Inisiatif Pembangunan Kawasan Strategi Dasar Pengembangan Kawasan

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 310 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat ditemukan adanya daerah berfungsi lindung. Sedangkan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan tidak secara fisik dibatasi tetapi dikaitkan dengan fungsi utamanya. Kawasan “Perdesaan” adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi untuk pemukman pedesaan, pelayan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Wilayah pertanian merupakan bentuk dominan aktivitas yang ada di kawasan pertanian yang membutuhkan pengelolaan yang sesuai dengan kemampuannya yang merupakan keunggulan komparatif.

F. Inisiatif Pembangunan Kawasan

Desa dapat memberikan usulan untuk menjadikan desanya sebagai lokasi kawasan perdesaan yang ingin dibangun, dan kemudian ditetapkan oleh bupatiwalikota, setelah dikaji dan sesuai dengan perencanaan pembangunan daerah kabupatenkota. Selain pemerintah daerah kabupatenkota, pemerintah dan pemerintah daerah provinsi juga dapat mengusulkan dan menetapkan program pembangunan kawasan perdesaan. Khusus untuk program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari pemerintah ditetapkan oleh Bappenas berdasarkan kewenangannya Pasal 124, PP No. 432014. Pasal 83 UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa ayat 1, Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar-Desa dalam 1 satu Kabupaten Kota. Pasal 85 1 Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah KabupatenKota melalui satuan kerja perangkat daerah, Pemerintah Desa, danatau BUM Desa dengan mengikut- sertakan masyarakat Desa. 2 Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah KabupatenKota, dan pihak ketiga wajib mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.

G. Strategi Dasar Pengembangan Kawasan

Desa Membangun merupakan paradigma yang menempatkan desa sebagai penentu pengembangan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Dalam konsep pengembangan wilayah terdapat dua pandangan: pertama, yang berfokus pada sistem wilayah sebagai fungsi function dari mata rantai simpul-simpul pertumbuhan dari desa – kota kecil – kota menengah –kota besar. Kedua adalah pandangan yang berfokus pada kemandirian kawasan perdesaan territory sebagai pondasi kemandirian untuk kesejahteraan kawasan perdesaan. Konsep yang berfokus pada fungsi simpul-simpul pertumbuhan didasari keyakinan bahwa pembangunan akan menjalar dari pusat-pusat utama ke pusat-pusat pertumbuhan di bawahnya hingga ke kota kecil dan desa. Dua fokus pandangan tersebut masing-masing telah diadopsi dalam kebijakan pemerintah, sehingga dalam pengembangan kawasan perdesaan tercermin dua pandangan: TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 311 1. Kebijakan yang melihat kawasan perdesaan sebagai strategi untuk menguatkan basis ekonomi nasional; sebagai area pengembangan sumber daya alam dan sektor primer ekstraktif untuk mendukung daya saing ekonomi nasional, mendukung fungsi kota kecil; 2. Kebijakan yang mengembangkan kemandirian kawasan perdesaan dengan perspektif lebih luas, untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia human capital, sumber daya sosial dan kelembagaan social capital, sumber daya budaya dan kearifan lokal cultural capital, sumber daya ekonomi dan keuangan economic and financial capital, serta sumber daya alam dan kelestarian lingkungan natural and environmental capital. Dalam hal tujuan peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan perlu dipahami bahwa pertumbuhan suatu wilayah, “lapangan kerja” merupakan faktor dominan yang menentukan berkembang atau merosotnya suatu wilayah. Oleh karena itu pengembangan kawasan perdesaan diawali dengan mengidentifikasi “kegiatan ekonomi unggulan” kawasan tersebut. Identifikasi dan analisis untuk menentukan kegiatan utama ini “economic base” merupakan proses yang penting dan menentukan. Contoh dari economic base di antaranya kawasan horticultura, kawasan agro-wisata, kawasan bahari, kawasan perkebunan rakyat, dan basis kegiatan pertanian dan pengelolaan sumber daya alam, dan lainnya. Identifikasi tersebut strategis untuk menentukan pengembangan kegiatan utama leading activities. Selanjutnya diharapkan leading activites akan menjadi pendorongpenggerak kegiatan ekonomi lainnya yang akan berdamapk positif pada perkembangan permukiman, penyediaan pelayanan sosial, pelayanan jasa pemerintahan dan lainnya. Sebagai ilustrasi dengan berfokus pada pengembangan potensi sumber daya alam seperti perkebunan rakyat jeruk dan sebuah goa, masyarakat di kawasan tersebut dapat mengembangkan kegiatan agro-wisata. Wisatawan diajak mengunjungi kabun jeruk, menikmati buah, melihat proses pembuatan jus jeruk, manisan dan lainnya. Berikutnya mengunjungi goa, dikisahkan legenda setempat, menyaksikan seni tari, nyanyi, kerajinan tenun, ukir, dan lainnya. Maka berawal dari kegiatan utama perkebunan jeruk dan adanya atraksi alam goa, kegiatan gandanya multiplier dapat berkembang. Selanjutnya masyarakat mempunyai lapangan kerja yang kian meluas, dan meningkat pendapatan, dan daya belinya. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kawasan perdesaan, dibutuhkan beberapa kriteria sebagai pertimbangan dalam menentukan kegiatan unggulan leading sector antara lain: a potensi ke-khas-an produk utama dan potensinya untuk dijual market demand ke luar kawasan daerah; luasnya rantai penggandaan multiplier-effect kegiatannya di kawasan sendiri; jumlah pelaku wisausaha kecil, pekerja yang terlibat; keunggulan produk terhadap produk daerah lain; tingkat terorganisasinya kegiatan ekonomi tersebut.; kemungkinan hasil ekonomi segera dirasakan masyarakat; dan kesesuaian dengan prioritas pembangunan ekonomi daerah. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 312 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Percepatan pengembangan Kawasan Perdesaan perlu dilakukan dengan penyelenggaraan program atau kegiatan-kegiatan pendukung. Beberapa program yang berpotensi mendukung pengembangan kegiatan unggulan di Kawasan Perdesaan diantaranya pembangunan dan peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan, pengembangan dan pelestarian potensi budaya dan kearifan lokal, pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana, pengembangan kapasitas manusia. Di samping program atau kegiatan pembangunan sektor, pengembangan Kawasan Perdesaan perlu juga didukung penguatan kelembagaan pada tingkat kawasan, baik kelembagaan ekonomi BUMDes, BUMDes Bersama Antar-Desa, koperasi, maupun kelembagaan sosial-kemasyarakatan BKAD, MAD, dan jejaring kerjasama lembaga pemerintah – swasta – masyarakat. Dalam pengembangan kawasan khususnya bagi Desa atau antar-Desa yang hendak mengembangkan komoditas unggulan hortikultura, strategi dasar yang perlu dilaksanakan, yaitu: 1. Kawasan merupakan pusat pertumbuhan dan pengembangan produk hortikultura unggulan yang menjadi komoditas unggulan dan spesifik di kawasan tersebut. Keluaran dari pengembangan kawasan difokuskan pada pengembangan produk berdaya saing dengan orientasi pasar regional, nasional atau internasional melalui penerapan GAP; 2. Pemerintah sebagai katalisator dan fasilitator, mendorong peran aktif swasta dan masyarakat untuk berinvestasi dalam mengembangkan agribisnis komoditas unggulan hortikultura di kawasan; 3. Kawasan memiliki keterkaitan dengan sektor industri hulu-hilir, yang merupakan stimulan kegiatan ekonomi sehingga akan mampu meningkatkan daya saing; dan 4. Pengembangan kawasan terpadu, seperti keterkaitan antar kabupatenkota ataupun antar provinsi menjadi dasar keberhasilan dalam pengembangan kawasan.

H. Fokus Pengembangan Kawasan