2. Waktu mengerjakan tugas dan soal-soal kurang
3. Tugas-tugas yang diberikan harus ada hubungannya dengan
praktik kehidupan sehari-hari 4.
Menambah soal-soal latihan yang merangsang berpikir murni siswa
5. Penyajian LKS sebaiknya lebih menarik untuk siswa dalam
berdialog dan berpikir 6.
Memberi tugas lapangan agar siswa semangat belajar 7.
LKS sebaiknya ada tugas untuk wawancara terhadap suatu lembaga
Beberapa usulan pakar dan praktisi agar buku PKn dan LKS yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berdialog dan
berpikir kritis adalah sebagai berikut:
c. Bahan Ajar PPKn
1. Pemaparan materi hendaknya ringkas agar mudah difahami
2. Buku penunjang harus rinci dan lengkap
3. Materi terlalu banyak, perlu ada ringkasan materi
4. Dalam buku memuat uraian yang lengkap tentang realitas
kehidupan 5.
Sebaiknya materi buku dibuat lebih menarik dan ditambah gambar-gambar berwarna sehingga menarik untuk belajar
6. Dalam pemaparan materi beri contoh-contoh konkrit yang
menarik 7.
Buku hendaknya lebih banyak memuat cerita dan pertanyaan logis
8. Menyusun buku dengan bahasa yang menarik, mudah difahami
dan mengajak siswa berpikir 9.
Guru kalau menerangkan PKn hendaknya mengajak siswa berpikir
10. Guru PKn kurang menarik dalam menyampaikan materi.
d. Lembar Kerja Siswa LKS
1. Soal-soal jangan di luar materi
2. Waktu mengerjakan tugas dan soal-soal kurang
3. Tugas-tugas yang diberikan harus ada hubungannya dengan
praktik kehidupan sehari-hari 4.
Menambah soal-soal latihan yang merangsang berpikir murni siswa
5. Penyajian LKS sebaiknya lebih menarik untuk siswa dalam
berdialog dan berpikir 6.
Memberi tugas lapangan agar siswa semangat belajar 7.
LKS sebaiknya ada tugas untuk wawancara terhadap suatu lembaga
BAHASAN 1. Karakteristik Bahan Ajar Mata Pelajaran Pkn berbasis DDCT
Hasil penelitian ditemukan bahwa bahan ajar berbasis DDCT menjadi salah satu alternatif pilihan guru dalam pembelajaran PKn yang
memberikan kesempatan lebih banyak pada siswa untuk berdialog dengan teman, dengan guru, dengan orang tua, dengan masyrakat
disekitarnya. Disamping itu bahan ajar berbasis DDCT dipandang akan mampu merangsang siswa untuk berpikir kritis.
Tuntutan pendidikan dewasa ini yang memberikan otonomi pada sekolah dan guru dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan
KTSP menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk menyusun bahan ajar yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan
kemampuan siswanya. Dengan demikian kedepan guru dituntut dapat menyusun bahan ajar mata pelajaran yang diampunya.
Struktur bahan ajar dan LKS matapelajaran PKn berbasis DDCT , secara umum memiliki struktur yang mengacu pada kompetensi dasar
dan indikator sebagaimana yang terdapat dalam standar isi. Hal ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh guru dan siswa sesuai
dengan jenjang kelasnya.
Semboyan bahwa ―buku adalah salah satu sumber ilmu‖, ―buku adalah jendela informasi dunia‖, ―buku adalah guru yang baik tanpa tatap
muka‖, buku adalah media komunikasi tentang IPTEK, seni dan agama serta ide-
ide‖ Pusbuk, 2003. Semboyan tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya buku pelajaran. Karena buku pelajaran merupakan sumber
belajar dan media yang sangat penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.
Buku pelajaran PKn berbasis DDCT dapat secara efektif menunjang pencapaian kompetensi pembelajaran PKn dibuat sedemikian
rupa untuk memenuhi standar . Aspek penting yang diperhatikan adalah materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta grafika. Davis 1955
dalam Puskur 2003 menyatakan bahwa buku pelajaran yang baik berisi materi yang sesuai dengan kurikulum, disusun oleh penulis yang
kompeten,
disesuaikan dengan
usia dan
kematangan siswa,
memerhatikan ilustrasi dan format. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas dan hasil penelitian
, maka dapat dikemukakan bahwa bahan ajar dan LKS mata pelajaran PKn berbasis DDCT untu SMA: 1 aspek materi pelajaran . yakni
materi pokok yang disajikan dalam buku pelajaran PKn umumnya adalah a relevansi: bahwa isi materi bahan ajar sesuai dengan standar isi. Ini
berarti untuk dipergunakan dengan dalam rangka implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dapat dipergunakan,
karena isi materi relevan dengan standar isi yang dikembangkan dalam KTSP; b kecukupan: muatan materi bahan ajar telah memadai untuk
mencapai kompetensi, hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis DDCT cukup memiliki kecukupan; dan c keakuratan: bahwa
isi materi yang disajikan harus benar secara keilmuan, mutahir atau sesuai dengan perkembangan yang terbaru, bermanfaat bagi kehidupan
dan pengemasan materi sesuai dengan hakekat PKn. Dengan kriteria ini maka hasil penelitian menunjukkan bahwa keakurasian materi bahan ajar
PKn berbasis DDCT tercapai ini tebukti banyak pendapat yang menyatakan materi yang disajikan sebagai sesuai dengan kompetensi
dasar. Kalau dengan KTSP terdapat cukup tepat dengan kompetensi dasar tentunya dalam pemanfaatannya perlu penyesuaian dengan
KTSPnya 2 Aspek penyajian. Aspek penyajian bahan ajar PKn berbasis DDCT dapat dijabarkan sebagai berikut a kelengkapan sajian.
Berdasarkan analisis bahan ajar berbasis DDCT telah cukup lengkap dalam sajian, di dalamnya memuat kompetensi dasar, materi pokok, dan
tugas-tugas pengembangan; b sistematika sajian. Bahan ajar PKn berbasis DDCT, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan cukup
sistematis; c kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hasil penelitian dan analisis bahan ajar berbasis
DDCT menunjukkan bahwa bahan ajar PKn, materi luas hal ini dikemukakan baik oleh guru sebagai praktis maupun pakar. Dengan
sajian materi yang luas cukup memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan pola pikirnya untuk berpikir kritis.Sehingga bahan ajar
PKn berbasis DDCT ini sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa
student centered
; dan d cara penyajian. Hasil penelitian juga menunjukkan cara penyajian yang dikemas dalam bahan
ajar Pknberbasis DDCT relative kontekstual, yakni sebagaimana bahan ajar atau buku yang memberi nuasa berdialog siswa. 3 Aspek bahasa
dan keterbacaan. Bahasa disini berarti dalam penyajian bahan tepat dalam penggunaan kosakata, kalimat, paragraf dan wacana. Hasil
penelitian menunjukkan bahan ajar PKn berbasis DDCT terdapat wacana yang membuka wawasan siswa tentang materi yang akan
dipelajari, meskipun secara umum bahan ajar PKn berbasis DDCT telah menggunakan kaidah bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Keterbacaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bahasa yang dipergunakan cukup dipahami siswa SMA. 4 Aspek grafika. Yakni
yang berkaitan dengan ukuran bahan, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna dan ilustrasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bahan
ajar yang dipergunakan dalam hal ukuran cukup bagus, jenis kertas menunjukkan beberapa menggunakan kertas putih, sedangkan beberapa
menggunakan kertas yang agak buram, cetakan dan ukura huruf bagus, hanya ilustrasi kurang, terdapat buku yang contoh yang diangkat kurang
kontekstual artinya beberapa gambar yang disajikan tidak dipahami oleh siswa karena dari negara lain. Secara umum bahan ajar PKn berbasis
DDCT masih kering ilustrasi yang merangsang siswa untuk membicarakan dengan orang lain dan memikirkan lebih kritis.
2. Karakteristik Lembar Kegiatan Siswa LKS Mata Pelajaran PKn yang Berbasis Deep DialogueCritical Thinking
Hasil wawancara dengan beberapa guru, misalnya Bu Yayuk dari SMA di Magetan menyatakan
LKS berbasis DDCT ini saya kita lumayan merangsang siswa untuk berpikir dan berdiskusi, namun
menurut saya perlu pedoman yang jelas bagaimana dan dimana jawaban harus dibuat
sedangkan Pak Wayan mengemukakan
bahan ajar
dan LKS berbasis DDCT,sudah match jadi materi yang ada di bahan ajar sama dengan yang di LKS
. Struktur lembar kegiatan siswa LKS yang dipergunakan dalam
proses pembelajaran mata pelajaran PKn di sekolah, sebagian besar responden menyatakan runtut dengan kompetensi dasar dalam standar
isi, meskipun demikian banyak menyatakan bahwa struktur LKS matapelajaran PKn runtut namun tidak sesuai dengan kompetensi dasar
pada standar isi. Lainnya mengatakan paparan LKS mata pelajaran PKn berbasis DDCT runtut sebagian dengan kompetensi dasar pada standar
isi, dan tidak runtut dengan kompetensi dasar pada standar isi, menyatakan runtut namun tidak sesuai dengan kompetensi dasar pada
satandar isi
Tingkat keterbacaan materi LKS mata pelajaran PKn berbasis DDCT, sebagian besar responden menyatakan bahasa cukup untuk
siswa jenjang SMA, dan sedikit yang menyatakan bahasa nampak tinggi untuk siswa jenjang SMA. Dengan demikian dari segi bahasa, LKS PKn
berbasis DDCT tidak sulit bagi siswa SMA, namun tingkat kesulitan materi LKS mata pelajaran PKn berbasis DDCT yang dipergunakan
dalam proses pembelajaran PKn , banyak responden menyatakan cukup sulit dipahami, sebagian responden menyatakan mudah dipahami, dan
hanya sedikit menyatakan sulit dipahami. Sedangkan tingkat kesulitan materi LKS mata pelajaran PKn berbasis DDCT menyatakan cukup sulit
dipahami, sebagaian kecil siswa menyatakan mudah dipahami, sulit dipahami, sangat sulit dipahami, dan siswa menyatakan sangat mudah
dipahami. Kondisi ini disebabkan LKS berisi rangkuman materi dan soal-soal yang harus dikerjakan secara individual oleh siswa. Sehingga
beberapa siswa menyatakan‖
bahwa LKS berbasis DDCT ini mengasikkan karena dapat dikerjakan sendiri
‖
3. Kelebihan Bahan Ajar dan LKS PKn Berbasis DDCT 1 Kecermatan Isi