Kedai Kopi Sebagai Lifestyle

Batak Toba, Mandailing , Padang , hingga Aceh , pekerjaan mulai dari Tim Sukses Caleg , PNS , Buruh Bangunan hingga Supir Angkutan duduk bersama. Bahkan tidak ada batasan kapan mereka berkunjung, seperti jam - jam supir angkutan boleh duduk atau jam berapa saja para pekerja kantoran untuk duduk di kedai kopi, semua bebas berekspresi.

4.2. Kedai Kopi Sebagai Lifestyle

Kedai kopi sebagai lifestyle gaya hidup terkait dengan makna yang pengujung kedai kopi rasakan ketika mereka ada di kedai kopi. Ada perasaan bangga dengan berada pada suasana kedai kopi, sehingga ketika sehari saja tidak berkunjung ke kedai kopi ada satu saja yang kurang. Atau dengan kata lain berada di kedai kopi adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Sehingga anggapan kedai kopi sebagai rumah kedua melekat bagi para pelanggannya . Chaney mengutarakan pada bukunya Lifestyle bahwa cara hidup pada bentuk-bentuk sosio-stuktural seperti pekerjaan, gender, lokalitas, etnisitas dan umurpun bisa masuk dalam kategori ini dan faktor-faktor tadi membentuk identifikasi baru gaya hidup atau cara-cara berperilaku yang berkaitan dengan ekspektasi-ekspektasi konvensional yang kemudian membentuk pola-pola baru pilihan melalui cara-cara pola cita rasa yang membentuk dan menyokong hierarki hak-hak istimewa dan status. Dengan kata lain dari pendapat Chaney, kedai kopi dengan khasnya dapat menjadi sebuah lifestyle. Sebuah gaya hidup yang menawarkan keterbukaan bagi para pengunjungnya. Hal ini justru menjadi khasnya kedai kopi. Keterbukaan ketika ngobrol di kedai kopi itu yang barangkali jadi gaya atau khasnya orang yang duduk di Universitas Sumatera Utara kedai kopi. Obrolan kritis, tawa yang terbahak - bahak bahkan emosi yang kadang meluap - luap jadi pemandangan yang biasa. Inilah gaya kedai kopi, realitas jaman sekarang. Budaya tubuh atau budaya cita rasa yang merupakan ciri gaya hidup posmodern dapat diamati dari sudut pandang penampakan luar surfaces. Warna dan gaya rambut, cara berpakaian, kendaraan yang dipakai atau makanan yang dikonsumsi dapat mengidentifikasikan seseorang dengan suatu ikon budaya cita rasa tertentu. Kopi merupakan produk yang dapat dinikmati hanya oleh sebagian orang, dan sebagian orang tersebut dapat diidentifikasikan sebagai kelompok sosial atas. Keberadaan kedai kopi beserta perangkat fasilitasnya, baik desain ruang dan desain perangkat makan minumnya, memfasilitasi gaya hidup kelas sosial tertentu di masyarakat. Bagan IV. Bentuk Kenyamanan Dari Fasilitas Kedai Kopi Menyebabkan Gaya Hidup David Chaney dalam bukunya yang berjudul “Life Style ‟ menerangkan gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Penggunaan fasilitas secara fisik berbeda ini memberikan efek, Kedai Kopi Fasilitas Gaya Hidup Universitas Sumatera Utara pengguna kedai kopi tradisional dapat diidentifikasi dari surfacesnya terutama perilaku dan penampilannya. Identifikasi pengguna kedai kopi terlihat dari prilaku yang terbuka ketika berbicara tentang politik namun sedikit tertutup ketika mereka berbicara tentang masalah keuangan atau masalah pribadi. Terkadang mereka sedikit berhati - hati mengutarakan komentar apabila ada orang baru yang sesekali datang. Agar tidak salah berbicara sekaligus melihat perangai orang tersebut. Gampang saja mengidentifikasi orang yang menjadikan kedai kopi sebagai bagian gaya hidup mereka. Mereka adalah orang - orang yang paling suka berkombur,ngobrol kesana kemari sambil meyeruput kopi. Tapi kadang - kadang hati - hati kalau ngomong sama orang yang belum begitu dikenal. Mereka membaca - baca perangai mereka agar tidak salah tangkap. Biasanya mereka lebih banyak diam sampai orang baru itu membuka obrolan atau sekedar menyapa atau senyum. Saat itulah obrolan basa basi keluar. Hal ini menyebabkan kedai kopi “Girik” yang notabene menawarkan harga yang masih terjangkau cukup banyak diminati, terutama bagi masyarakat yang ingin menikmati minuman dengan harga yang lebih terjangkau.. Gaya hidup muncul dalam berbagai bentuk produksi manusia serta mempengaruhi pola ekonomi, membentuk bisnis baru. Bagan V . Gaya Hidup di Kedai Kopi Mencerminkan Pola Ekonominya Kedai Kopi Gaya Hidup Pola Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4.3. Kedai Kopi Sebagai Pusat Informasi