Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Hipotesis II

4.1.5.1 Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Hipotesis II

Model persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan asumsi klasik diantaranya semua data berdistribusi normal, model harus bebas dari gejala multikolinieritas, terbebas dari heterokedastisitas dan tidak terjadi autokorelasi. Model persamaan dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan asumsi klasik sehingga model sudah dianggap baik. Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda diperoleh hasil seperti dalam Tabel 4.14: Tabel 4.14 Hasil Uji Persamaan Regresi berganda Hipotesis II Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant 4.554 20.809 .219 .828 LNNilaiTukarRupiah 1.408 1.947 .104 .723 .475 LNSukuBungaSBI -.648 .547 -.184 -1.185 .246 LNInflasi .412 .391 .152 1.054 .301 LNStrukturModal .263 .118 .358 2.235 .033 LNArusKasTahunBerjalan -.122 .103 -.216 -1.184 .246 LNPertumbuhanPerusahan .664 .153 .774 4.337 .000 LNHargaKomoditiKaret .130 .056 .755 2.318 .028 LNHargaKomoditiSawit -1.575 .925 -.277 -1.703 .099 LNLuasArealTMTanamanKaret -.040 .058 -.194 -.688 .497 LNLuasArealTMTanamanSawit -.316 .215 -.257 -1.473 .152 LNProduktivitasProduksiKaret -.740 .215 -.647 -3.434 .002 LNProduktivitasProduksiSawit -.042 .145 -.058 -.290 .774 a. Dependent Variable: LNROI Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan Tabel 4.14 maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini sebagai berikut : Y= 4,554+ 1,408X 1 - 0,648X 2 + 0,412X 3 + 0,263X 4 - 0,122X 5 +0,664X 6 +0,130X 7 - 1,575X 8 -0,040X 9 -0,316X 10 - 0,740X 11 - 0,042X 12 1. Nilai konstanta a = 4,554 menunjukkan bahwa apabila nilai variabel independen diasumsikan sama dengan nol, maka nilai dari ROI bertambah sebesar 4,554 + µ Universitas Sumatera Utara 2. Koefisien regresi b 1 3. Koefisien regresi b sebesar 1,408 menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai tukar rupiah sebesar 1 akan diikuti kenaikan ROI sebesar 1,408 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa antara nilai tukar rupiah dengan ROI menunjukkan hubungan yang searah positif artinya setiap kenaikan nilai tukar rupiah akan diikuti oleh kenaikan ROI dan sebaliknya penurunan nilai tukar rupiah akan mengakibatkan penurunan ROI. 2 4. Koefisien regresi b sebesar -0,648 menunjukkan bahwa setiap penurunan Suku Bunga SBI sebesar 1 akan diikuti penurunan ROI sebesar 0,648 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa antara Suku Bunga SBI dengan ROI menunjukkan hubungan yang berlawanan negatif artinya setiap penerunan Suku Bunga SBI akan diikuti oleh penurunan ROI dan sebaliknya kenaikan Suku Bunga SBI akan mengakibatkan kenaikan ROI. 3 5. Koefisien regresi b sebesar 0,412 menunjukkan bahwa setiap kenaikan inflasi sebesar 1 akan diikuti kenaikan ROI sebesar 0,412 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara Inflasi dengan ROI menunjukkan hubungan yang searah positif artinya setiap penambahan inflasi akan diikuti oleh kenaikan ROI dan sebaliknya penurunan inflasi akan mengakibatkan penurunan ROI. 4 sebesar 0,263 menunjukkan bahwa setiap kenaikan struktur modal sebesar 1 akan diikuti kenaikan ROI sebesar 0,263 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa antara struktur modal dengan ROI menunjukkan Universitas Sumatera Utara hubungan yang searah positif artinya setiap kenaikan struktur modal akan diikuti oleh kenaikan ROI dan sebaliknya penurunan struktur modal akan mengakibatkan penurunan ROI. 6. Koefisien regresi b 5 7. Koefisien regresi b sebesar -0,122 menunjukkan bahwa setiap penurunan Arus Kas Tahun Berjalan sebesar 1 akan diikuti penurunan ROI sebesar 0,122 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara penurunan Arus Kas Tahun Berjalan dengan ROI menunjukkan hubungan yang berlawanan negatif artinya setiap penambahan penuruanan Arus Kas Tahun Berjalan akan diikuti oleh penurunan ROI dan sebaliknya kenaikan Arus Kas Tahun Berjalan akan mengakibatkan kenaikan ROI. 6 8. Koefisien regresi b sebesar 0,664 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan perusahaan sebesar 1 akan diikuti kenaikan ROI sebesar 0,664 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa antara pertumbuhan perusahaan dengan ROI menunjukkan hubungan yang searah positif artinya setiap kenaikan pertumbuhan perusahaan akan diikuti oleh kenaikan ROI dan sebaliknya penurunan pertumbuhan perusahaan akan mengakibatkan penurunan ROI. 7 sebesar 0,130 menunjukkan bahwa setiap kenaikan harga komoditi karet sebesar 1 akan diikuti kenaikan ROI sebesar 0,130 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa antara harga komoditi dengan ROI menunjukkan hubungan yang serah positif artinya setiap kenaikan harga komoditi akan diikuti oleh kenaikan ROI dan sebaliknya penurunan harga komoditi akan mengakibatkan penurunan ROI. Universitas Sumatera Utara 9. Koefisien regresi b 8 10. Koefisien regresi b sebesar -1,575 menunjukkan bahwa setiap penurunan harga komiditi sawit sebesar 1 akan diikuti penurunan ROI sebesar 1,575 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara penurunan harga komiditi sawit dengan ROI menunjukkan hubungan yang berlawanan negatif artinya setiap penurunan harga komoditi sawit akan diikuti oleh penurunan ROI dan sebaliknya kenaikan harga komiditi sawit akan mengakibatkan kenaikan ROI. 9 11. Koefisien regresi b sebesar –0,040 menunjukkan bahwa setiap penurunan luas areal tanaman karet sebesar 1 akan diikuti penurunan ROI sebesar 0,040 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara penurunan luas areal tanaman karet dengan ROI menunjukkan hubungan yang berlawanan negatif artinya setiap penurunan luas areal tanaman karet akan diikuti oleh penurunan ROI dan sebaliknya kenaikan luas areal tanaman karet akan mengakibatkan kenaikan ROI. 10 12. Koefisien regresi b sebesar -0,316 menunjukkan bahwa setiap penurunan luas areal tanaman sawit sebesar 1 akan diikuti penurunan ROI sebesar 0,316 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara penurunan luas areal tanaman sawit dengan ROI menunjukkan hubungan yang berlawanan negatif artinya setiap penurunan luas areal tanaman sawit akan diikuti oleh penurunan ROI dan sebaliknya kenaikan luas areal tanaman sawit akan mengakibatkan kenaikan ROI. 11 sebesar -0,740 menunjukkan bahwa setiap penurunan produktivitas produksi karet sebesar 1 akan diikuti penurunan ROI sebesar 0,740 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Ini Universitas Sumatera Utara artinya bahwa antara penurunan produktivitas produksi karet dengan ROI menunjukkan hubungan yang berlawanan negatif artinya setiap penurunan produktivitas produksi karet akan diikuti oleh penurunan ROI dan sebaliknya kenaikan produktivitas produksi karet akan mengakibatkan kenaikan ROI. 13. Koefisien regresi b 12 Berdasarkan pada Tabel 4.14 maka diperoleh hasil uji parsial sebagai berikut: sebesar -0,042 menunjukkan bahwa setiap penurunan produktivitas produksi sawit sebesar 1 akan diikuti penurunan ROI sebesar 0,042 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara penurunan produktivitas produksi sawit dengan ROI menunjukkan hubungan yang berlawanan negatif artinya setiap penurunan produktivitas produksi sawit akan diikuti oleh penurunan ROI dan sebaliknya kenaikan produktivitas produksi sawit akan mengakibatkan kenaikan ROI. 1. Nilai t hitung untuk Nilai tukar rupiah 0,723 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk nilai tukar rupiah 0,475 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 2. Nilai t dan menolak H 1 untuk nilai tukar rupiah. Dengan demikian, secara parsial nilai tukar rupiah tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI. hitung untuk suku bungan SBI -1,185 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk suku bunga SBI 0,246 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H dan menolak H 1 untuk suku bunga SBI. Dengan demikian, secara parsial suku bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI. Universitas Sumatera Utara 3. Nilai t hitung untuk inflasi 1,054 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk inflasi 0,301 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 4. Nilai t dan menolak H 1 untuk inflasi. Dengan demikian, secara parsial inflasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI. hitung untuk struktur modal 2,235 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69 dan nilai sig t untuk struktur modal 0,033 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 5. Nilai t dan menolak H 1 untuk struktur modal. Dengan demikian, secara parsial struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI. hitung untuk arus kas tahun berjalan -1,184 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk arus kas tahun berjalan 0,246 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 6. Nilai t dan menolak H 1 untuk arus kas tahun berjalan. Dengan demikian, secara parsial arus kas tahun berjalan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI. hitung untuk pertumbuhan perusahaan 4,337 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69 dan nilai sig t untuk pertumbuhan perusahaan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 7. Nilai t dan menerima H 1 untuk pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian, secara parsial pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI. hitung untuk harga komoditi karet 2,138 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69 dan nilai sig t untuk harga komoditi karet 0,028 Universitas Sumatera Utara lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 8. Nilai t dan menerima H 1 untuk harga komoditi karet. Dengan demikian, secara parsial harga komoditi karet berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI. hitung untuk harga komoditi sawit -1,703 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk harga komoditi sawit 0,099 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 9. Nilai t dan menolak H 1 untuk harga komoditi sawit. Dengan demikian, secara parsial harga komoditi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI. hitung untuk Luas Areal TM Tanaman Karet 0,688 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk Luas Areal TM Tanaman Karet 0,497 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 10. Nilai t dan menerima H 1 untuk Luas Areal TM Tanaman Karet. Dengan demikian, secara parsial Luas Areal TM Tanaman Karet berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI. hitung untuk Luas Areal TM Tanaman sawit -1,473 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk Luas Areal TM Tanaman Sawit 0,152 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 11. Nilai t dan menolak H 1 untuk Luas Areal TM Tanaman Sawit. Dengan demikian, secara parsial Luas Areal TM Tanaman Sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI. hitung untuk Produktivitas Produksi Karet -3,434 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk Produktivitas Produksi Karet 0,002 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang Universitas Sumatera Utara diperoleh maka menerima H 12. Nilai t dan menolak H 1 untuk Produktivitas Produksi Karet. Dengan demikian, secara parsial Produktivitas Produksi Karet berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap ROI. hitung untuk Produktivitas Produksi sawit -0,290 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 1,69, atau nilai sig t untuk Produktivitas Produksi sawit 0,774 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H dan menolak H 1 untuk Produktivitas Produksi sawit. Dengan demikian, secara parsial Produktivitas Produksi sawit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI.

4.1.5.2 Koefisien Determinasi Hipotesis II