Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Fundamental Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan BUMN Perkebunan PTPN I – VII(Persero)
PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN
FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN BUMN PERKEBUNAN PTPN I – VII (Persero)
TESIS
Oleh
ADI YUSFAN
127019014/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(2)
PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN
FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN BUMN PERKEBUNAN PTPN I – VII (Persero)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Oleh
ADI YUSFAN
127019014/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(3)
Judul Tesis : Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan
Fundamental Perusahaan terhadap Kinerja
Keuangan BUMN Perkebunan PTPN I – VII
(Persero)
Nama Mahasiswa : Adi Yusfan
Nomor Pokok : 127019014
Program Studi : Magister Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME) (Dr. Khaira Amalia Fachruddin, MBA, Ak
Ketua Anggota
)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS) (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA)
(4)
Telah diuji pada Tanggal : 02 Juli 2014
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME
Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia Fachruddin, MBA, Ak 2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS
3. Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec 4. Dr. Muslich Lufti, MBA
(5)
PERNYATAAN
PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN
FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN BUMN PERKEBUNAN PTPN I-VII (PERSERO)
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh bagian atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Medan, Juli 2014 Penulis
(6)
PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
BUMN PERKEBUNAN PTPN I – VII (Persero) ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan (NPM, ROI, dan ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero). Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan menunjukkan faktor ekonomi makro dan faktor fundamental perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM. Hasil uji parsial nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifikan, suku bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak signifikan, inflasi berpengaruh positif dan signifikan, struktur modal berpengaruh negatif tetapi signifikan, arus kas tahun berjalan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tetapi signifikan, harga komoditi karet berpengaruh negatif tetapi signifikan, harga komoditi sawit berpengaruh positif dan signifikan, Luas Areal TM Tanaman Karet berpengaruh positif dan signifikan, Luas Areal TM Sawit berpengaruh positif dan signifikan. Produktivitas Produksi Karet berpengaruh positif dan signifikan dan Produktivitas Produksi sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM. Pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI. Hasil uji parsial menunjukkan nilai tukar rupiah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, suku bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak signifikan, inflasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan, arus kas tahun berjalan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan, harga komoditi karet berpengaruh positif dan signifikan, harga komoditi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Luas Areal TM Karet berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Luas Areal TM Sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Produktivitas Produksi Karet berpengaruh negatif tetapi signifikan dan Produktivitas Produksi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI. Pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan, hasil uji simultan/uji F menunjukkan bahwa faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Hasil uji parsial menunjukkan nilai tukar rupiah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, suku bunga SBI berpengaruh positif dan signifikan, inflasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan, arus kas tahun berjalan tidak berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan, harga komoditi karet berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, harga komoditi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Luas Areal TM Karet berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, Luas Areal TM Sawit berpengaruh positif dan signifikan, Produktivitas Produksi Karet berpengaruh positif dan signifikan dan Produktivitas Produksi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE.
(7)
THE INFLUENCE OF MACRO ECONOMY AND COMPANY’S FUNDAMENTAL ON FINANCIAL PERFORMANCE OF
BUMN PERKEBUNAN PTPN I – VII (PERSERO)
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the influence of the factors of macro economy and company’s fundamental on a company’s financial performance (NPM, ROI, and ROE) of BUMN Perkebunan PTPN I-VIII (Persero). The data were analyzed by using multiple linear regression analysis and an SPSS software program. The result of the research showed that, simultaneously, the factors of macro economy and company’s fundamental had positive and significant influence on NPM. The result of partial test, rupiah exchange rate had negative and insignificant influence, SBI interest rate had negative and insignificant influence, inflation had positive and significant influence, capital structure had negative but significant influence, cash flow of the current year had positive but insignificant influence, company’s growth had negative but significant influence, the price of rubber commodity had negative but significant influence, the price of oil palm commodity had positive and significant influence, the area of rubber TM rubber plantation had positive and significant influence, the area of oil palm plantation had positive and significant influence, the productivity of rubber production had positive and significant, the productivity of oil palm production had positive and significant influence on NPM. Simultaneously, the factors of macro economy and company’s fundamental had positive and significant influence on ROI. The result of partial test showed that rupiah exchange rate had positive but insignificant influence, SBI interest rate had negative and insignificant influence, inflation had positive but insignificant influence, capital structure had positive and significant influence, cash flow of the current year had negative and insignificant influence, company’s growth had positive and significant influence, the price of rubber commodity had positive and significant influence, the price of oil palm commodity had negative and insignificant influence, the area of rubber plantation had negative and insignificant influence, the area of oil palm plantation had negative and insignificant influence, the productivity of rubber production had negative but significant influence, the productivity of oil palm production had negative and insignificant influence on ROI. The result of simultaneous/F-test showed that the factors of macro economy and company’s fundamental simultaneously had positive and significant influence on ROE. The result of partial test showed that rupiah exchange rate had positive but insignificant influence, SBI interest rate had positive and significant influence, inflation had positive but insignificant influence, capital structure had positive and significant influence, cash flow of the current year had negative and insignificant influence, company’s growth had positive and significant influence, the price of rubber commodity had positive but insignificant influence, the price of oil palm commodity had negative and insignificant influence, the area of rubber plantation had positive but insignificant influence, the area of oil palm plantation had positive and significant influence, the productivity of rubber production positive and significant influence, and the productivity of oil palm production had negative and insignificant influence on ROE.
(8)
RIWAYAT HIDUP
Adi Yusfan, lahir di Langsa tanggal 28 Februari 1978. Anak pertama dari 6 bersaudara, dari pasangan Ayahanda H. M. Yusuf AR dan Ibu Hj. Fauziah AK. Menikah di Langsa dengan istri tercinta Maswita, SKM pada tanggal 02 Januari 2001 dan dikaruniai 3 (tiga) orang anak laki-laki yang bernama M. Bahrain Iskandar, M. Furqon Hafidz dan M. Andra Fauzi.
Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Peurelak Aceh Timur, tamat dan lulus tahun 1989. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Peurelak Aceh Timur, tamat dan lulus tahun 1992. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Langsa, tamat dan lulus tahun 1995. Kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan Strata 1 (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Manajemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tamat dan lulus tahun 2000. Pada semester ganjil tahun 2012 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) program studi Magister Ilmu Manajemen di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Mulai bekerja di PT. LG Electronik Display Devices Indonesia (LGEDI) sejak tanggal 08 Mei 2000 hingga 14 April 2001 sebagai Purchasing Supervisor, lalu pindah ke PTPN VIII (Persero) pada 01 Mei 2001 sampai 30 Nopember 2003 ditempatkan sebagai Asisten Sinder TUK, lalu tanggal 01 Desember 2003 dipindah tugaskan ke Bagian Akuntansi PTPN VIII (Persero) sampai tanggal 28 Februari 2006.
Pada tanggal 01 Maret 2006 dipindah tugaskan ke PTPN I (Persero) sebagai Asisten Urusan Akuntansi Keuangan hingga 30 September 2008, lalu
(9)
tanggal 01 Oktober 2008 sampai 30 Nopember 2011 bertugas sebagai Asisten Tata Usaha & Umum Kebun Baru PTPN I (Persero). Tanggal 01 Desember 2011 sampai 30 April 2012 dipindah tugaskan sebagai Plt. Kepala Urusan Manajemen Risiko Sekretariat Perusahaan di Kantor Pusat PTPN I (Persero), dan dari tanggal 01 Mei 2012 sampai dengan saat ini di tempatkan sebagai Kepala Urusan Humas, Protokoler & Portal BUMN Sekretariat Perusahaan PTPN I (Persero).
(10)
KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian tesis ini. “...Maka sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan...” (QS.Al-Insyirah : 5-6).
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan peneliti adalah “Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Fundamental Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan BUMN Perkebunan PTPN I – VII (Persero)”.
Peneliti banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini pula peneliti menyampaikan terima kasih, terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Sekretaris Program Studi
Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(11)
4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan penelitian tesis ini.
5. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, Ak., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penelitian tesis ini.
6. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA., selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.
7. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec., selaku komisi pembanding atas saran dan kritikan membangun yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
9. Pimpinan dan rekan-rekan peneliti di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa - Aceh, atas bantuan dan dukungannya selama peneliti menempuh studi dan penelitian tesis ini.
10. Seluruh bapak-bapak dan rekan-rekan sejawat yang berada di kantor Kementerian BUMN RI, kantor pusat PTPN II - VII (Persero) atas bantuan dan dukungan datanya selama peneliti melakukan penelitian tesis ini.
11. Terima kasih yang tulus dan tidak terhingga kepada orang tua peneliti tercinta Ayahanda H.M. Yusuf AR dan Ibunda Hj. Fauziah AK dan adik-adik peneliti tersayang.
12. Istriku tercinta Maswita, SKM yang telah memberikan motivasi, semangat dan do’anya kepada peneliti dalam penyelesaian tesis ini.
(12)
13. Anak-anak ku tercinta M. Bahrain Iskandar, M. Furqon Hafidz dan M. Andra Fauzi, yang telah menjadi penyemangat bagi peneliti.
14. Rekan-rekan peneliti mahasiswa/i di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara : Ketua M. Syafei Murad Daulay, Abah Hilma, Rifky Budi Setiawan, Afriza Amir, Nur Ahmadi, Sayid Lutfi, Kak Narjah Dalimunthe, Suri Amalia dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan, dukungan dan kerja samanya selama peneliti menempuh studi dan penelitian tesis ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan peneliti semoga tesis ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan semoga kiranya Allah SWT memberikan rahmat dan karunianya kepada kita semua. Amin..Ya Rabbal Alamin.
Medan, Juli 2014 Peneliti
(13)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... 8
1.4.Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1.Penelitian Terdahulu ... 11
2.2.Kinerja Keuangan Perusahaan ... 20
2.2.1 Pengertian Kinerja ... 20
2.2.2 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan ... 20
2.3. Analisis Rasio Keuangan ... 21
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 21
2.3.2 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan ... 24
2.3.3 Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 27
2.3.4 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 28
2.4. Faktor Ekonomi Makro ... 29
2.4.1 Nilai Tukar Rupiah ... 29
2.4.2 Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ... 31
(14)
2.5.1 Struktur Modal ... 35
2.5.2 Arus Kas Perusahaan ... 38
2.5.3 Potensi Pertumbuhan Perusahaan ... 39
2.5.4 Harga Komoditas ... 41
2.5.5 Luas Areal dan Produksi Tanaman ... 44
2.6. Kerangka Konseptual ... 47
2.7. Hipotesis Penelitian ... 53
BAB III METODE PENELITIAN ... 55
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55
3.2.Jenis Penelitian ... 55
3.3.Populasi dan Sampel ... 56
3.4.Jenis dan Sumber Data ... 56
3.5.Definisi Variabel Operasional Penelitian ... 56
3.6.Teknik Analisis Data ... 58
3.6.1 Analisis Deskriptif ... 59
3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 59
3.6.3. Uji Asumsi Klasik ... 61
3.6.3.1 Uji Normalitas ... 61
3.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 61
3.6.3.3 Uji Multikolinieritas ... 62
3.6.3.4 Uji Autokorelasi ... 62
3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 63
3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2 3.6.4.2 Uji Simultan (Uji F) ... 64
) ... 64
3.6.4.3 Uji Parsial (Uji t) ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
4.1. Hasil Penelitian ... 66
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I-VII ... 66
(15)
4.1.3. Pengujian Asumsi Klasik ... 77
4.1.3.1. Uji Normalitas ... 77
4.1.3.2. Uji Multikolinieritas ... 79
4.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas ... 81
4.1.3.4. Uji Autokorelasi ... 85
4.1.4. Pengujian Hipotesis I ... 86
4.1.4.1. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Hipotesis I ... 86
4.1.4.2. Koefisien Determinasi Hipotesis I ... 94
4.1.4.3. Uji Simultan Hipotesis I ... 95
4.1.5. Pengujian Hipotesis II ... 96
4.1.5.1. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Hipotesis II ... 96
4.1.5.2. Koefisien Determinasi Hipotesis II ... 103
4.1.5.3. Uji Simultan Hipotesis II ... 104
4.1.6. Pengujian Hipotesis III ... 105
4.1.6.1. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Hipotesis III ... 106
4.1.6.2. Koefisien Determinasi Hipotesis III ... 113
4.1.6.3. Uji Simultan Hipotesis III ... 114
4.2.Pembahasan ... 115
4.2.1. Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Fundamental Perusahaan Terhadap Kinerja NPM ... 116
4.2.2. Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Fundamental Perusahaan Terhadap Kinerja ROI ... 123
4.2.3. Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Fundamental Perusahaan Terhadap Kinerja ROE ... 130
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 137
5.1. Kesimpulan ... 137
(16)
DAFTAR PUSTAKA ... 142 LAMPIRAN ... 148
(17)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel
1.1 Data Luas Areal TM, Produktivitas, Laba (Rugi) dan Tingkat Kesehatan Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII
(Persero) ... 4
2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 18
3.1 Definisi Variabel Operasional Penelitian ... 56
4.1 Analisis Deskriptif Penelitian ... 70
4.2 Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis I ... 79
4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis II ... 80
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis III ... 80
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ABSNPM ... 83
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ABSROI ... 83
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ABSROE ... 84
4.8 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis I ... 85
4.9 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis II ... 85
4.10 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis III ... 85
4.11 Hasil Uji Persamaan Regresi berganda Hipotesis I ... 86
4.12 Nilai Koefisien Determinasi ( R square) Hipotesis I ... 94
4.13 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan Hipotesis I ... 95
4.14 Hasil Uji Persamaan Regresi berganda Hipotesis II ... 96
(18)
4.17 Hasil Uji Persamaan Regresi berganda Hipotesis III ... 106 4.18 Nilai Koefisien Determinasi (R square) Hipotesis III ... 114 4.19 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan Hipotesis III ... 114 4.20 Hasil Uji Persamaan Regresi berganda, Uji Parsial/Uji t,
Nilai Koefisien Determinasi (Adjusted R square) dan Uji Secara
Simultan Atas Hipotesis I, II & III ... 116
(19)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar
1.1 Grafik Luas Areal Tanaman Menghasilkan (TM) perusahaan
BUMN Perkebunan PTPN I – VII (Persero) ... 5
1.2 Grafik Produktivitas kelapa sawit (Ton TBS/Ha/Tahun) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII (Persero) Tahun 2012 ... 5
1.3 Grafik Laba (Rp/Miliar) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I- VII (Persero) Tahun 2012 ... 6
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 47
4.1 Diagram Pencar Hasil SPSS Hipotesis I ... 78
4.2 Diagram Pencar Hasil SPSS Hipotesis II... 78
4.3 Diagram Pencar Hasil SPSS Hipotesis III ... 78
4.4 Uji Heteroskedastisitas Hipotesis I ... 81
4.5 Uji Heteroskedastisitas Hipotesis II ... 82
(20)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Lampiran
1. Data Keuangan ... 148
2. Data Regression Hipotesis 1 ... 151
3. Data Regression Hipotesis 2 ... 156
(21)
PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
BUMN PERKEBUNAN PTPN I – VII (Persero) ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan (NPM, ROI, dan ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero). Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan menunjukkan faktor ekonomi makro dan faktor fundamental perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM. Hasil uji parsial nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifikan, suku bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak signifikan, inflasi berpengaruh positif dan signifikan, struktur modal berpengaruh negatif tetapi signifikan, arus kas tahun berjalan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tetapi signifikan, harga komoditi karet berpengaruh negatif tetapi signifikan, harga komoditi sawit berpengaruh positif dan signifikan, Luas Areal TM Tanaman Karet berpengaruh positif dan signifikan, Luas Areal TM Sawit berpengaruh positif dan signifikan. Produktivitas Produksi Karet berpengaruh positif dan signifikan dan Produktivitas Produksi sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM. Pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI. Hasil uji parsial menunjukkan nilai tukar rupiah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, suku bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak signifikan, inflasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan, arus kas tahun berjalan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan, harga komoditi karet berpengaruh positif dan signifikan, harga komoditi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Luas Areal TM Karet berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Luas Areal TM Sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Produktivitas Produksi Karet berpengaruh negatif tetapi signifikan dan Produktivitas Produksi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI. Pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan, hasil uji simultan/uji F menunjukkan bahwa faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Hasil uji parsial menunjukkan nilai tukar rupiah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, suku bunga SBI berpengaruh positif dan signifikan, inflasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan, arus kas tahun berjalan tidak berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan, harga komoditi karet berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, harga komoditi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Luas Areal TM Karet berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, Luas Areal TM Sawit berpengaruh positif dan signifikan, Produktivitas Produksi Karet berpengaruh positif dan signifikan dan Produktivitas Produksi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE.
(22)
THE INFLUENCE OF MACRO ECONOMY AND COMPANY’S FUNDAMENTAL ON FINANCIAL PERFORMANCE OF
BUMN PERKEBUNAN PTPN I – VII (PERSERO)
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the influence of the factors of macro economy and company’s fundamental on a company’s financial performance (NPM, ROI, and ROE) of BUMN Perkebunan PTPN I-VIII (Persero). The data were analyzed by using multiple linear regression analysis and an SPSS software program. The result of the research showed that, simultaneously, the factors of macro economy and company’s fundamental had positive and significant influence on NPM. The result of partial test, rupiah exchange rate had negative and insignificant influence, SBI interest rate had negative and insignificant influence, inflation had positive and significant influence, capital structure had negative but significant influence, cash flow of the current year had positive but insignificant influence, company’s growth had negative but significant influence, the price of rubber commodity had negative but significant influence, the price of oil palm commodity had positive and significant influence, the area of rubber TM rubber plantation had positive and significant influence, the area of oil palm plantation had positive and significant influence, the productivity of rubber production had positive and significant, the productivity of oil palm production had positive and significant influence on NPM. Simultaneously, the factors of macro economy and company’s fundamental had positive and significant influence on ROI. The result of partial test showed that rupiah exchange rate had positive but insignificant influence, SBI interest rate had negative and insignificant influence, inflation had positive but insignificant influence, capital structure had positive and significant influence, cash flow of the current year had negative and insignificant influence, company’s growth had positive and significant influence, the price of rubber commodity had positive and significant influence, the price of oil palm commodity had negative and insignificant influence, the area of rubber plantation had negative and insignificant influence, the area of oil palm plantation had negative and insignificant influence, the productivity of rubber production had negative but significant influence, the productivity of oil palm production had negative and insignificant influence on ROI. The result of simultaneous/F-test showed that the factors of macro economy and company’s fundamental simultaneously had positive and significant influence on ROE. The result of partial test showed that rupiah exchange rate had positive but insignificant influence, SBI interest rate had positive and significant influence, inflation had positive but insignificant influence, capital structure had positive and significant influence, cash flow of the current year had negative and insignificant influence, company’s growth had positive and significant influence, the price of rubber commodity had positive but insignificant influence, the price of oil palm commodity had negative and insignificant influence, the area of rubber plantation had positive but insignificant influence, the area of oil palm plantation had positive and significant influence, the productivity of rubber production positive and significant influence, and the productivity of oil palm production had negative and insignificant influence on ROE.
(23)
BAB I
PENDAHULUAN
1.5. Latar Belakang Masalah
Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk organisasi pastinya memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu prestasi manajemen. Kinerja suatu perusahaan perlu diukur karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.
Kinerja perusahaan ini merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan, hal ini dapat dianalisa dengan berbagai konsep mengenai analisa keuangan, sehingga akhirnya dapat diketahui tentang baik atau buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan yang merupakan cerminan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dapat secara optimal, efektif dan efisien.
Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah : Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
(24)
Dari total 141 BUMN di Indonesia, terdapat 14 BUMN Perkebunan yang terdiri dari :
PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) di Aceh
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) di Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) di Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) di Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) di Riau
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) di Jambi & Sumatera Barat
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) di Lampung, Sumatera Selatan & Bengkulu
PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) di Jawa Barat & Banten PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) di Jawa Tengah
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di Jawa Timur PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) di Jawa Timur PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) di Jawa Timur PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) di Kalimantan Barat PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) di Sulawesi Selatan
Dari empat belas BUMN tersebut komoditi yang dihasilkan sangat variatif seperti kelapa sawit, karet, teh, kakao, tebu/gula, kopi dan lain-lain, dengan berbagai turunan produksinya. Khusus untuk wilayah sumatera (PTPN I – VII) lebih seragam komoditi yang dihasilkan yaitu Kelapa Sawit dan Karet walaupun ada juga sebagian kecil teh dan tebu/gula. Studi kasus dalam tesis ini mengarah ke PTPN I (Persero) – PTPN VII (Persero) yang berada di Sumatera dimana
(25)
komoditi yang dihasilkan lebih seragam, namun kinerja keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan sangat variatif.
Faktor internal dalam mempengaruhi kemampuan perusahaan yang go-public dalam mencapai tujuan jangka panjangnya untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangannya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam berinvestasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai indikator dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio profitabilitas (Sartono, 2009:213).
Samsul (2006:143) sesuai dengan kepentingan dan tujuannya membagi golongan-golongan rasio keuangan menjadi 2 (dua), yaitu 1) untuk mengetahui kekuatan manajemen dan 2) mengetahui kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kekuatan manajemen, maka rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas harus dianalisis. Untuk melihat kinerja perusahaan, maka yang dianalisis adalah rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada (Oktaria, 2009). Rasio-rasio profitabilitas yang dipergunakan antara lain : Net profit margin, Return on Equity (ROE), dan Return on Investment (ROI). Net Profit Margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan penjualan. Return on Investment (ROI) merupakan kemampuan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio adalah
(26)
laba bersih setelah pajak. Return on Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
Kinerja keuangan dan kinerja perusahaan secara ringkas dapat tercermin dari tabel data dan grafik-grafik yang ada terjadi variasi dan perbedaan kinerja antar perusahaan BUMN perkebunan walaupun produksi yang dihasilkan hampir seragam.
Tabel 1.1. Data Luas Areal TM, Produktivitas, Laba (Rugi) & Tingkat Kesehatan Perusahaan BUMN PerkebunanPTPN I – VII (Persero)
Perusahaan
Luas Areal TM
(Ha.)
Produktivitas
Kelapa Sawit
(Ton TBS / Ha)
Produktivitas
Karet
(Ton KK / Ha)
Laba / Rugi
(Rp. Miliar)
Laba / Rugi Per
Ha.
(Rp. Juta)
Tingkat Kesehatan
BUMN
PTPN 1
20,217
12.03
0.08
36.43
1.80
Sehat A
PTPN 2
37,410
11.20
0.79
31.27
0.84
Kurang Sehat BBB
PTPN 3
99,685
23.46
1.56
823.69
8.26
Sehat AAA
PTPN 4
98,275
23.53
0
697.43
7.10
Sehat AAA
PTPN 5
60,066
18.49
0.80
312.28
5.20
Sehat AA
PTPN 6
26,331
21.58
0
144.88
5.50
Sehat AAA
PTPN 7
43,356
16.79
1.27
54.33
1.25
Sehat AA
Sumber : PTPN I-VII Tahun -2012
Tabel 1.1. menunjukkan bahwa laba per tahun PTPN III memiliki hasil yang terbesar yaitu 823,69 milyar pada tahun 2012, sedangkan hasil laba per tahun yang terendah diperoleh PTPN II, yaitu sebesar 31,27 milyar pada tahun 2012. Laba per Ha/tahun tertinggi diperoleh PTPN III yaitu sebesar 8,26 juta per Ha/tahun, sedangkan laba per Ha/tahun yang terendah diperoleh PTPN II sebesar 0,84 juta per Ha/tahun. Luas areal tanam terluas dikelola PTPN III yaitu 99.685 Ha sedangkan luas areal tanam terendah pada PTPN I seluas 20.217 Ha. Produktivitas kelapa sawit (ton TBS/Ha/Tahun) PTPN IV memiliki hasil yang
(27)
terbesar yaitu 23,53 ton TBS/Ha/Tahun, sedangkan yang terendah diperoleh PTPN II sebesar 11,20 ton TBS/Ha/Tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar berikut ini.
Gambar 1.1. Grafik Luas Areal Tanaman Menghasilkan (TM)
Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII (Persero) Tahun 2012 Gambar 1.1. menunjukkan bahwa PTPN III memiliki luas areal tanam terluas yaitu 99.685 Ha disusul PTPN IV memiliki luas areal tanam seluas 98.275 Ha, sedangkan luas areal tanam terendah pada PTPN I seluas 20.217 Ha.
Gambar 1.2. Grafik Produktivitas Kelapa Sawit (Ton TBS/Ha/Tahun) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII (Persero) Tahun 2012
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000
PTPN 1 PTPN 2 PTPN 3 PTPN 4 PTPN 5 PTPN 6 PTPN 7
20.217
37.410
99.685 98.275
60.066
26.331
43.356
0 5 10 15 20 25
PTPN 1 PTPN 2 PTPN 3 PTPN 4 PTPN 5 PTPN 6 PTPN 7
12,03 11,20
23,46 23,53
18,49
21,58
(28)
Gambar 1.2. menunjukkan bahwa produktivitas kelapa sawit (ton TBS/Ha/Tahun) PTPN IV memiliki hasil yang terbesar yaitu 23,53 ton TBS/Ha/Tahun, disusul PTPN III sebesar 23,46 ton TBS/Ha/Tahun, sedangkan yang terendah diperoleh PTPN II sebesar 11,20 ton TBS/Ha/Tahun.
Gambar 1.3. Grafik Laba (Rp.Miliar) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN 1 – VII (Persero) Tahun 2012
Gambar 1.3. menunjukkan bahwa laba per tahun PTPN III memiliki hasil yang terbesar yaitu 823,69 milyar pada tahun 2012, disusul PTPN IV sebesar 697,43 milyar pada tahun 2012, sedangkan hasil laba per tahun yang terendah diperoleh PTPN II, yaitu sebesar 31,27 milyar pada tahun 2012.
Hasil kinerja perusahaan perkebunan yang ada di Sumatera sangat beragam (variatif) (Tabel 1.1), padahal komoditi yang dihasilkan seragam, artinya sangat dimungkinkan terdapat beberapa permasalahan yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan perkebunan tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, terdapat 8 item sebagai aspek keuangan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan perkebunan, yaitu :
-200,00 400,00 600,00 800,00 1.000,00
PTPN 1 PTPN 2 PTPN 3 PTPN 4 PTPN 5 PTPN 6 PTPN 7
36,43 31,27
823,69
697,43
312,28
144,88
(29)
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 2. Imbalan Investasi (ROI)
3. Rasio Kas / Cash Ratio 4. Rasio Lancar / Current Ratio 5. Collection Period
6. Perputaran Persediaan
7. Perputaran Total Assets (TATO)
8. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva.
Berdasarkan penjelasan dan penelitian-penelitian sebelumnya maka dalam penelitian ini akan diteliti mengenai beragamnya rasio profitabilitas dari kinerja keuangan perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII yang terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya terdiri dari faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit).
Dalam penilitian ini akan diteliti pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan perkebunan BUMN PTPN I-VII (Persero) yaitu NPM, ROI dan ROE.
(30)
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Net Profit Margin / NPM) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero) ?
2. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Investment / ROI) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero) ? 3. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar
AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Equity / ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero) ?
1.7.Tujuan Penelitian
(31)
1. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Net Profit Margin / NPM) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero).
2. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Investment / ROI) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero).
3. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Equity / ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero)
(32)
1. Secara akademik penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan manajemen keuangan, khususnya dalam bidang kinerja keuangan perusahaan perkebunan.
2. Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan BUMN perkebunan PTPN I-VII dalam evaluasi dan perbaikan kinerja perusahaan perkebunan.
3. Penelitian ini bermanfaat sebagai benchmark (pembanding) antar BUMN perkebunan untuk kinerja yang lebih baik.
4. Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan wacana untuk literatur perpustakaan yang membahas penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar, suku bunga SBI, dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, potensi pertumbuhan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja perusahaan perkebunan (NPM, ROI, dan ROE).
5. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, potensi pertumbuhan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja perusahaan perkebunan (NPM, ROI, dan ROE).
6. Penelitian ini berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam melakukan penelitian lanjutan di bidang kajian sejenis.
(33)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Lawrence (2013) melakukan studi mengenai Pengaruh Faktor Makro Ekonomi dan Harga Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh harga minyak, inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan harga emas Antam terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Sampel yang diambil dalam penelitian adalah harga minyak WTI, inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), harga emas Antam dan IHSG periode 2009-2012. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan memakai analisa regresi linear berganda. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial harga minyak dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap IHSG dan secara bersama-sama harga minyak, inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan harga emas Antam berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Anwar (2010) melakukan studi mengenai Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Kurs dan IHSG terhadap Kinerja Reksadana. Tujuan penelitian untuk menguji apakah tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar dan IHSG secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksadana. Hasil penelitian menunjukkan tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara bersama – sama mempunyai
(34)
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana. Tingkat inflasi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana, tingkat suku bunga SBI secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana, tetapi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana, dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana.
Ningsih (2013) melakukan studi mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Perusahaan Go Publik yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur modal dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan dengan melakukan studi kasus pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI untuk periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Struktur modal diwakili Debt to Equity Ratio (DER), dan kinerja perusahaan diwakili Return on Investment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan struktur modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan taraf signifikansi sebesar (0,002 < 0,05).
Dewi (2006) melakukan studi mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Optimalisasi Laba (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan Go Publik Masuk ke dalam Jakarta Islamic Index Periode 2001-2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan struktur modal dapat mempengaruhi optimalisasi (peningkatan) laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh signifikan terhadap optimalisasi laba dengan nilai regresi -0,092 dengan tingkat signifikansi 0,027 (
(35)
sig 5%). Sedangkan uji independent test menunjukkan bahwa Ho ditolak, berarti tidak ada perbedaan terkait dengan optimalisasi laba baik pada perusahaan dengan struktur modal tinggi dan rendah.
Velnampy (2012) melakukan studi mengenai The Relationship between Capital Structure and Profitability. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara struktur modal dan profitabilitas dari sepuluh bank yang terdaftar di Srilanka selama periode 2002 data 2009. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi. Variabel independen yang digunakan Debt to Equity dan Debt to Total Funds dan variable dependen yang digunakan Net Profit, Return on Capital Employed, Return on Equity dan Net Interest Margin.
Ferati (2011) melakukan studi mengenai Capital Structure and Profitability: The
Macedonian Case. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal
Perusahaan Macedonia terhadap profitabilitas. Data yang digunakan adalah laporan
keuangan 150 perusahaan yang masing-masing dikumpulkan selama sepuluh tahun
terakhir. Analisis data menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS). Hasil analisis
menunjukkan bahwa Return on Equity memiliki korelasi positif dengan utang jangka
pendek dan ekuitas, dan memiliki korelasi negatif dengan utang jangka panjang.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Debt to Equity memiliki hubungan positif dengan Net Profit, Return on Capital Employed dan Return on Equity sedangkan dengan Net Interest Margin memiliki hubungan negatif. Debt to Total Funds memiliki hubungan posititf dengan Return on Capital Employed dan Return on Equity sedangkan dengan Net Profit dan Net Interest Margin memiliki hubungan negatif.
(36)
modal terhadap profitabilitas dengan memeriksa efek dari struktur modal terhadap
profitabilitas perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Efek Amman selama enam
periode tahun (2004-2009). Sampel penelitian terdiri dari 39 perusahaan dengan
menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan
terdapat hubungan signifikan negatif antara short-term debt dan total debt dengan
profitabilitas.
Kusumajaya (2011) melakukan studi mengenai Pengaruh Struktur Modal dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini
adalah industri manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tahun
penelitian 2006 sampai dengan 2009. Metode penentuan sampel dengan metode
purposive sampling, dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka jumlah
sampel adalah sebanyak 27 perusahaan manufaktur. Data penelitian merupakan data
sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006 sampai
dengan tahun 2009. Metode
penelitian menggunakan teknik analisis jalur (path analysis), dengan alat bantu aplikasi
SPSS versi 13.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 2) pertumbuhan perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 3) struktur modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan 5) profitabilitas berpengaruh positif dan
(37)
Indrajaya (2011) melakukan studi mengenai Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dari faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi struktur modal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal (leverage), ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, dan profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel pertumbuhan dan risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal (leverage).
Kurniawati (2012) melakukan studi mengenai Pengaruh Arus Kas Bersih terhadap Likuiditas dan Dampaknya terhadap Ptofitabilitas (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Tasikmalaya). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) arus kas bersih , likuiditas, dan profitabilitas (2) pengaruh arus kas bersih terhadap likuiditas (3) pengaruh arus kas bersih secara parsial terhadap profitabilitas (4) pengaruh likuiditas secara parsial terhadap profitabilitas (5) pengaruh arus kas bersih dan likuiditas secara simultan terhadap profitabilitas pada PT. Asuransi Jasa Indonesia. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus pada PT. Asuransi Jasa Indonesia. Penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan tahun 2001 – 2011 yang dipublikasikan, dengan teknik pengumpulan data yaitu library research. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan skala pengukuran rasio. Hasil penelitian
(38)
menunjukan bahwa: (1) kondisi arus kas bersih dari sudut pandang likuiditas dinilai cukup baik, sedangkan dari sudut pandang profitabilitas masih kurang baik. Likuiditas dinilai sudah cukup baik sedangkan profitabilitas masih kurang baik (2) arus kas bersih berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (3) arus kas bersih secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (4) likuiditas terhadap profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (5) arus kas bersih dan likuiditas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Iqbal (2007) melakukan studi mengenai Pengaruh Tingkat Harga Jual Komoditi Teh terhadap Laba Optimal Perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan tingkat harga jual komoditi, laba optimal, dan bagaimana pengaruh tingkat harga jual komoditi teh terhadap laba optimal pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui besarnya pengaruh harga jual (variabel X) terhadap laba optimal (variabel Y) digunakan Analisis Regresi Sederhana, Koefisien Korelasi Sederhana, dan Koefisien Determinasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dua pihak dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dan positif antara variabel independen dan variabel dependen yang artinya setiap kenaikan tingkat harga jual akan meningkatkan laba optimal, demikian juga sebaliknya setiap penurunan tingkat harga jual akan menurunkan laba optimal. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara harga jual terhadap laba optimal.
(39)
Windasari (2013) melakukan studi mengenai Analisis pengaruh Tumpangsari terhadap Pendapatan Petani di Desa Munduktemu Kabupaten Tabanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja (jam kerja) dan harga komoditi secara serempak maupun parsial terhadap pendapatan petani di Desa Munduktemu. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis linier berganda dan beda dua rata-rata (pair sample t test). Hasil analisis data menunjukan luas lahan, jumlah tenaga kerja (jam kerja) dan harga komoditi secara serempak dan parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani dengan koefisien determinasi (R2
Tumoka (2013) melakukan studi mengenai Analisis pendapatan Usaha Tani
Tomat di Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengaruh produksi dan harga terhadap pendapatan usaha tani Tomat di
Kecamatan Kawangkoan Barat. Dimana pendapatan adalah selisih antara penerimaan
dengan semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data primer. Adapun metode yang digunakan adalah
metode analisis tabel dan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan data
OLS (Ordinary Least Square) dan diolah menggunakan program SPSS. Hasil penelitian
menunjukan jumlah produksi dan harga tomat memiliki pengaruh yang signifikan
baik secara parsial maupun simultan terhadap tingkat pendapatan petani tomat di
Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.
) 0,912. Luas lahan adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pendapatan petani, serta terdapat perbedaan pendapatan dengan atau tanpa menggunakan sistem tumpangsari.
(40)
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul penelitian Variabel Dependen
Variabel Independen
Hasil Penelitian 1 Lawrence
(2013
Pengaruh Faktor Makro Ekonomi dan Harga Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia Indeks Harga Saham Gabungan
Hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial harga minyak dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap IHSG dan secara bersama-sama harga minyak, inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan harga emas Antam berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Harga minyak, inflasi, jumlah uang beredar, suku bungan SBI dan harga emas antam
Anwar (2010)
2 Pengaruh Tingkat
Inflasi, Suku Bunga SBI, Kurs dan IHSG terhadap Kinerja Reksadana
Kinerja Reksadana
Hasil penelitian menunjukkan tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) secara bersama – sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana. Tingkat inflasi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana, tingkat suku bunga SBI secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana, tetapi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana, dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana.
Tingkat inflasi, Suku bunga SBI. Kurs dan IHSG
3 Ningsih, Elfiswandi dan Wijaya (2013)
Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Perusahaan Go Publik yang Listing di Bursa Efek Indonesia
Kinerja perusahaan (ROI)
Hasil penelitian menunjukkan struktur modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan taraf signifikansi sebesar (0,002 < 0,05). Struktur modal
(Debt to Equity Ratio)
4 Dewi (2006) Pengaruh Struktur Modal terhadap Optimalisasi Laba (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan Go Publik Masuk ke dalam Jakarta Islamic Index Periode 2001-2005)
Optimalisasi (peningkatan) Laba
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh signifikan terhadap optimalisasi laba dengan nilai regresi -0,092 dengan tingkat signifikansi 0,027 (sig 5%). Sedangkan uji independent test menunjukkan bahwa Ho ditolak, berarti tidak ada perbedaan terkait dengan optimalisasi laba baik pada perusahaan dengan struktur modal tinggi dan rendah.
Struktur Modal
Velnampy and Niresh (2012)
5 The Relationship
between Capital Structure and Profitability Net Profit Return on Capital Employed Return on Equity Net Interest Margin
Debt to Equity Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity memiliki hubungan positif dengan Net Profit, Return on Capital Employed dan Return on Equity sedangkan dengan Net Interest Margin memiliki hubungan negatif. Debt to Total Funds memiliki hubungan posititf dengan Return on Capital Debt to Total
(41)
sedangkan dengan Net Profit dan Net Interest Margin memiliki hubungan negatif.
Ferati dan Ejupi ( 2011)
6 Capital Structure and
Profitability: The Macedonian Case Profitability (ROE) Capital Structure (short-term debt and equity, and
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Equity memiliki korelasi positif dengan utang jangka pendek dan ekuitas, dan memiliki korelasi negatif dengan utang jangka panjang.
long-term debt No Peneliti Judul penelitian Variabel
Dependen
Variabel Independen
Hasil Penelitian Shubita dan
Alsawalhah (2012)
7 The Relationship
between Capital Structure and Profitability
Profitability (ROE)
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan negatif antara short-term debt dan total debt dengan profitabilitas. Capital
Structure (short-term debt dan total debt) 8 Kusumajaya
(2011)
Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Profitablitas Nilai perusahaan
Struktur modal Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 2) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 3) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan 5) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan
perusahaan
9 Indrajaya, Herlina dan Setiadi (2011) Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Resiko Bisnis terhadap Struktur Modal Struktur Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal (leverage), ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, dan profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel pertumbuhan dan risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal (leverage).
Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Resiko Bisnis
10 Kurniawati (2012)
Pengaruh Arus Kas Bersih terhadap Likuiditas dan Dampkanya terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jaya Indonesia Cabang Tasikmalaya)
Likuiditas Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) arus kas bersih berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (2) arus kas bersih secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (3) likuiditas terhadap profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (4) arus kas bersih dan likuiditas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Arus kas
11 Iqbal (2007) Pengaruh Tingkat Harga Jual Komoditi The terhadap Laba Optimal Perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero)
Laba optimal Ada pengaruh yang signifikan antara harga jual terhadap laba optimal.
Harga jual
Windasari dan SriBudhi (2013)
12 Analisis pengaruh
Tumpangsari terhadap Pendapatan
Luas lahan, jumlah tenaga kerja (jam
Pendapatan Hasil penelitian menunjukan bahwa luas lahan, jumlah tenaga kerja (jam kerja) dan harga
(42)
Munduktemu Kabupaten Tabanan
harga komoditi parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani Tumoka (2013)
13 Analisis pendapatan
Usaha Tani Tomat di Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa
Pendapatan Hasil penelitian menunjukan
jumlah produksi dan harga tomat memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap tingkat pendapatan petani tomat di Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.
Jumlah produksi dan harga
2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan 2.2.1. Pengertian Kinerja
Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“, yaitu
kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian
bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu
usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas
dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu
(Hanafi,2003: 69).
Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk
melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut
atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan
tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan
tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham.
Atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
2.2.2. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan
Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja
(43)
a. Mengetahui tingkat likuiditas yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat
ditagih.
b. Mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Mengetahui tingkat rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
d. Mengetahui tingkat stabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar
beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan
memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen dan
manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan
atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.
2.3. Analisis Rasio Keuangan
2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2007:65), analisis rasio keuangan adalah “suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”.
(44)
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Menurut Sutrisno (2007:214), analisis rasio keuangan adalah menghubungkan elemen-elemen yang ada dilaporan keuangan agar bisa diinterprestasikan lebih lanjut. Dengan demikian analisis rasio keuangan berguna untuk menentukan kesehatan atau kinerja keuangan perusahaan baik pada saat sekarang maupun di masa mendatang sehingga sebagai alat untuk menilai posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.
Untuk memahami kondisi neraca dan laba rugi suatu perusahaan, seorang analyst umumnya menggunakan metode analisis rasio keuangan. Metode ini
(45)
digunakan sebagai suatu alat ukur untuk dapat memahami neraca dan laporan laba rugi. Menurut Mardiyanto (2008:51) analisis rasio keuangan merupakan peralatan (tools) untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laba rugi).
Menurut Mardiyanto (2008:53) terdapat 4 (empat) macam standar dalam analisis rasio, yakni:
1. Rata-rata industri, perusahaan membandingkan rasionya dengan rasio rata-rata industri
2. Perusahaan paling unggul, mungkin sulit memperoleh data rata-rata industri yang lengkap. Untuk mengatasinya, perusahaan cukup membandingkan rasionalnya dengan rasio perusahaan paling unggul.
3. Data historis, perusahaan membandingkan rasionya dengan rasio tahun-tahun yang lalu
4. Anggaran serta realisasinya, perusahaan membandingkan rasio berdasarkan anggaran (rencana) dengan realisasinya.
Menurut Jumingan (2006:118), rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk sistematis yang sederhana. Rasio standar ini dapat ditentukan berdasarkan alternatif di bawah ini:
1. Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tahun-tahun yang telah lampau.
2. Didasarkan pada rasio dari perusahaan lain yang menjadi pesaingnya, dipilih satu perusahaan yang tergolong maju dan berhasil.
(46)
3. Didasarkan pada data laporan keuangan yang dibudgetkan (goal ratio).
4. Didasarkan pada rasio industri, dimana perusahaan yang bersangkutan masuk sebagai anggotanya.
Dengan perbandingan rasio standar ini akan diketahui apakah rasio perusahaan yang bersangkutan terletak diatas average, average atau dibawah average.
2.3.2. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antara data dari neraca dan data laporan laba rugi.
1. Rasio likuiditas
Rasio ini memberi gambaran kelemahan dan kemampuan financial perusahaan dari tahun ke tahun. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Ada 2 macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu:
a) Current Ratio
b) Quick Ratio atau Acid Test Ratio 2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang digunakan, yaitu:
a. Total Debt to Equity Ratio b. Total Debt to Total Assets Ratio c. Long Term Debt to Equity
(47)
d. Long Term Debt to Total Assets 3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat) rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu:
a. Return on Equity (ROE) b. Return on Assets (ROA) c. Net Profit Margin d. Gross Profit Margin
Setiap kegiatan bisnis yang dijalankan baik secara perorangan maupun berkelompok bertujuan untuk mensejahterakan pemilik atau menambah nilai perusahaan dengan laba yang maksimal. Harapan untuk mendapatkan laba perusahaan secara berkelanjutan bukanlah suatu pekerjaan yang gampang tetapi memerlukan perhitungan yang cermat dan teliti dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perusahaan baik faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern.
Menurut Kuswadi (2005:5) rasio kemampulabaan (profitability ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba secara relatif. Selanjutnya Kasmir (2008:196) mengemukakan bahwa Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Dikatakan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi
(48)
target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimiliki. Menurut Martono (2005:60) Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan efektivitas menciptakan laba. Laba pada dasarnya menunjukkan seberapa baik perusahaan dalam membuat keputusan investasi dan pembiayaan.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu :
1. untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2. untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. untuk menilai produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk :
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
(49)
Menurut Jumingan (2006:120) analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi:
1. Rasio neraca (ibalance sheet rations) yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap dengan utang jangka panjang dan sebagainya.
2. Rasio laporan laba rugi (income statement rations) yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi, misalnya laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan neto, operating ratio dan sebagainya.
3. Rasio antar laporan (inter statement rations) yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dan sebagainya.
Berikut ini juga jenis analisis rasio menurut Mardiyanto (2008:52) yakni: 1. Analisis silang (cross sectional) yaitu membandingkan rasio dalam waktu
(tahun) yang sama.
2. Analisis runtun waktu (time series) yaitu membandingkan rasio dalam waktu (tahun) yang berbeda.
3. Analisis gabungan (combined) yaitu menyatukan kedua analisis sebelumnya.
2.3.3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Manfaat analisis rasio adalah untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengambil
(50)
manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
Menurut Kasmir (2008:104) hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja keuangan manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target kerja seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat di nilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
Berikut ini beberapa akun yang di nilai menggunakan analisis rasio menurut Kuswadi (2005:71), yaitu:
1. Kemampulabaan (profitability Ratio) 2. Kemampuan likuiditas (Liquidity Ratio) 3. Aktivitas rasio (Activity Ratio)
4. Efektivitas dan efisiensi penggunaan dana dan biaya
2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain: Menurut Mardiyanto (2008:65), yaitu:
1. Sukar diterapkan pada perusahaan dengan banyak divisi.
Perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda industrinya mungkin akan sulit menentukan perusahaan pembanding yang tepat. Pada kenyataannya, analisis rasio keuangan lebih mudah diterapkan untuk perusahaan kecil dengan bidang usaha yang terbatas.
2. Inflasi dengan metode akuntansi
Dengan adanya inflasi, nilai buku yang tercatat di neraca dapat sangat menyimpang dari nilai yang terjadi di pasar. Demikian pula metode akuntansi
(51)
misalnya dalam pencatatan persediaan dapat memberikan nilai yang berbeda bagi suatu perkiraan yang termuat dalam neraca. Dua hal itu perlu dicermati meskipun sering agak susah mengatasinya apabila harus dilakukan analisis rasio dalam waktu singkat.
3. Teknik merekayasa laporan keuangan, disebut juga dengan palsuan indah (window dressing).
Jika tidak berhati-hati, pengguna laporan keuangan dapat saja terkecoh dengan angka-angka pada laporan keuangan. Menjelang tutup buku perusahaan sengaja meminjam uang tunai untuk disimpan beberapa hari sehingga menambah kas pada neraca dan menjadikan tingkat likuiditas perusahaan tampak baik.
2.4. Faktor Ekonomi Makro 2.4.1. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar Rupiah atau disebut juga Kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau
harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar negara di mana
masing-masing negara mempunyai alat tukar sendiri mengharuskan adanya angka
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta
asing atau kurs (Salvatore, 2001:63).
Rayun (2007:4) menyatakan bahwa nilai tukar mata uang (exchange rate) atau
sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs
merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat
pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel
(52)
Menurut Thobarry (2009:46) kurs merupakan salah satu harga yang terpenting
dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca
transaksi berjalan maupun faktor-faktor makro ekonomi yang lain. Ada dua pendekatan
yang digunakan untuk menentukan nilai tukar mata uang yaitu pendekatan moneter dan
pendekatan pasar. Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang di definisikan
sebagai harga dimana mata uang asing diperjual belikan terhadap mata uang domestik
dan harga tersebut berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang
Valuta asing (foreign exchange) adalah semua mata uang negara yang dapat
digunakan untuk kegiatan perekonomian suatu negara dengan negara lain. Misalnya
mata uang Amerika serikat berupa US $, mata uang Yen dari Jepang, dan lain
sebagainya. Setiap valuta asing tersebut mempunyai harga tertentu dalam mata uang
suatu negara lain. Misalnya US $ dengan Rp, $1=Rp 9.600, (artinya harga 1 US $ sama
dengan Rp 9.600). harga tersebut menggambarkan berapa banyak suatu mata uang
harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain rasio
pertukaran tersebut adalah nilai tukar (exchange rate) atau kurs valuta asing (Asfia,
2006:72). Menurutnya nilai kurs valuta asing dari waktu ke waktu dapat mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari kekuatan
permintaan dan penawaran dalam pasar valuta asing dan juga dapat ditentukan oleh
pemerintah.
Sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara sangat berpengaruh sekali
dalam menentukan pergerakan nilai tukar. Seperti misalnya negara Indonesia yang
sebelum tanggal 14 Agustus 1997 menerapkan sistem nilai tukar mengambang
terkendali, maka laju depresiasi sangat ditentukan oleh pemegang otoritas moneter,
sehingga ketika Bank Indonesia melepas kendali nilai tukar menyebabkan nilai tukar
(53)
mengurangi tekanan terhadap rupiah, upaya lain yang telah dilakukan Bank Indonesia
adalah pengembangan pasar valas domestik antar bank melalui band intervensi.
Dengan band intervensi, nilai tukar diperkenankan berfluktuasi dalam kisaran band yang
telah ditetapkan. Apabila valuta asing diperdagangkan melebihi band yang telah
ditetapkan maka Bank Indonesia segera melakukan intervensi untuk mengembalikan
nilai tukar pada posisi semula (Wibowo, 2013:2).
Berdasarkan definisi tersebut, nilai tukar mata uang kurs merupakan harga mata
uang terhadap mata uang lainnya dan merupakan salah satu harga yang terpenting
dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca
transaksi berjalan maupun faktor-faktor makro ekonomi yang lain dan pada dasarnya
merupakan jaringan kerja dari perbankan dan lembaga keuangan dalam melayani
masyarakat untuk membeli (permintaan) dan menjual (penawaran) valuta asing.
2.4.2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Menurut Case (2004:167), bunga adalah biaya yang dibayarkan oleh seseorang
peminjam kepada pemberi pinjaman atas penggunaan dananya. Tingkat suku bunga
adalah pembayaran bunga pinjaman tahun yang dinyatakan sebagai persentase dari
pinjaman; persentase itu sama dengan jumlah bunga yang diterima pertahun dibagi
dengan jumlah pinjaman.
Menurut Darmawi (2006:181), tingkat bunga adalah harga yang harus dibayar
oleh peminjam untuk memperoleh dan dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu
tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya menurut Yogi (2009:3) Suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) merupakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk
mengontrol peredaran uang di masyarakat, dengan kata lain pemerintah melakukan
(1)
Lampiran Uji Glejser
Coefficients
aModel
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
1 (Constant)
.383
.705
LNNilaiTukarRupiah
-.021
-.108
.915
LNSukuBungaSBI
.172
.803
.428
LNInflasi
-.125
-.630
.534
LNStrukturModal
.237
1.074
.292
LNArusKasTahunBerjalan
.061
.242
.811
LNPertumbuhanPerusahan
.020
.080
.937
LNHargaKomoditiKaret
-.168
-.375
.711
LNHargaKomoditiSawit
-.194
-.862
.395
LNLuasArealTMTanamanKaret
.224
.575
.570
LNLuasArealTMTanamanSawit
.102
.424
.675
LNProduktivitasProduksiKaret
-.273
-1.052
.301
LNProduktivitasProduksiSawit
-.286
-1.029
.312
a. Dependent Variable: ABSROI
(2)
Lampiran 4 Data Regression Hipotesis 3
Descriptive Statistics
Mean
Std.
Deviation N
LNROE 2.7633 1.19267 42
LNNilaiTukarRupiah 9.1447 .05756 42 LNSukuBungaSBI 1.9455 .22036 42
LNInflasi 1.7584 .28691 42
LNStrukturModal 5.3252 1.05810 42 LNArusKasTahunBerjalan 4.1742 1.38334 42 LNPertumbuhanPerusahan 2.6717 .90736 42 LNHargaKomoditiKaret 6.8435 4.53333 42 LNHargaKomoditiSawit 8.7940 .13682 42 LNLuasArealTMTanamanKaret 5.5630 3.81541 42 LNLuasArealTMTanamanSawit 10.8214 .63085 42 LNProduktivitasProduksiKaret .5985 .68024 42 LNProduktivitasProduksiSawit 2.6502 1.08539 42
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .844a .712 .592 .76142
a. Predictors: (Constant), LNProduktivitasProduksiSawit, LNSukuBungaSBI, LNStrukturModal, LNNilaiTukarRupiah, LNInflasi, LNPertumbuhanPerusahan,
LNProduktivitasProduksiKaret, LNHargaKomoditiSawit, LNLuasArealTMTanamanSawit, LNArusKasTahunBerjalan, LNLuasArealTMTanamanKaret, LNHargaKomoditiKaret b. Dependent Variable: LNROE
Model Summaryb
Model
Change Statistics R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .712 5.966 12 29 .000 1.801
b. Dependent Variable: LNROE
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 41.508 12 3.459 5.966 .000a
Residual 16.813 29 .580
Total 58.321 41
a. Predictors: (Constant), LNProduktivitasProduksiSawit, LNSukuBungaSBI, LNStrukturModal, LNNilaiTukarRupiah, LNInflasi, LNPertumbuhanPerusahan, LNProduktivitasProduksiKaret, LNHargaKomoditiSawit, LNLuasArealTMTanamanSawit, LNArusKasTahunBerjalan, LNLuasArealTMTanamanKaret, LNHargaKomoditiKaret
(3)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 41.508 12 3.459 5.966 .000a
Residual 16.813 29 .580
Total 58.321 41
a. Predictors: (Constant), LNProduktivitasProduksiSawit, LNSukuBungaSBI, LNStrukturModal, LNNilaiTukarRupiah, LNInflasi, LNPertumbuhanPerusahan, LNProduktivitasProduksiKaret, LNHargaKomoditiSawit, LNLuasArealTMTanamanSawit, LNArusKasTahunBerjalan, LNLuasArealTMTanamanKaret, LNHargaKomoditiKaret
b. Dependent Variable: LNROE
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -34.536 26.497 -1.303 .203
LNNilaiTukarRupiah 2.421 2.479 .117 .977 .337
LNSukuBungaSBI 1.431 .697 .264 2.053 .049
LNInflasi .205 .498 .049 .412 .683
LNStrukturModal .369 .150 .327 2.460 .020
LNArusKasTahunBerjalan .197 .131 .228 1.504 .143 LNPertumbuhanPerusahan .440 .195 .334 2.255 .032 LNHargaKomoditiKaret .019 .071 .072 .266 .792 LNHargaKomoditiSawit -.026 1.178 -.003 -.022 .982 LNLuasArealTMTanamanKaret .009 .073 .028 .121 .905 LNLuasArealTMTanamanSawit .722 .273 .382 2.639 .013 LNProduktivitasProduksiKaret .872 .274 .497 3.177 .004 LNProduktivitasProduksiSawit -.085 .184 -.077 -.461 .648 a. Dependent Variable: LNROE
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 LNNilaiTukarRupiah .694 1.440
LNSukuBungaSBI .600 1.667
LNInflasi .694 1.442
LNStrukturModal .561 1.781
LNArusKasTahunBerjalan .432 2.317 LNPertumbuhanPerusahan .452 2.211 LNHargaKomoditiKaret .136 7.361 LNHargaKomoditiSawit .545 1.836 LNLuasArealTMTanamanKaret .181 5.532 LNLuasArealTMTanamanSawit .475 2.105 LNProduktivitasProduksiKaret .406 2.463 LNProduktivitasProduksiSawit .354 2.825 a. Dependent Variable: LNROE
(4)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value .4392 4.6529 2.7633 1.00618 42 Std. Predicted Value -2.310 1.878 .000 1.000 42 Standard Error of Predicted
Value
.263 .746 .414 .090 42
Adjusted Predicted Value -1.4591 5.5028 2.7526 1.20826 42 Residual -1.41314 1.51075 .00000 .64037 42 Std. Residual -1.856 1.984 .000 .841 42 Stud. Residual -2.230 2.260 -.011 1.013 42 Deleted Residual -2.04094 2.40881 .01074 1.00788 42 Stud. Deleted Residual -2.408 2.446 -.013 1.050 42 Mahal. Distance 3.906 38.384 11.714 6.092 42 Cook's Distance .000 .739 .055 .123 42 Centered Leverage Value .095 .936 .286 .149 42 a. Dependent Variable: LNROE
(5)
(6)