TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
312
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
Percepatan pengembangan
Kawasan Perdesaan
perlu dilakukan
dengan penyelenggaraan program atau kegiatan-kegiatan pendukung. Beberapa program yang
berpotensi mendukung pengembangan kegiatan unggulan di Kawasan Perdesaan diantaranya pembangunan dan peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan,
pengembangan dan pelestarian potensi budaya dan kearifan lokal, pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana, pengembangan kapasitas manusia.
Di samping program atau kegiatan pembangunan sektor, pengembangan Kawasan Perdesaan perlu juga didukung penguatan kelembagaan pada tingkat
kawasan, baik kelembagaan ekonomi BUMDes, BUMDes Bersama Antar-Desa, koperasi, maupun kelembagaan sosial-kemasyarakatan BKAD, MAD, dan jejaring
kerjasama lembaga pemerintah
– swasta – masyarakat. Dalam pengembangan kawasan khususnya bagi Desa atau antar-Desa yang
hendak mengembangkan komoditas unggulan hortikultura, strategi dasar yang perlu dilaksanakan, yaitu:
1. Kawasan merupakan pusat pertumbuhan dan pengembangan
produk hortikultura unggulan yang menjadi komoditas unggulan dan spesifik di kawasan tersebut.
Keluaran dari pengembangan kawasan difokuskan pada pengembangan produk berdaya saing dengan orientasi pasar regional, nasional atau internasional melalui
penerapan GAP;
2. Pemerintah
sebagai katalisator dan fasilitator, mendorong peran aktif swasta dan masyarakat untuk berinvestasi dalam mengembangkan agribisnis komoditas
unggulan hortikultura di kawasan; 3.
Kawasan memiliki keterkaitan dengan sektor industri hulu-hilir, yang merupakan
stimulan kegiatan ekonomi sehingga akan mampu meningkatkan daya saing; dan 4.
Pengembangan kawasan terpadu, seperti keterkaitan antar kabupatenkota
ataupun antar provinsi menjadi dasar keberhasilan dalam pengembangan kawasan.
H. Fokus Pengembangan Kawasan
Fokus pengembangan kawasan komoditas unggulan, terutama dalam hal: 1.
Penguatan Sumberdaya Manusia, diarahkan kepada para petugas pendamping
penyuluh, staf teknis, petani dan pelaku usaha, yang beorientasi pada budidaya yang baik, SLPHT, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran,
pengembangan bisnis dan profesionalisme, serta kelembagaan yang terfokus pada komoditas unggulan.
2. Penelitian dan Pengembangan
, merupakan faktor penting dalam rancang bangun kawasan. Dukungan litbang diperlukan dalam alih teknologi untuk memenuhi
kebutuhan petani akan teknologi melalui pendampingan dan sosialisasi penerapan hasil-hasil penelitian secara langsung melalui pelatihan atau magang.
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 313
3.
Sumber Permodalan,
diperlukan fasilitasi dan kemudahan bagi pelaku usaha di kawasan untuk akses terhadap lembaga keuangan dengan persyaratan yang tidak
membebani pelaku usaha. 4.
Pengembangan Pasar,
merupakan faktor utama yang dalam pengembangan komoditas unggulan. Potensi pasar perlu dieksplorasi secara optimal, antara lain
tujuan pasar, kontinuitas permintaan, kualitas, jumlah, penyediaan informasi pasar,
pengembangan jaringan
pasar dan
promosi. Pengembangan
pasar dilakukan bersamaan dengan pembenahan manajemen rantai pasok. 5.
Pengembangan Prasarana dan Sarana
seperti infrastruktur jalan, bendungan, dan irigasi, untuk menjamin akses keluar-masuk transportasi ke kawasan sehingga
produk dapat disalurkan ke luar kawasan dan menentukan kualitas produk hortikultura yang dihasilkan. Selain itu, juga dibutuhkan sarana dan prasarana
pendukung kegiatan produksi danatau pengolahan.
6. Kelembagaan
, di tingkat petani kelompok tani dan kelompok usaha perlu dikembangkan dalam upaya pengembangan usaha di kawasan. Pengembangan
kelompok tani diarahkan pada penumbuhan dan pengaktifan kelompok tani, gabungan kelompok tani, asosiasi, dan kelembagaan ekonomi petani serta
diarahkan untuk bermitra dengan perusahaanswasta yang memiliki akses pasar. Pengelolaan kelembagaan dilakukan dengan pendekatan partisipatif melalui
pemberdayaan masyarakatnya. Para champion setiap mata rantai produksi sampai pasar diberdayakan untuk mendorong keberhasilan agribisnis.
7. Iklim Usaha,
seperti perbaikan regulasi yang memberikan kemudahan dalam berusaha serta diarahkan pada peninjauan kembali dan perbaikan terhadap
peraturan atau kebijakan-kebijakan pemerintah yang menghambat iklim usaha yang kondusif.
8. Jejaring Kerja,
melalui kerjasama, komunikasi, dan interaksi antar pelaku yang ada di dalamnya pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, pelaku usaha dan
masyarakat sehingga berbagai permasalahan yang timbul dapat diselesaikan secara cepat dan tepat, dan
9. Komitmen,
sangat diharapkan dalam memberikan dukunganfasilitas untuk pengembangan kawasan secara berkelanjutan. Komitmen dari pemerintah daerah
provinsi, dan kabupatenkota akan mempunyai dampak yang nyata terhadap pengembangan kawasan.
I. Indikator Keberhasilan Pengembangan Kawasan
Keberhasilan pengembangan kawasan komoditas unggulan diukur dari pencapaian dua indikator outcome, yaitu ditinjau dari perspektif manajemen dan teknis. Dari Aspek
Manajemen, meliputi 1 tersusunnya master plan dan recana aksi pengembangan kawasan secara komprehensif di daerah, 2 adanya kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan kawasan di daerah, dan 3 tersedianya alokasi anggaran yang mendukung pengembangan kawasan secara berkelanjutan. Selanjutnya, dari Aspek
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
314
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
Teknis, meliputi 1 meningkatnya produksi, produktivitas, dan mutu komoditas unggulan yang dikembangkan, 2 meningkatnya aktivitas pasca panen, pengolahan,
kualitas produk, dan nilai tambah produk, 3 meningkatnya jaringan pemasaran komoditas, 4 meningkatnya pendapatan pelaku usaha komoditas, 5 meningkatnya
penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha, dan 6 meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha komoditas terhadap sumber pembiayaan, pasar input.
J. Penataan Ruang Kawasan Perdesaan