Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
perbandingan jumlah total hutang dan total ekuitas dalam pemenuhan modal perusahaan.
Hasil analisis tersebut menunjukkan pengaruh positif dimana semakin tingginya pertumbuhan aset , maka akan menaikkan struktur modal perusahan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Kartini dan Tulus arianto 2008, Glenn, Herliana dan Rini 2011 dan Farah Margaretha dan Aditya Ramadhan 2010
yang menemukan bahwa terdapat pengaruh positif antara pertumbuhan aset dengan struktur modal. Hasil ini berarti konsisten dengan teori Pecking order
yang menyatkan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang.
Terjadinya peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan
meningkatnya kepercayaan pihak luar kreditor terhadap perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini
didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan Robert Ang,
1997.
4.2.4 Pengaruh Non debt Tax Shield terhadap Struktur modal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah pengaruh Non Debt tax shield penghematan pajak selain dari pembayaran bunga hutang terhadap
Struktur Modal pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Data yang digunakan diperoleh dari laporan keungan
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tahunan yang telah di audit yang diakses dari www.idx.co.id. Perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini berjumlah 18 perusahaan. Untuk mengetahui
arah pengaruh antara variabel tersebut, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.
Dalam penelitian ini Non debt tax shield diukur dengan rasio deperesiasi ditambah amortisasi dan dibagi total asset, dimana depresiasi dan amortisasi
adalah penghematan pajak selain dari pembayaran bunga akibat penggunaan utang. dan struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan proksi debt to equity
ratio DER. Rasio ini menggambarkan perbandingan jumlah total hutang dan total ekuitas dalam pemenuhan modal perusahaan.
Hasil analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh negatif antara Non debt tax shield dengan Struktur modal, dimana semakin tingginya Non
debt tax shield, maka akan menurunkan struktur modal perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ramlall 2009, Tirsono 2008 dan Jemmi, Werner, dan
Bertha 2011 yang menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara Non debt tax shield, terhadap Struktur Modal.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin besar depresiasi dan amortisasi akan menyebabkan semakin besar penghematan pajak penghasilan dan
semakin besar cash flow perusahaan. Dengan demikian, suatu perusahaan yang memiliki non debt tax shield yang tinggi cenderung akan menggunakan tingkat
hutang yang rendah yang berarti struktur modal perusahaan pun rendah. Hasil penelitian ini pun konsisten dengan teori pecking order dimana nila mencukupi
maka pendanaan internal yang berasal dari laba ditahan menjadi pilihan pertama