Sinkronisasi Program Kewilayahan Model Aksi Sosial Social Action Model

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 273  Menyesuaikan prioritas Renja SKPD dengan pagu dana SKPD yang termuat dalam program prioritas pembangunan daerah.  Harmonisasi program terkait peran koordinasi para pemangku kepentingan dalam rangka efektifitas pemanfaatan sumber daya dan alokasi anggaran dalam rangka penyempurnaan rencana kerja SKPD.

J. Sinkronisasi Program Kewilayahan

Sinkronisasi program kewilayahan menyangkut keselarasan dan harmonisasi kebijakan di tingkat kabupatenkota dengan pola penataan ruang untuk membangun keterpaduan kewenangan wilayah dan antarsektor dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Proses sinkronisasi membantu tim perencana untuk menentukan batas kewenangan administratif dan otoritas wilayah yang tidak menimbulkan pembatasan pelayanan tetapi untuk mempermudah akses. Misalnya mendorong pemerintah daerah agar penyediaan lahan dan infrastruktur utama dalam zona pengembangan benar-benar telah diuji kelayakannya sesuai dengan pergerakan penduduk, distribusi ekonomi, keberlanjutan dan integrasi lintas sektor. Hal ini diperlukan dalam perencanaan agar program prioritas yang diusulkan mempertimbangkan tingkat kewenangan struktur di tingkat Desa, Kecamatan dan KabupatenKota. Sinkronisasi kewilayahan untuk menghindari kesalahan dalam meletakkan tingkat kepentingan dan optimlaisasi sumber daya yang akan dimobilisasi dalam pelaksanaan pembangunan. Pada dasarnya sinkronisasi merupakan upaya menselaraskan aktivitas program dan kegiatan terkait pengembangan kewilayah dan penyediaan infrastruktur. Hasil dari kegiatan sinkronisasi ini menjadi masukan usulan program jangka menengah dan tahunan, sesuai dengan indikasi program utama yang tertuang dalam RTRWN PP No 26 Tahun 2008. Oleh karena itu, sinkronisasi program dapat membantu SKPD untuk mendefinisikan ulang setiap usulan program yang lebih realistis dan strategis dalam kerangka pengembangan potensi dan solusi terhadap masalah di daerah. Sinkronisasi program kewilayahan dapat membantu pemerintah dalam menetapkan kebutuhan berdasarkan tata ruang dan keterpaduan kebijakan dalam pembangunan suatu kawasan secara terintegrasi untuk menghindari tumpang tindih kebijakan dan optimalisasi sumber daya di daerah. Daftar Pustaka Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 274 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Peraturan Menteri Dalam Negeri No 132006 Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan menurut Urusan Pemerintahan Daerah. Wahjudin Sumpeno 2011 Integrasi dan Harmonisasi Rencana Pembangunan Daerah Panduan Pelatihan bagi Perencana Program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Banda Aceh: The World Bank. Wahjudin Sumpeno 2012 Mengelola Forum SKPD. Banda Aceh: Kerjasama BKPP Aceh dan The World Bank. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 275 Pokok Bahasan 6 PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 276 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 277 SPB 6.1 Rencana Pembelajaran Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan pokok- pokok kebijakan pembangunan kawasan perdesaan. Waktu 1 JP 90 menit Metode Pemaparan, Curah Pengalaman sharing experience, dan Pleno. Media  Media Tayang 6.1.1.  Lembar Informasi 6.1.1: Pokok-Pokok Kebijakan Pembangunan Kawasan Perdesaan: Permendesa PDTT No. 52016;  Lembar Informasi 6.1.2: Visi dan Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan. Alat Bantu Flipt chart, metaplan, spidol, laptop, LCD, Whiteboard TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 278 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Proses Penyajian 1. Menjelaskan tentang tujuan, proses, dan hasil yang diharapkan dari subpokok bahasan tentang Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan; 2. Lakukan curah pendapat untuk menggali pemahaman awal tentang konsep pembangunan kawasan perdesaan dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud pembangunan kawasan perdesaan? b. Apa tujuan pembangunan kawasan perdesaan? c. Bagaimana ruang lingkup pembangunan kawasan perdesaan? d. Siapa yang terlibat dalam pembangunan kawasan perdesaan? 3. Berikan kesempatan kepada peserta untuk menjawab dan berpendapat. Jika terdapat hal-hal yang perlu penjelasan lebih lanjut mengacu pada ketentuan yang berlaku, pelatih dapat memberikan penjelasan dilengkapi pemaparan media tayang yang telah disediakan; 4. Lakukan pemaparan tentang pokok-pokok kebijakan pembangunan kawasan perdesaan dengan menggunakan Media Tayang 6.1.1; 5. Selanjutnya, peserta melakukan curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: a. Apa peranan pendamping khususnya TAPM dalam memfasilitasi pembangunan kawasan perdesaan? b. Pihak mana saja yang harus difasilitasi untuk melaksanakan pembangunan kawasan perdesaan? 6. Buatlah catatan dari hasil curah pendapat dan lakukan pembulatan terlait dengan konsep dan pokok-pokok kebijakan pembangunan Kawasan Perdesaan. 7. Buatlah kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan dengan mengkaitkan pembahasan selanjutnya. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 279 SPB 6.1.1 Lembar Informasi Pokok-Pokok Kebijakan Pembangunan Kawasan Perdesaan

A. Pengertian Pembangunan Kawasan Perdesaan