Tipe Laisses Faire Tipe Coersive Tipe Training dan Guidance Pertemuan Orientasi bagi pendamping baru

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 128 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat TAPM, Pendamping Desa PD dan Pendamping Lokal Desa PLD. Kegiatan supervisi dilakukan oleh pemangku kepentingan di pusat terhadap tim yang ada di provinsi, yang melakukan supervisi atas pemangku kepentingan di tingkati KabupatenKota, yang kemudian melakukan supervisi atas orang yang ada di kecamatan, yang melakukan supervisi atas tim pelaku di desa, yang melakukan supervisi atas masyarakat yang ikut bekerja membangun desa. Aturan supervisi yang baik hampir sama di semua tingkat, hanya berbeda para pemainnya.

E. Tipe-tipe Supervisi 1.

Tipe Inspeksi Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.

2. Tipe Laisses Faire

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Jika dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: pendamping diperbolehkan untuk menggunakan bebrbagai teknis fasilitasi kelompok baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat yang digunakan.

3. Tipe Coersive

Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Pendamping sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada pendamping baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

4. Tipe Training dan Guidance

Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini, dimana pendamping selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dalam berbagai kesempatan. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 129 pendamping bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.

5. Tipe Demokratis

Selain kempemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi khusus. Dimana bentuk supervisi kepada pendamping dilakukan tidak berdasarkan kebutuhan supervisor tetapi mempertimbangkan kebutuhan pendamping dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin atau penyelianya saja, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota tim sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 130 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 131 SPB 3.2 Rencana Pembelajaran Teknik Supervisi Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi teknik supervisi Pendamping Desa yang sukses dan gagal; 2. Menjelaskan beberapa teknik supervisi disertai contoh nyata di lapangan. Waktu 2 JP 90 menit Metode Pemaparan, Diskusi Kelompok, dan Pleno. Media  Media Tayang 3.2.1;  Lembar Kerja 3.2.1: Matrik Diskusi Analisis Teknik Supervisi Pendamping Desa;  Lembar Informasi 3.2.1: Teknik Supervisi. Alat Bantu Flipt chart, metaplan, spidol, laptop, LCD, Whiteboard TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 132 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Proses Penyajian Kegiatan 1: Supervisi Sukses dan Supervisi Gagal 1. Menjelaskan tentang tujuan, proses, dan hasil yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran tentang Konsep Supervisi Pendamping Desa dikaitkan dengan pengalaman dalam mengelola supervisi yang sukses; 2. Diawali dengan curah pendapat tentang teknik supervisi Pendamping Desa dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: a. Apa yang Anda pahami tentang teknik supervisi? b. Mengapa teknik supervisi perlu dikuasai oleh TAPM? c. Bagaimana supervisi yang dianggap sukses dan gagal? d. Bagaimana menentukan pilihan teknik supervisi sesuai dengan kebutuhan tugas pokok Pendamping Desa? 3. Dalam membantu mengarahkan atas jawaban tersebut, maka pelatih membagikan kepada peserta masing-masing dua buah metaplan berwarna merah dan putih. Instruksinya tuliskan untuk metaplan merah tentang supervisi yang gagal dan kartu putih untuk supervisi yang sukses. 4. Hasilnya kemduian ditempelkan di kertas plano. Mintalah relawan dari peserta untuk membantu mengklarifikasi dan mengelompokan dalam pleno. 5. Lakukan penegasan tentang hal-hal penting yang perlu dipahami tentang konsep dan keberhasilan supervisi dengan mengakaitkan tugas Pendamping Desa; Kegiatan 2: Teknik Supervisi 6. Menjelaskan tentang tujuan, proses, dan hasil yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran tentang Teknik Supervisi Pendamping Desa dikaitkan dengan pembelajaran sebelumnya; 7. dan lakukan Berikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan tanggapan, bertanya, berpendapat dan masukan; 8. Mintalah peserta menginventarisi beberapa teknik yang digunakan dalam kegiatan supervisi Pendamping Desa, sebagai panduan gunakan Lembar Kerja 3.2.1. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 133 Sebelum pembahasan tentang teknik supervisi, pelatih dapat memberikan bahan bacaan untuk dipelajari atau dengan memberikan kesempatan kepada peserta melakukan telusur informasi dari berbagai jurnal, artikel, makalah atau buku panduan yang pernah dikembangkan oleh lembaga lainnya. Perlu pengaturan waktu pada saat peserta diminta mempelajari berbagai rujukan dengan mengumpulkan bahan belajar yang relevan dengan pembahasan agar proses belajar berjalan secara efektif. 9. Lakukan pembahasan secara bersama-sama untuk menginventarisir teknik supervisi yang biasa digunakan dalam melakukan pembinaan dan pengendalian Pendamping Desa; 10. Buatlah catatan berupa pokok-pokok pikiran atau rumusan gagasan utama dari hasil pembahasan yang dilakukan dengan menuliskan dalam kartu, kertas plano atau whiteboard; 11. Pada akhir sesi, pelatih memberikan penegasan dan kesimpulan tentang materi yang telah dibahas dan mengkaitkan dengan subpokok bahasan selanjutnya. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 134 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Lembar Kerja 3.2.1 Matrik Diskusi Analisis Teknik Supervisi Pendamping Desa No. Teknik Supervisi Tujuan Hasil Proses Kelebihan Kelemahan Catatan: 1 Format di atas hanya sebagai panduan diskusi saja, masing-masing kelompok dapat memberikan tambahan atau menyesuaikan sesuai kebutuhan; 2 Hasilnya dicatat dan dipaparkan dalam pleno. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 135 SPB 3.2.1 Lembar Informasi Teknik Supervisi

A. Teknik Supervisi dalam Pendampingan

Teknik supervisi adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi, sebagai supervisor harus memahami dan terampil menggunakan beberapa teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu pendamping meningkatkan kinerjanya, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi.

B. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok

Teknik Supervisi yang bersifat kelompok adalah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan pendamping secara bersama –sama oleh supervisor dengan sejumlah pendmaping dalam satu kelompok.

1. Pertemuan Orientasi bagi pendamping baru

Pertmuan orientasi adalah pertemuan antar supervisor dengan supervisee khusunya pendamping baru yang bertujuan mempersiapkan supervisee memasuki suasana kerja yang baru. Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut: a. Sistem kerja yang berlaku. b. Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi. c. Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi yang terjadi di masyarakat. d. Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 136 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat e. Ada juga melalui perkunjungan ke lokasi tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan tugasnya sebagai pendamping. f. Membangun kesan positif dalam kegiatan orientasi tugas. g. Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa pendamping baru tidak merasa asing tetapi pendamping baru merasa diterima dalam sebuah tim kerja.

2. Rapat Koordinasi