10. Nilai t
hitung
untuk Luas Areal TM Tanaman sawit 3,535 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
1,69, atau nilai sig t untuk Luas Areal TM Tanaman Sawit 0,001 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang
diperoleh maka menolak H
11. Nilai t dan menerima H
1
untuk Luas Areal TM Tanaman Sawit. Dengan demikian, secara parsial Luas Areal TM Tanaman Sawit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM.
hitung
untuk Produktivitas Produksi Karet 3,714 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
1,69, atau nilai sig t untuk Produktivitas Produksi Karet 0,001 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang
diperoleh maka menolak H
12. Nilai t dan menerima H
1
untuk Produktivitas Produksi Karet. Dengan demikian, secara parsial Produktivitas Produksi Karet
berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM.
hitung
untuk Produktivitas Produksi sawit 2,449 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
1,69, atau nilai sig t untuk Produktivitas Produksi sawit 0,021 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang
diperoleh maka menolak H dan menerima H
1
untuk Produktivitas Produksi sawit. Dengan demikian, secara parsial Produktivitas Produksi sawit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM.
4.1.4.2 Koefisien Determinasi Hipotesis I
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi faktor ekonomi makro nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga
SBI dan inflasi dan faktor fundamental perusahaan struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas
areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas
Universitas Sumatera Utara
produksi sawit terhadap NPM. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square dapat dilihat pada Tabel 4.12:
Tabel 4.12 Nilai Koefisien Determinasi R square Hipotesis I
Model R
R Square Adjusted R Square
1 .877
a
.769 .674
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Pada Tabel 4.12 diperoleh nilai koefisien determinasi
Adjusted R Square
sebesar 0,674 yang artinya bahwa kemampuan faktor ekonomi makro nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi dan faktor fundamental
perusahaan struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit,
produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit dapat menjelaskan variasi dari NPM sebesar 67,4 dan sisanya sebesar 32,6 dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain di luar dari variabel yang diteliti.
4.1.4.3 Uji Simultan Hipotesis I
Uji simultanuji F dilakukan untuk mengetahui tingkat positif dan signifikansi dari faktor ekonomi makro nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku
bunga SBI dan inflasi dan faktor fundamental perusahaan struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit,
luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit terhadap NPM. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 4.13:
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan Hipotesis I
Universitas Sumatera Utara
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
16.407 12
1.367 8.067
.000
a
Residual 4.915
29 .169
Total 21.322
41
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Pada Tabel 4.13 diperoleh hasil F
hitung
sebesar 8,067 sedangkan F
tabel
pada α = 0,05 dengan derajat pembilang 29 dan derajat penyebut 12 diperoleh F
tabel
sebesar 2,98 maka dari hasil ini diketahui F
hitung
F
tabel,
dan signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari α=0,05 jadi posisi titik uji signifikansi berada pada wilayah
penolakan H . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H
1
diterima yang artinya faktor ekonomi makro nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga
SBI dan inflasi dan faktor fundamental perusahaan struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas
areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
NPM.
4.1.5 Pengujian Hipotesis II