Pelatihan Penempatan IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SAKTI PEKSOS 1. Proses Rekruitmen

3 2 mengajukan permohonan untuk ditempatkan di wilayah Jawa Barat. Penempatan tenaga Sakti Peksos ini disesuaikan dengan tempat tinggal mereka. Untuk angkatan I tahun 2009 ini Departemen Sosial merekrut 100 orang terbanyak dari lulusan STKS Bandung. Para pelamar ini nantinya akan diangkat sebagai tenaga Satuan Bakti Pekerja Sosial Sakti Peksos yang ditempatkan pada panti-panti sosial swasta yang tersebar diseluruh Indonesia, dengan tujuan membantu panti sosial dalam melakukan tugas-tugas administrasi dan peningkatan Organisasi Sosial, serta bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada para klien.

2. Pelatihan

Sebelum ditugaskan ke Panti Sosial, pada tanggal 6 Juli 2009, para Sakti Peksos menjalani pengukuhan di Hotel Grand Pasundan Bandung oleh Seketaris Jenderal Depsos RI. Selanjutnya para sakti peksos yang berjumlah 100 orang ini mengikuti Diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Depsos di Margaguna Jakarta Selatan selama 8 hari atau 90 jamlat. Materi diklat ini meliputi: pengantar kesos, jenis-jenis pelayanan sosial, Dinamika Kelompok, asesmen pekerjaan sosial, teori dan praktek Pekerjaan Sosial, outbond. Kegiatan Diklat ini diakhiri dengan praktek lapangan di panti sosial milik pemerintah. Diharapkan para pekerja sosial yang telah mengikuti Diklat ini dapat menunjukkan profesionalisme dalam bekerja dengan memberikan pelayanan yang terbaik berdasarkan Etika profesi Pekerjaan Sosial yang menjungjung tinggi harkat dan martabat. Beberapa pendapat informan Sakti Peksos tentang pelaksanaan Diklat: a. Cukup bermanfaat, meskipun banyak teori dibanding praktek b. Materi yang disampaikan masih bersifat umum c. Praktek lapangan tidak tepat karena settingnya di panti sosial pemerintah, sedangkan pelaksanaan tugas sakti peksos di panti sosial swasta d. Para pengajar hanya dari widyaiswara yang kurang berpengalaman 3 3 dalam praktek pekerjaan sosial, mengapa tidak ada pengajar yang berasal dari praktisi?

3. Penempatan

Penempatan Sakti Peksos di panti-panti sosial milik masyarakat menurut kepala-kepala pantiyayasan, diawali dengan pemanggilan langsung terhadap kepala-kepala panti sosial swasta di Hotel Grand Pasundan Bandung pada tanggal 6 Juli 2009. Acara ini bersamaan dengan pengukuhan 100 orang peserta Satuan Bakti Pekerja Sosial Sakti Peksos oleh Seketaris Jenderal Depsos RI. Pada kesempatan tersebut diberitahukan bahwa di panti mereka ditempatkan satu atau dua orang peserta Sakti Peksos. Kepala Panti sosial tidak mengetahui atas dasar apa mereka dipanggil dan diberikan tenaga Sakti Peksos. karena tidak ada seleksi dan pemberitahuan sebelumnya. Namun ada panti yang memperkirakan bahwa penempatan Sakti Peksos mungkin karena pantinya mendapat bantuan subsidi panti. Keterbatasan jumlah dan lokasi tempat tinggal Sakti peksos mengakibatkan penyebaran tenaga Sakti Peksos tidak merata. Sesuai data yang ada, Jawa Barat merupakan wilayah terbanyak jumlah sakti peksosnya. Hal ini cukup beralasan, karena pelamar terbanyak adalah lulusan STKS Bandung yang tinggal di Jawa Barat. Penjelasan tentang tugas-tugas Sakti Peksos selama di panti diberikan secara lisan, tidak ada penjelasan tertulis tentang tugas dan kewenangan kepala panti terhadap sakti peksos. Departemen Sosial menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan panti untuk memberikan tugas-tugas Sakti Peksos selama di panti asuhan Dalam melaksanakan tugasnya Sakti Peksos diberikan panduan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Namun buku panduan ini menurut sebagian besar Sakti peksos sulit diimplemantasikan di lapangan. Kurangnya pembinaan dan kondisi sebagian besar panti yang masih sulit menerima perubahan merupakan hambatan dalam penerapkan metode dan teknik pekerjaan sosial. Perlu proses panjang dan komitmen para pengelola panti dalam meningkatkan profesionalisasi pelayanan kepada klien. 3 4 Berkaitan dengan penempatan tenaga Sakti Peksos ini, beberapa pertanyaan dan pernyataan yang terungkap dalam Forum Pembahasan Hasil Sementara Penelitian di daerah yang dihadiri oleh Instansi Sosial provinsi dan kotakabupaten serta pengurus Forum Panti-Panti Asuhan antara lain: a. Mengapa tidak ada studi kelayakan tentang kebutuhan Panti Sosial terhadap tenaga Sakti Peksos, sebetulnya bukan hanya panti sosial swasta yang membutuhkannya, tetapi organisasi sosial termasuk Dinas Sosial juga membutuhkan Sakti Peksos b. Ada anggapan kepala-kepala panti bahwa program Sakti Peksos merupakan proyek nasional, yang seharusnya ada seleksi terhadap panti-panti sosial. Ada seorang kepala Panti pada awalnya sempat menolak kehadiran Sakti Peksos, karena diperkirakan akan merusak “tatanan panti” namun akhirnya mau menerima karena takut subsidi panti akan dihentikan c. Instansi Sosial Provinsi dan Kabupatenkota tidak mengetahui Penempatan Sakti Peksos di daerah. Instansi ini juga tidak mempunyai kewenangan untuk membina mereka bila ada kesulitan di lapangan. Mereka manganggap bahwa atasan Sakti Peksos adalah Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian Sosial. Mereka mempertanyakan siapa yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk pembinaan Sakti peksos bila mereka mengalami kesulitan di lapangan d. Laporan kegiatan Sakti Peksos langsung ditujukan ke Kementerian Sosial, mengapa tidak ada tembusan ke Dinas Sosial provinsi dan kota kabupaten? Mengenai penempatan Sakti Peksos ini, sebagian kepala panti menyatakan kurang sesuai dengan kebutuhan panti, misalnya yang dibutuhkan Sakti Peksos pria namun yang ditempatkan adalah wanita. Mengapa ada panti yang mengusulkan Tenaga Sakti Peksos tidak diberikan, sementara yang tidak mengusulkan malah diberikan. Atas dasar apa penempatan Sakti Peksos di panti-panti sosial. Menurut Biro Orpeg dan 3 5 Ditjen Yanrehsos, penempatan Sakti peksos memang banyak yang tidak sesuai dengan harapan panti. Hal ini dilakukan karena jumlah dan kualifikasi Sakti Peksos yang terseleksi tidak sesuai dengan harapan panti. Idealnya para sakti peksos ini bisa tinggal di dalam panti sehingga bisa bekerja dengan maksimal. Namun tidak semua panti dapat menyediakan tempat tinggal, sebaliknya tidak semua sakti peksos bersedia tinggal di dalam panti karena berbagai alasan. Sebelum penempatan, para Sakti Peksos ini mendapat pengarahan- pengarahan dan menandatangani kontrak tertulis dengan Biro Organisasi dan Kepegawaian. Kontrak ini berisi tentang hak dan kewajiban yang diterima dan diperpanjang setiap tahun. Mereka diberikan SK penempatan oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian dan telah melaksanakan tugas sejak Juli 2009. Beberapa informasi terkait dengan penempatan Sakti Peksos: a. Ada panti sosial yang menolak kehadiran Sakti Peksos karena perbedaan agama dengan visi dan misi panti asuhan. Masalah ini sempat dikomunikasikan dengan Biro Organisasi dan Kepagawaian Departemen Sosial. b. Menurut para Sakti Peksos, tidak ada kewajiban mereka untuk melapor ke Instansi Sosial provinsi dan kabupatenkota. Hal ini mengakibatkan tidak ada pembinaan di daerah bila mereka mengalami kesulitan. Menghadapi berbagai masalah selama menjalankan tugas para Sakti Peksos berinisiatif dengan berbagai cara, antara lain: a. Di Makasar, para sakti peksos mengadakan pertemuan bulanan di panti asuhan di mana mereka bertugas. Mereka juga melakukan komunikasi dengan Dinas Sosial Kota Makasar. b. Di Bandung para Sakti Peksos membentuk Forum Komunikasi Sakti Peksos lengkap dengan pengurusnya c. Di DKI Jakarta, ada seorang kepala Panti yang cukup peduli dengan para Sakti Peksos dengan memfasilitasi pertemuan rutin. Kepala panti ini juga siap membantu para Sakti Peksos yang mengalami kesulitan, terutama menyalurkan mereka yang tidak diterima sebagai PNS atau habis masa kontraknya tetapi masih ingin mengabdikan diri di panti- panti asuhan swasta. 3 6

4. Hak dan Kewajiban