Latar Belakang Model Aksi Sosial Social Action Model

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 211 SPB 5.1.1 Lembar Informasi Pembangunan Desa dalam Sistem Pembangunan Nasional

A. Latar Belakang

Reformasi tahun 1999 telah memberikan perubahan yang sangat mendasar bagi sistem ketatanegaraan Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan adanya berbagai tuntunan masyarakat agar dilakukan perubahan yang mendasar bagai penyelenggaraan pemerintahan yang selama masa orde baru dirasakan tidak memihak pada rakyat. Berkaitan dengan kedudukan desa, maka dapat dilihat dalam Pasal 18 ayat 1 Undang- Undang Dasar RI Tahun 1945 menyatakan bahwa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Selanjutnya Pasal 18 B ayat 2 UUD Tahun 1945 menyatakan bahwa, Negara mengakui dan menghormati kesatuan- kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Berdasarkan perubahan Pasal 18 tersebut, maka lahirlah Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, selanjutnya, diatur juga kewenangan Desa dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menegaskan kedudukan Desa sebagai bagian dari pemerintah yang diakui berdasarkan asas rekognisi dan subsidaritas. Pembangunan nasional pada dasarnya adalah upaya pemenuhan keadilan bagi rakyat Indonesia. Pembangnan dilaksanakan berdasar rencana besar bangsa Indonesia melalui perencanaan Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Desa. Dalam melakukan perencanaan pembangunan dalam UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional SPPN secara legal menjamin aspirasi masyarakat dalam pembangunan dalam kesatuannya dengan epentingan politis keputusan pembangunan yang ditetapkan oleh legislatif maupun kepentingan teknokratis perencanaan pembangunan yang dirumuskan oleh birokrasi. Aspirasi dan kepentingan masyarakat ini dirumuskan melalui proses perencanaan partisipatif yang secara legal menjamin kedaulatan rakyat dalam berbagai programproyek TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 212 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat pembangunan desa. Perencanaan partisipatif yang terpadukan dengan perencanaan teknokratis dan politis menjadi wujud nyata kerjasama pembangunan antara masyarakat dan pemerintah. Arah pendekatan dari Ditjen PPMD tentang pembangunan desa adalah Tri-Matra Pembangunan Desa. Pertama, Jaring Komunitas Wiradesa. Pilar ini diarahkan untuk mengarusutamakan penguatan kapabilitas manusia sebagai inti pembangunan desa, sehingga desa menjadi subyek yang berdaulat atas pilihan-pilihan yang diambil. Kedua, Lumbung Ekonomi Desa. Pilar ini mendorong muncul dan berkembangnya geliat ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemilik dan partisipan gerakan ekonomi di desa. Ketiga, Lingkar Budaya Desa. Pilar ini mempromosikan pembangunan yang meletakkan partisipasi warga dan komunitas sebagai akar gerakan sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain

B. Kedudukan Desa dalam Pembangunan Daerah