Obrolan Tentang Ekonomi Kedai Kopi ( Studi Etnografis Aktifitas dan Peran Perumnas Simalingkar Kota Medan )

Pak Thalim 46 tahun masih belum ada robinhood sejati di negeri ini.. Kak Girik 38 tahun semua abal abal Obrolan obrolan tentang politik ini selalu panjang dan menarik, saling medukung dan bantah sudah menjadi pemandangan yang biasa dalam obrolan. Dengan demikian obrolan tentang politik menjadi topik yang selau menjadi menu utama terutama saat - saat ada isu yang tengah membesar ataupun mendekat masa masa pemilhan umum. Politik di negeri ini ibarat “sandal” bisa kotor bisa juga bersih , tergantung dari pribadinya masing - masing . Pemberitaan media mau itu elektronik , cetak ataupun online tidak lepas dari masalah politik dinegeri ini . Ibarat ‘sayur tanpa garam’ itu lah yang terjadi di kedai kopi , tanpa perbincangan masalah politik kedai kopi terasa suasana menjadi hambar .

3.3. Obrolan Tentang Ekonomi

Obrolan yang juga cukup hangat dan menarik untuk dibicarakan adalah mengenai ekonomi. Obrolan ini menjadi menarik karena obrolan biasanya langsung mengenai kehidupan bisnis dan pekerjaan mereka. Namun tidak jarang juga pembicaraan membahas tentang ekonomi Negara. Obrolan ini biasanya dimulai dari susahnya mencari uang sampai merembet tentang ekonomi Negara hingga petuah – petuah ekonomi . Segala aspek coba disambung - sambungkan untuk mengekspresikan kesal dan marah. Namun tidak jarang pula ada solusi yang hadir ketika obrolan - obrolan mulai meruncing. Universitas Sumatera Utara Siang itu seperti biasa Girik membuka kedainya. Ia biasa membuka kedai kopinya pada siang hari sekitar jam dua belas siang. Saat itu sopir angkot biasa menghabiskan waktu ngopi sambil mengobrol. Bang Doni 37 tahun masuk ke kedai sambil menyeka keringatnya, dan memesan ekstra joss dingin. Bang Doni membuka obrolan dengan dua temannya yang terlebih dahulu duduk di kedai. Keduanya sedang menyantap indomie goreng sebagai makan siang untuk hari ini yang ia pesan. Huh, panas kali diluar itu bah, malah sepi lagi, pas masa libur anak sekolah gini memang pendapatan agak nurun. Bang Joni 28 tahun menggunkapkan : Mau cemana lagi bang don , kalau gak gini mau makan apa kita, mau tak mau narek jugalah . hahaha Bang Doni, Bang Iwan dan satu orang temannya adalah supir angkutan Mars 61 jurusan Simalingkar – Belawan , mereka biasa menarik angkot dan biasanya istirahat dan singgah di kedai Girik yang salah satu sopir angkot berdekatan rumahnya dengan kedai untuk berbincang bincang dan melepas lelah . Siang itu mereka menghela nafas karena pendapatan yang mulai menurun akibat anak sekolah yang tengah libur. Akan tetapi mereka tidak boleh mengeluh untuk memenuhi kebutuhan mereka masing masing. Tiba tiba teman mereka yang sedari tadi makan mulai berbicara. Cari kerja sekarang udah susah bang, apa lagi orang kayak kita gini. Kita sukuri aja dulu. Adanya rejeki kita itu bang. Aku ada ini bisinis kalau abang abang mau, ya kecil kecilanlah. Teman mereka memberikan tawaran bisnis kepada Bang Doni dan Bang Iwan . Sebuah bisinis yang menarik perhatian keduanya. Para pengunjung yang Universitas Sumatera Utara merupakan sopir angkot tahu bahwa untuk memenuhi kebutuhan mereka tidak akan bisa kalau hanya bekerja sebagai sopir angkot, harus ada jalan lain bagi mereka untuk mendapat tambahan. Bang Iwan mengatakan : Nah, apa pulak idemu itu lek , kau bilanglah sama kami. Mana tahu cocok biar kami ikut. Teman Bang Iwan menjawab: Gini bang, ada orang dekat rumahku yang mau jual rumahnya. Nah tugas kita tawar tawarin sama orang .lumayan itu buat tambah tambah kan. Obrolan - obrolan tentang tawaran bisnis banyak di perbincangkan di kedai kopi. Hal ini tidak hanya tentang penjualan rumah, atau barang - barang transportasi seperti kereta , mobil bahkan alat – alat elektronik dan alat komunikasi seperti handphone dan lainnya . Obrolan juga bercerita tentang kesuksesan seseorang yang berhasil mendapatkan uang banyak. Pergunjingan pun sering terjadi, seperti ibu - ibu yang tengah menggosip para lelaki juga biasa membicarakan orang lain di kedai kopi. Obrolan obrolan di kedai kopi yang berkaitan tentang ekonomi selalu terlihat menarik. Terkadang obrolan tersebut menjadi ajang curhat dan terkadang curhat itu juga memberikan solusi dengan peluang bisnis. Semua muncul dari obrolan ringan di kedai kopi. Tak heran jika ada pengunjung satu dengan pengunjung lainnya sering meminjam uang satu sama lain untuk kebutuhan yang berbeda – beda . Hal ini dilandasi bahwa status ekonomi yang sering nongkrong di kedai kopi kebanyakan rendah . Seperti halnya rokok , di kedai kopi kita bisa merokok dan minum Universitas Sumatera Utara walaupun tidak mengeluarkan uang sepeserpun jika memang tidak punya uang. Karena pergaulan di kedai kopi sangat terbuka dan toleransi sesama pengunjung sangat tinggi apalagi sudah saling kenal . Jadi wajar jika tidak punya uang , tapi masih bisa minum dan merokok . Pengunjung kedai kopi Girik ini memiliki perbedaan dalam hal mata pencaharian seperti Pak Anta 42 merupakan dosen di salah perguruan tinggi swasta yang ada di kota Medan . Beliau merupakan salah satu pelanggan tetap di kedai Girik ini . Ketika tidak lagi mengajar ia akan menghabiskan waktunya di kedai kopi . Obrolan yang sering di angkat oleh Pak Anta ini biasa nya masalah ekonomi karena beliau lebih tertarik membahasnya daripada masalah politik . Pak Anta 42 mengungkapkan : Hidup ini harus punya perhitungan , klo ga kaya ya miskin Jadi harus di utamakan yang di butuhkan dulu baru yang diinginkan . klo yang diinginkan kita harus benar - benar memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang didapat . Bang Pora 43 adalah seorang yang berprofesi sebagai pebisnis kecil – kecilan yang memiliki sifat yang humoris , menambahkan perkataan yang diungkapkan Pak Anta . Betol yang kam bilang tuh pra , udah macam di tivi – tivi Ku tengok ya pra . uda cocok kam jadi motivator itu pra haha.candanya Obrolan tentang ekonomi di kedai ini tidak ada habisnya jika tidak di hentikan dengan kata - kata candaan , karena setiap Pak Anta datang biasanya suka memberikan petuah – petuah tentang masalah ekonomi yang kadang membuat pengunjung kedai merasa bosan . Apa yang di katakan Pak Anta itu benar , tetapi namanya manusia sifatnya berbeda – beda ada yang bisa Universitas Sumatera Utara menerimanya dan juga sebaliknya . Obrolan pun merambat keobrolan lainnya dengan orang – orang yang sama dan ada juga tambahan orang – orang yang baru datang .

3.4. Obrolan Tentang Masalah Pribadi