penduduk dan pendapatan Tomek, 2000:49. Namun untuk negara maju, income effect kepada permintaan komoditas pertanian relatif kecil bila dibandingkan dengan negara
berkembang yang mempunyai income elasticity lebih tinggi. Sementara Borensztein et al 1994:6 berpendapat bahwa permintaan komoditas pertanian lebih dipengaruhi oleh
aktivitas perekonomian economic growth. Membaiknya pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang selanjutnya mendorong konsumsi. Kondisi
ini memacu sektor industri untuk meningkatkan produksi makanan sehingga permintaan komoditas pertanian sebagai bahan baku meningkat.
2.5.5. Luas Areal dan Produksi Tanaman
Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian. Seringkali
dijumpai makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian akan semakin tidak efisienlah lahan tersebut. Sebaliknya pada luasan lahan yang sempit, upaya
pengusahaan terhadap penggunaan faktor produksi semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercukupi dan tersedianya modal juga tidak terlalu besar, sehingga usaha pertanian
seperti ini sering lebih efisien. Meskipun demikian, luas lahan yang terlalu kecil cenderung menghasilkan usaha yang tidak efisien pula Soekartawi, 2003:17.
Menurut Noer 2007:17, luas areal tanam dan produksi per hektar dipengaruhi oleh perubahan harga dan produksi per hektar juga dipengaruhi oleh perubahan luas
areal tanam. Lains dalam Triyanto 2006:57, menunjukkan selama 1971-1986 kenaikan luas lahan berkontribusi 41,3 terhadap pertumbuhan produksi. Luas lahan sangat
mempengaruhi produksi, karena apabila luas lahan semakin luas maka penawaran beras akan semakin besar, sebaliknya apabila luas lahan semakin sempit maka produksi padi
akan semakin sedikit. Jadi hubungan luas lahan dengan produksi padi adalah positif.
Universitas Sumatera Utara
Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya masukan dipergunakan untuk menghasilkan produk keluaran. Menurut Joesron 2003:36,
produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong 2002:84
mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan nilai guna suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau
lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya
yang minimum. Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan
manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta
kombinasi dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak terbatas pada pembuatan, tetapi sampai pada distribusi. Namun komoditi bukan hanya dalam
bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut Salvatore 2001:81 produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumber daya
menjadi output beberapa barang atau jasa. Bidang pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor
produksi sekaligus, antara lain tanah, benih, pupuk, obat hama dan tenaga kerja. Seorang produsen yang rasionil tentunya akan mengkombinasikan faktor-faktor
produksi sedemikian rupa untuk mencapai usaha tani yang efisien Mubyarto, 1994:61, dan tidak akan menambah input kalau tambahan output yang dihasilkannya tidak
menguntungkan Endaryati, dkk , 2000:5. Menurut Maulana dalam Triyanto 2006:58, tujuan perusahaan dalam
memproduksi adalah mengubah masukan menjadi keluaran. Dalam bidang pertanian,
Universitas Sumatera Utara
produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus, antara lain tanah, benih, pupuk, obat hama dan tenaga kerja. Seorang produsen yang rasional
tentunya akan mengkombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa untuk mencapai usaha tani yang efisien Mubyarto, 1994:62, dan tidak akan menambah input
kalau tambahan output yang dihasilkannya tidak menguntungkan Endaryati, dkk , 2000:6.
2.6. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sistensi atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antar faktor yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.
Kinerja Keuangan 1. NPM
2. ROI 3. ROE
FAKTOR MAKRO Nilai Kurs Rupiah
Suku Bunga SBI
FAKTOR FUNDAMENTAL Struktur Modal
Arus Kas Potensi Pertumbuhan
Harga Komoditi Karet Harga Komoditi Sawit
Luas Areal Karet Inflasi
Luas Areal Sawit
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
KursNilai tukar rupiah mempunyai pengaruh utama terhadap perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor. Depresiasi rupiah akan menyebabkan kenaikan biaya
produksi yang akan berdampak kepada penurunan profitabilitas perusahaan Darminto 2010:68. Perusahaan yang mengandalkan ekspor juga sangat rentan terhadap nilai
tukar, depresiasi nilai tukar justru akan berdampak terhadap naiknya profitabilitas, karena harga produksi menjadi lebih murah dalam pasar internasional. Harga komoditi
dapat terpengaruh oleh fluktuasi kurs melalui tindakan permintaan dan penawaran perdagangan internasional yang mana keputusan investasinya dipengaruhi oleh kondisi
kurs.
Bila jumlah uang beredar ingin dikurangi, Bank Indonesia menjual SBI. Begitu sebaliknya. Agar minat membeli SBI semakin tinggi, Bank Indonesia dapat menaikkan
tingkat suku bunga SBI atau sebaliknya. Mengingat risiko SBI sangat kecil paling kecil, biasanya tingkat bunga SBI paling rendah diantara instrumen pasar uang lainnya. Karena
itu bila Bank Indonesia menaikkan tingkat bunga SBI maka tingkat bunga tabungan juga akan naik, agar nasabah perbankan tidak memindahkan depositonya ke SBI Manurung,
2004:92. Hasil penelitian Waspodo 2006 menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Return on Equity ROE.
Tingkat suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia adalah hasil rata-rata tertimbang weighted average dan tingkat diskonto yang ditawarkan pasar pemilik SBI.
Hasil penelitian Oktaria 2009 menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SBI sebelum dan
Produktivitas Produksi Sawit Produktivitas Produksi Karet
Universitas Sumatera Utara
sesudah privatisasi perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Inflasi merupakan sebuah fenomena moneter yang selalu terjadi dimanapun dan tidak dapat dihindari. Menurut Sunariyah 2010:20 inflasi merupakan kenaikan harga-
harga barang dan jasa secara terus-menerus. Dilihat dari segi konsumen, inflasi yang tinggi mengakibatkan daya beli konsumen masyarakat menurun. Jika dilihat dari segi
perusahaan, inflasi dapat meningkatkan biaya faktor produksi dan menurunkan profitabilitas perusahaan.
Perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan
ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan tidak menghambur- hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan pengambilalihan perusahaan dan
pembelian melalui hutang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer Brigham, 2006.
Pembelanjaan yang dilakukan oleh manajemen keuangan akan membentuk struktur keuangan yang dapat menunjukkan komposisi perbandingan sumber dana
perusahaan dalam membiayai operasioal perusahaan. Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut
akan mempengaruhi struktur keuangan perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri
yang diukur dengan debt to equity ratio
DER. Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah,
sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas. Struktur modal adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka
panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan. Perbaikan struktur permodalan dunia
Universitas Sumatera Utara
usaha merupakan keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan memperkokoh daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam terutama dalam
era globalisasi Anwar, 2008:3. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan
biaya dan mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian, sehingga memaksimumkan harga saham. Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal
ini dikarenakan salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang menentukan
baik buruknya kinerja perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan atas kegiatan
operasionalnya Kusuma, et al, 2012:4. Dari semua aspek keputusan investasi modal, keputusan struktur modal adalah salah satu yang penting, karena profitabilitas
perusahaan secara langsung dipengaruhi oleh keputusan tersebut Velnampy, 2012:66 ; Chisti, et al, 2013:183. Teori ini didukung oleh penelian Morita 2010:1 yang
menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal dengan kinerja keuangan perusahaan. Christianti 2006:1 menyatakan bahwa adanya perbedaan
kepentingan outsider dengan insider menyebabkan terjadinya agency cost dimana manajer cendrung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimalisasi nilai
perusahaan tetapi untuk kepentingan opportunistic. Arus kas dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Informasi arus
kas dapat memberikan informasi yang berguna untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas, dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Selain itu, informasi arus kas berguna untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, menilai dan
Universitas Sumatera Utara
membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan, dan meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan.
Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Growth mempengaruhi
profitabilitas, melalui aset yang dimiliki sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan efesiensi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada profitabilitas. Dari
sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of
return tingkat pengembalian dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih. Perusahaan sangat memperhatikan harga pokok produksinya, dalam
memaksimalkan labanya, karena pada saat harga pokok produksi rendah, perusahaan berusaha menjual hasil produksi sebanyak-banyaknya, untuk meningkatkan pendapatan.
Perusahaan BUMN perkebunan PTPN menyadari fenomena permintaan dan penawaran dalam menjual hasil produksinya. Hal ini dikarenakan harga jual komoditi ditentukan
berdasarkan pasar. Oleh karena itu, harga pasar sangat mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Hasil penjualan perusahaan ini juga yang akan dipakai
perusahaan dalam menutupi biaya produksinya, yang pada akhirnya akan menghasilkan laba bagi perusahaan. Harga yang tidak stabil merupakan penyebab berfluktuasinya
pendapatan. Hasil penelitian Iqbal 2007 menyimpulkan ada hubungan yang sangat kuat dan
positif antara variabel independen dan variabel dependen yang artinya setiap kenaikan tingkat harga jual komoditi teh akan meningkatkan laba optimal PT. Perkebunan
Nusantara VIII Persero, demikian juga sebaliknya setiap penurunan tingkat harga jual komoditi teh akan menurunkan laba optimal PT. Perkebunan Nusantara VIII Persero
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara harga jual teh terhadap laba optimal PT. Perkebunan Nusantara VIII Persero. Penelitian Windasari
2013 juga menyimpulkan hal yang sama harga komoditi kopi secara serempak dan parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani.
Penelitian Tumoka 2013 menunjukan bahwa harga memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap tingkat pendapatan petani .
Selain itu penelitian Prayitno 2013 menemukan bahwa harga komoditas berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Luas areal tanaman tanaman karet dan sawit merupakan faktor produksi penting dalam pengelolaan usaha perkebunan di negara-negara yang sedang
berkembang. Tanah meliputi 70-90 persen dari modal seluruhnya, sehingga merupakan faktor dominan untuk meningkatkan pendapatan. Luas penguasaan
lahan pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses produksi suatu usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani misalnya kepemilikan lahan
sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang luas. Semakin sempit lahan pertanian, semakin tidak efisien usaha tani yang dilakukan, kecuali bila
usaha tani tersebut dikelola dengan tertib. Luas kepemilikan lahan atau penguasaan lahan berhubungan dengan efisiensi. Penggunaan masukan akan
semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai semakin besar. Hasil penelitian Windasari 2013 menemukan bahwa luas lahan dan harga
komoditi secara serempak dan parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani. Luas lahan adalah variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap pendapatan petani. Produksi tanaman perkebunan berpengaruh terhadap pendapatan
perusahaan perkebunan. Peningkatan hasil produksi tanaman perkebunan maka
Universitas Sumatera Utara
dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga dapat menunjang kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik. Hasil penelitian Tumoka 2013
menemukan bahwa jumlah produksi memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap tingkat pendapatan petani di
Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.
2.7. Hipotesis Penelitian