelemahan Peksos
itu sendiri sebagai tenaga pekerja sosial profesional. d. Tahap Pelaksanaan Rencana Kerja
Menurut peksos, tidak semua rencana kerja yang telah disusun dapat dilaksanakan. Seperti disebutkan dalam laporan, hingga bulan
maret 2010 yang bersangkutan telah melaksanakan: 1 Pengasramaan anak asuh pada PA. Ummu Aiman II
2 Melaksanakan senam serta kerja bakti setiap hari minggu 3 Pembuatanperbaikan struktrur organisasi
4 Membuat daftar pengurus dan pengelolah
144
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan sesungguhnya belum mencerminkan kapasitas peksos sebagai pekerja sosial profesional.
Dengan kinerja seperti ini, sulit diharapkan penempatan Sakti Peksos di panti dapat meningkatkan secara signifikan kualitas pelayanan
panti. Pekerja sosial yang ditempatkan tampaknya belum mampu mewarnai pelayanan dan organisasi panti sehingga berubah dari
panti tradisional menjadi panti sosial yang modern dan dilaksanakan secara profesional. Menurut yang bersangkutan kendala yang
dihadapi adalah biaya dan waktu.
4. Sakti Peksos di Panti Asuhan Fahmi, Makasar