Menurut Jumingan 2006:120 analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi:
1. Rasio neraca ibalance sheet rations yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca, misalnya rasio lancar current ratio, rasio
tunai quick ratio, rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap dengan utang jangka panjang dan sebagainya.
2. Rasio laporan laba rugi income statement rations yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi, misalnya laba
bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan neto, operating ratio dan sebagainya.
3. Rasio antar laporan inter statement rations yaitu membandingkan angka- angka dari dua sumber data campuran, baik yang ada di neraca maupun di
laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan
persediaan rata-rata dan sebagainya. Berikut ini juga jenis analisis rasio menurut Mardiyanto 2008:52 yakni:
1. Analisis silang cross sectional yaitu membandingkan rasio dalam waktu tahun yang sama.
2. Analisis runtun waktu time series yaitu membandingkan rasio dalam waktu tahun yang berbeda.
3. Analisis gabungan combined yaitu menyatukan kedua analisis sebelumnya.
2.3.3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Manfaat analisis rasio adalah untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengambil
Universitas Sumatera Utara
manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri
atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi. Menurut Kasmir 2008:104 hasil rasio keuangan ini digunakan untuk
menilai kinerja keuangan manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target kerja seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat di nilai kemampuan
manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Berikut ini beberapa akun yang di nilai menggunakan analisis rasio
menurut Kuswadi 2005:71, yaitu: 1. Kemampulabaan profitability Ratio
2. Kemampuan likuiditas Liquidity Ratio 3. Aktivitas rasio Activity Ratio
4. Efektivitas dan efisiensi penggunaan dana dan biaya
2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain:
Menurut Mardiyanto 2008:65, yaitu: 1. Sukar diterapkan pada perusahaan dengan banyak divisi.
Perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda industrinya mungkin akan sulit menentukan perusahaan pembanding yang tepat. Pada
kenyataannya, analisis rasio keuangan lebih mudah diterapkan untuk perusahaan kecil dengan bidang usaha yang terbatas.
2. Inflasi dengan metode akuntansi Dengan adanya inflasi, nilai buku yang tercatat di neraca dapat sangat
menyimpang dari nilai yang terjadi di pasar. Demikian pula metode akuntansi
Universitas Sumatera Utara
misalnya dalam pencatatan persediaan dapat memberikan nilai yang berbeda bagi suatu perkiraan yang termuat dalam neraca. Dua hal itu perlu dicermati
meskipun sering agak susah mengatasinya apabila harus dilakukan analisis rasio dalam waktu singkat.
3. Teknik merekayasa laporan keuangan, disebut juga dengan palsuan indah
window dressing. Jika tidak berhati-hati, pengguna laporan keuangan dapat saja terkecoh dengan
angka-angka pada laporan keuangan. Menjelang tutup buku perusahaan sengaja meminjam uang tunai untuk disimpan beberapa hari sehingga
menambah kas pada neraca dan menjadikan tingkat likuiditas perusahaan tampak baik.
2.4. Faktor Ekonomi Makro 2.4.1. Nilai Tukar Rupiah