2.3. Lokasi Kedai Kopi
Lokasi kedai kopi yang dijadikan tempat peneliti berada di Jalan Kopi IV Perumnas Simalingkar Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan
Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara . Lokasi ini tidak jauh dari kota Medan , karena daerah ini merupakan kawasan pemukiman yang padat akan
masyarakat yang majemuk . Jika berangkat dari kampus USU menuju kedai kopi ini hanya membutuhkan waktu 15 menit dari jalan Jamin Ginting Padang Bulan
menuju jalan ke arah Berastagi , ada persimpangan yang biasanya disebut masyarakat setempat yaitu simpang Simalingkar . Dari simpang Simalingkar
menuju jalan kopi hanya sekitar 3 menit . Dibawah ini adalah lokasi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti .
Gambar 2 . Lokasi Kedai Kopi
Universitas Sumatera Utara
2.4. Penjual
Kedai Kopi Girik salah satu dari sekian ribu kedai kopi yang ada di kota Medan. Girik adalah salah satunya yang merupakan penjual dikedai kopi yang
ada di Simalingkar . Girik dan suaminya memiliki ide untuk membuka kedai kopi dan di dukung dengan tempat dimana mereka akan berjualan merupakan tempat
keda kopi yang memiliki pelanggan setia dan sangat ditunggu – tunggu oleh pelanggannya . Apalagi kedai kopi ini sudah lama tidak beroperasi setelah pemilik
lama menutup kedai kopi dengan alasan ingin menghabisi masa tua dengan banyak beristrirahat di rumah .Dan banyak permintaan dari masyarakat khususnya
pelanggan kedai kopi yang merasa kedai kopi menjadi rumah kedua bagi mereka . Girik merupakan etnis karo dan suaminya etnis jawa saling bahu membahu
membuka kedai kopi dari tahun 2005 hingga sekarang , dari hasil penjualan itu Girik dan suaminya dapat menafkahi kedua anaknya yang kini telah mendapatkan
pendidikan formal dengan jenjang sekolah menengah atas SMA dan sekolah dasar SD .
Dengan membuka kedai kopi ini , Girik di hadapi beberapa kendala salah satunya mahalnya harga – harga di pasar membuat ia harus menyiasatinya agar
tetap bertahan membuka kedai kopi . Dengan keahlian dalam berdagang yang kurang , Girik dan suami mempunyai strategi dalam melayani dan memanjakan
pelanggan atau konsumen di kedai kopinya. Dengan cara menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh pelanggannya , karena pelanggannya tidak semua memiliki
kantong yang tebal. Di kedai kopi ini , khususnya pelanggan tetap dapat keringanan dalam
membayar pesanan salah satunya dengan berhutang apabila belum gajian atau
Universitas Sumatera Utara
tidak membawa uang ke kedai . Hal ini dapat di maklumi oleh penjual karena didalam dunia perdagangan , apalagi ini hanya cakupan dagang yang kecil . Di
kedai kopi mana pun bagi pelanggan tetap dapat diberikan keringanan berupa hutang . Kadang terjadi konflik kecil antara penjual dan pembeli lantaran salah
paham dalam hutang – piutang ini . Karena di setiap ada hutang , penjual mencatatnya di buku atau catatan kecil daftar hutang pelanggan . Disaat
pembayaran hutang pelanggan kadang lupa dan penjual ingat lantaran ada catatan hutang yang dicatatnya . Maka terjadi cekcok kecil , tetapi tetap saja pelanggan
membayarnya . Dengan catatan hutang itu lah , pembeli menjadi tahu berapa hutang yang harus di bayarnya .
2.5. Jam Kerja