TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
112
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
F. Mekananisme Pengawasan Daerah
Dalam rangka pemberdayaan otonomi daerah pemerintah pusat berwenang melakukan pembinaan  dan  pengawasan  terhadap  penyelenggaraan  pemerintahan  daerah  sesuai
amanat  Pasal  217  dan  218  Undang-Undang  Nomor  32  Tahun  2004  tentang Pemerintahan Daerah. Bulan Desember 2005 ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor
79  Tahun  2005  tentang  Pedoman  Pembinaan  dan  Pengawasan  atas  Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pembinaan  dan  pengawasan  dimaksudkan  agar  kewenangan  daerah  otonom dalam  menyelenggarakan  desentralisasi  tidak  mengarah  kepada  kedaulatan.  Di
samping Pemda merupakan sub sistem dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, secara  implicit  pembinaan  dan  pengawasan  terhadap  Pemda  merupakan  bagian
integral  dari  sistem  penyelenggaraan  negara,  maka  harus  berjalan  sesuai  dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kerangka
NKRI.
Peraturan  Pemerintah  Nomor  79  Tahun  2005  secara  tegas  memberikan kewenangan  kepada  pemerintah  pusat  untuk  melaksanakan  pembinaan  dan
pengawasan  atas  penyelenggaraan  Pemerintah  Daerah,  Menteri  dan  Pimpinan  LPND melakukan  pembinaan  sesuai  dengan  kewenangan  masing-masing  yang  meliputi
pemberian  pedoman.  Bimbingan,  pelatihan,  arahan  dan  pengawasan  yang dikoordinasikan  kepada  Menteri  Dalam  Negeri.  Pemerintah  dapat  melimpahkan
pembinaan  atas  penyelenggaraan  pemerintahan  Kabupaten  di  daerah  sesuai  dengan peraturan perundangundangan.
Pembinaan  yang  dilakukan  oleh  Gubernur  terhadap  peraturan  Kabupaten  dan Kota  dilaporkan  kepada  Presiden  melalui  Mendagri  dengan  tembusan  kepada
DepartemenLembaga  Pemerintahan  Non  Departemen  terkait.  Pengawasan  Kebijakan Daerah  berdasarkan  UU  Nomor  22  Tahun  1999  tentang  Pemerintahan  Daerah  sejalan
dengan Pengawasan Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diatur dengan UU Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 34 Tahun 2000.
Pengawasan  dilakukan  secara  represif  dengan  memberikan  kewenangan  seluas- luasnya  kepada  Pemda  untuk  menetapkan  Perda  baik  yang  bersifat  limitatif  maupun
Perda  lain  berdasarkan  kriteria  yang  ditetapkan  Pemerintah.  Karena  tidak  disertai dengan  sanksi  dalam kedua  Undang-Undang  tersebut,  peluang  ini  dimanfaatkan  oleh
Pemerintah Daerah untuk menetapkan Perda yang berkaitan dengan pendapatan dan membebani  dunia  usaha  dengan  tidak  menyampaikan  Perda  dimaksud  kepada
Pemerintah Pusat.
Berbeda dengan Pengawasan Kebijakan Daerah yang diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana
telah  diubah  dengan  UU  Nomor  34  Tahun  2000  tentang  Pajak  Daerah  dan  Retribusi Daerah, Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah berdasarkan UU Nomor
32 Tahun 2004 dan PP Nomor 79 Tahun 2005 dilakukan secara:
1 Preventif, terhadap kebijakan Pemerintah Daerah yang menyangkut Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Tata Ruang Daerah dan APBD;
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 113
2 Represif,  terhadap  kebijakan  berupa  Peraturan  Daerah  dan  Peraturan  Kepala
Daerah  selain  yang  menyangkut  Pajak  Daerah,  Retribusi  Daerah,  Tata  Ruang Daerah dan APBD;
3 Fungsional, terhadap pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah;
4 Pengawasan legislatif terhadap pelaksanaan kebijakan daerah;
5 Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh masyarakat.
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
114
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 115
Pokok Bahasan
3
SUPERVISI PENDAMPING DESA
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
116
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 117
SPB
3.1
Rencana Pembelajaran
Konsep Dasar Supervisi
Tujuan
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1.
Menjelaskan konsep supervisi Pendamping Desa; 2.
Membedakan  pendekatan  dalam  supervisi  Pendamping  Desa  yang bersifat administratif, problem solving dan transformatif;
3. Menjelaskan pentahapan supervisi Pendamping Desa.
Waktu
2 JP 90menit
Metode
Pemaparan, Membaca Cepat, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, dan Pleno.
Media
  Media Tayang 3.1.1;   Lembar Kerja 3.1.1: Matrik Diskusi Perbedaan Pendekatan Administratif,
Problem Solving dan Transformatif dalam Supervisi Pendamping Desa
  Lembar Informasi 3.1.1: Supervisi Pendamping Desa
Alat Bantu
Flipt chart, metaplan, spidol, laptop, LCD, Whiteboard
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
118
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
Proses Penyajian
Kegiatan 1: Memahami Konsep Dasar Supervisi Pendamping Desa
1. Menjelaskan  tentang  tujuan,  proses,  dan  hasil  yang  diharapkan  dari
subpokok bahasan tentang Konsep Supervisi Pendamping Desa; 2.
Lakukan  curah  pendapat  tentang  konsep  supervisi  dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa yang Anda pahami tentang pengertian supervisi?
b. Mengapa supervisi perlu dilakukan?
c. Siapa saja yang terlibat dalam supervisi?
3. Berikan  kesempatan  kepada  peserta  untuk  memberikan  tanggapan,
bertanya, berpendapat dan masukan; 4.
Buatlah  catatan  berupa  pokok-pokok  pikiran  atau  rumusan  gagasan utama  dari  hasil  pembahasan  yang  dilakukan  dengan  menuliskan
dalam kartu, kertas plano atau whiteboard;
Dalam  pembahasan  pelatih  perlu  memberikan  penekanan bahwa  supervisi  merupakan  kegiatan  pengawasan  yang
bersifat  humanis,  manusiawi  dan  bukan  mencari-cari kesalahan  tetapi  lebih  banyak  unsur  pembinaan,  agar
pekerjaan  yang  disupervisi  dapat  di  ketahui  kekurangannya
untuk diperbaiki. Supervisi berfungsi meningkatkan kinerja Pendamping Desa dalam upaya
mewujudkan  proses  pendampingan  yang  lebih  baik,  profesional  dan akuntabel.
5. Pada  akhir  kegiatan  ini,  pelatih  memberikan  penegasan  dan
kesimpulan  tentang  materi  dibantu  dengan  pemaparan  media tanyang yang telah disediakan.
Kegiatan 2: Pendekatan dalam Supervisi Pendamping Desa
6. Menjelaskan  tentang  tujuan,  proses,  dan  hasil  yang  diharapkan  dari
kegiatan  belajar  tentang  pendekatan  dalam  supervisi  Pendamping Desa;
7. Diawali  dengan  penjelasan  umum  tentang  tiga  pendekatan  penting
dalam supervisi Pendamping Desa yang meliputi: a.
Pendekatan Administratif.
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 119
b. Pendekatan Penyelesaian Masalah Problem Solving.
c. Pendekatan Transformatif.
8. Berikan  kesempatan  kepada  peserta  untuk  memberikan  tanggapan,
bertanya, berpendapat dan masukan; 9.
Selanjutnya pandulan peserta untuk menganalisis tentang perbedaan ketiga  pendekatan  tersebut  dengan  menggunakan  Lembar  Kerja
3.1.1;
10.  Buatlah  catatan  berupa  pokok-pokok  pikiran  atau  rumusan  gagasan utama  dari  pendekatan  dalam  supervisi  Pendamping  Desa.  hasil
pembahasan yang  dilakukan  dengan  menuliskan  dalam kartu, kertas plano atau whiteboard;
11.  Pada  akhir  kegiatan  ini,  pelatih  memberikan  penegasan  dan kesimpulan  tentang  materi  dibantu  dengan  pemaparan  media
tanyang yang telah disediakan.
Kegiatan 2: Tahapan Supervisi Pendamping Desa
12.  Menjelaskan  tentang  tujuan,  proses,  dan  hasil  yang  diharapkan  dari kegiatan belajar tentang tahapan supervisi Pendamping Desa;
13.  Diawali  dengan  penjelasan  umum  dari  pelatih  tentang  tahapan supervisi Pendamping Desa yang meliputi:
a. Persiapan.
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan.
d. Umpan Balik.
14.  Berikan  kesempatan  kepada  peserta  untuk  memberikan  tanggapan, bertanya, berpendapat dan masukan;
15.  Selanjutnya  pandulah  peserta  untuk  menganalisis  tentang  rincian kegiatan  dan  output  dari  setiap  tahapan  supervisi.  Peserta  diminta
membentuk  empat  kelompok  masing-masing  kelompok  diberikan kartu metaplan sebanyak 10-15 lembar dengan warna yang berbeda.
Kelompok 1 metaplan putih persiapan, Kelompok 2 metaplan merah Perencanaan,  kelompok  Tiga  metaplan  Kuning  Pelaksanaan  dan
Kelompok  empat  metaplan  biru  Umpan  Balik.  pendekatan  tersebut dengan menggunakan Lembar Kerja 3.1.2;
16.  Berikan  kesempatan  kepada  peserta  dalam  kelompok  untuk menuliskan  kegiatan  dan  output  dari  setiap  tahapan  supervisi
Pendamping  Desa.  Hasilnya  kemudian  di  tempel  di  papan  tulis  atau kertas plano sesuai dengan matrik yang tertera dalam lembar kerja;
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
120
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
17.  Lakukan  pembahasan  bersama  terhadap  hasil  kerja  setiap  kelompok dengan  dipandu  oleh  pelatih.  Jika  ada  beberapa  pengertian,  istilah
atau  penjelasan  yang  memerlukan  klarifikasi  dan  kesepakatan,  maka dikembalikan  kepada  kelompok  atau  peserta  untuk  dimintai
pendapatanya;
18.  Pada  akhir  kegiatan  ini,  pelatih  memberikan  penegasan  dan kesimpulan  tentang  materi  dibantu  dengan  pemaparan  media
tanyang yang telah disediakan.
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 121
Lembar Kerja 3.1.1
Matrik Diskusi Perbedaan Pendekatan Administratif, Problem Solving dan Transformatif dalam Supervisi Pendamping Desa
No Uraian
Pendekatan Administratif
Pemecahan Masalah
Transformatif
1. Tujuan Supervisi
2. Hasil yang diharapkan
3. Perubahan Perilaku
4. MetodeTeknik  yang
digunakan
5. Sasaran
6. Peran Supervisor
7. Kedudukan peserta yang
disupervisi
8. Dll.
Catatan:
1
Format di atas hanya sebagai panduan diskusi saja, kelompok dapat memberikan tambahan atau menyesuaikan sesuai kebutuhan;
2
Memberikan  kesempatan  kepada  peserta  untuk  mengidentifikasi  ketiga pendekatan dalam supervisi Pendamping Desa;
3
Hasilnya dicatat dan dipaparkan dalam pleno.
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
122
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
Lembar Kerja 3.1.2
Matrik Diskusi Tahapan Supervisi Pendamping Desa
No Tahapan
Uraian Kegiatan
Output
1. Persiapan
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Umpan Balik
Catatan:
1
Format  di  atas  hanya  sebagai  panduan  diskusi  saja,  peserta  dapat  memberikan tambahan atau menyesuaikan sesuai kebutuhan;
2
Identifikasi  kegiatan  dan  output  dalam  kertas  metaplan  sesuai  dengan penugasan  masing-masing  kelompok  sesuai  dengan  tahapan  supervisi
Pendamping Desa;
3
Hasilnya dicatat dan dipaparkan dalam pleno.
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 123
SPB
3.1.1
Lembar Informasi
Supervisi Pendamping Desa
A. Latar belakang