Kerangka Pemikiran KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pengertian modal itu sendiri menurut Prof. Bakker dalam Riyanto, 1995:18 adalah baik yang berupa barang
– barang kongkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit maupun
berupa daya beli atau nilai tukar dari barang – barang itu yang tercatat di sebelah
kredit. Jadi modal itu adalah keseluruhan aspek yang terdapat dalam suatu neraca perusahaan. Modal yang terletak di sebelah debit termasuk modal konkret yang
menunjukkan bentuk modal tersebut dan disebut pula modal aktif atau yang dikenal dengan aktiva, sedangkan modal yang tercatat di sebelah kredit termasuk
ke dalam modal abstrak, yaitu modal yang menunjukkan dari mana modal tersebut berasal yang disebut dengan pasiva.
Menurut Harnanto 1991:302, modal sendiri merupakan modal dalam suatu perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala resiko, baik risiko usaha
maupun risiko kerugian – kerugian lainya. Modal sendiri dapat barasal dari laba
ditahan retained earning maupun dari modal saham yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen. Laba yang diperoleh dari suatu perusahaan sebagian
dapat dibayarkan sebagai deviden dan sebagian lagi ditahan oleh perusahan. Adanya laba yang ditahan perusahaan akan memperbesar modal sendiri suatu
perusahaan dan sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian, saldo rugi tersebut akan mengurangi modal sendiri. Sedangkan modal saham adalah tanda
bukti penyertaan suatu perseroan terbatas. Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya. Karena tertanam dalam perusahaan dalam
jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih beroprasi, maka saham biasa merupakan sumber dana permanen. Sedangkan saham preferen merupakan
sumber modaljangka panjang yang posisinya berada diantara utang jangka
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
panjang dengan saham biasa. Pemegang saham preferen memiliki prioritas dalam pembayaran deviden.
Pendanaan dari modal asing yaitu “modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan, dan bagi perusahaan modal
tersebut merupakan utang yang harus dibayarkan kemabali.” Riyanto, 1995:227. Dalam pembelanjaan perusahaan, modal asingutang dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu utang jangka pendek, jangka menenga, dan jangka panjang. Utang jangka pendek merupakan utang yang jangka waktunya paling lama satu tahun
yang sebagian besar terdiri dari kredit perdagangan. Utang jangka menengah adalah sumber modal asing yang jangka waktu umumnya lebih dari satu tahun
namun kurang dari sepuluh tahun. Sedangkan utang jangka panjang adalah modal asing yang waktunya lebih dari sepuluh tahun yang terdiri dari obligasi, kredit
investasi, dan hipotek. Perimbangan antara utang dengan modal sendiri akan membentuk suatu
struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena keputusan pendanaan pada struktur modal akan
mempengaruhi keseimbangan pada struktur finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki struktur modal tidak baik akan memiliki utang yang
besar sehingga akan membebani perusahaan. Perusahaan dalam menentukan perilaku pendanaannya dipengaruhi banyak
hal, Menurut Brigham dan Houston 2001 : 39-41 menyatakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain stabilitas penjualan, struktur
aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Salah satunya faktor yang mempengaruhi adalah Struktur aktiva. Bagi Perusahaan industri
pertambangan, kekayaan perusahaan yaitu aktiva sangatlah penting, karena dengan adanya aktiva perusahaan perusahaan dapat melakukan kegiatan
operasionalnya dalam mengeksploitasi sumber tambang dan mengolahnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Harta atau keakayaan perusahaan atau sering disebut
dengan aktiva perusahaan merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Berdasarkan cara dan lamanya
perputaran, aktiva dibedakan menjadi dua bagian, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar atau biasa disebut aktiva tetap. Aktiva lancar merupakan aktiva yang
habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan perputarannya adalah dalam jangka waktu kurang dari satu tahun Riyanto, 1995: 19. Sedangkan aktiva
tetap adalah termasuk dalam aktiva tidak lancar yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur
– angsur habis digunakan dalam operasional perusahaan yang bersifat permanen, memiliki umur kegunaan, dan tidak habis
dalam satu periode kegiatan perusahaan. Bagi perusahaan pertambangan, aktiva yang harus disediakan dalam operasional perusahaan adalah aktiva tetap, karena
tanpa aktiva tetap proses penambangan tidak mungkin berjalan. Sesuai dengan yang disebutkan oleh Syamsudin 2007: 40
9 bahwa “semakin besar rasio aktiva tetap atas total aktiva, maka semakin capital intensive
perusahaan.” Artinya jika perusahaan memiliki aktiva tetap yang besar maka semakin cepat perusahaan
dalam memproduksi. Perimbangan antara aktiva tetap dengan total aktiva akan membentuk suatu struktur aktiva.
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Struktur aktiva adalah penentuan berupa besar alokasi untuk masing- masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap
Bambang Riyanto, 2005. Secara umum mengenai sruktur aktiva, Brigham dan Houston 2001: 39 menyatakan bahwa “apabila aktiva perusahaan cocok untuk
dijadikan agunan kredit, perusahaan tersebut cenderung menggunakan banyak utang.” Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Weston dan Copeland
1997: 175 yang menyatkan bahwa : Perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang lebih besar, maka
perusahaan tersebut akan menggunakan utang hipotik jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutupi tagihannya.
Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada
kelanggengan tingkat profitabilitas, perusahaan tidak begitu tergantung pada pembiayaan jangka pendek.
Selain itu menurut teori trade off bahwa tangibke assets dan marketable assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih besar daripada
perusahaan yang memiliki nilai terutama dari intangible assets lebih mudah untuk kehilangan nilai apabila terjadi distress, dibandingkan standart assets dan tangible
assets. Dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva tetap
yang besar, maka penggunaan utang akan semakin besar, karena aktiva tersebut dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman, selain itu aktiva memberikan
perlindungan bagi kreditur karena aktiva digunakan sebagai alat operasional perusahaan untuk menghasilkan laba serta dapat dijual untuk membayar kembali
utang beserta bunga pinjaman. Oleh karena itu struktur aktiva dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Glenn, Herliana dan Rini 2011 dan Werner 2011 yang
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
memberikan hasil bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Selain struktur aktiva, variabel lain yang memiliki pengaruh dalam penentuan struktur modal adalah pertumbuhan penjualan. Kelangsungan hidup
dan berkembang perusahaan selain dari utang dan modal sendiri, juga dari penjualan produk perusahaan baik berupa barang dan jasa. Manajemen
perusahaan berusaha untuk dapat meningkatkan penjualan produknya karena pertumbuhan penjualan yang tinggi atau stabil saling berkaitan dengan
keuntungan perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam menentukan struktur modal Taruna, Toppwijono dan Devi :
2014. Menurut Brigham dan Houston 2001 : 39 bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman
dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi,
kemungkinan akan kekurangan pendapatan untuk mendanai pertumbuhan tinggi tersebut secara internal, sedangkan untuk menerbitkan saham baru memerlukan
biaya yang tinggi, maka perusahaan akan lebih menyukai pendanaan menggunakan utang. Hal ini sejalan dengan teori trade off yang menjelaskan
apabila manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menggunakan hutang lebih besar daripada pengorbanannya, maka sebaiknya perusahaan lebih banyak
melakukan pendanaan secara eksternal dalam struktur modalnya. Selain itu semakin besarnya pertumbuhan penjualan merupakan sebuah keuntungan bagi
perusahaaan karena dengan demikian dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya dan memudahkan manajemen dalam mendapatkan hutang karena
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
adanya keyakinan investor akan kinerja perusahaan tersebut Winahyuningsih, dkk. 2010 Penelitian empiris oleh Glenn, Herliana dan Rini 2011 dan Werner
2011 menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan growth of sales merupakan salah satu variabel yang berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan.
Selain itu Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana
eksternal. Song, 2005 dalam Dessy, Atim, Siti 2013 dalam .Pecking order theory menyatakan bahwa ketika perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk
memenuhi kebutuhan investasi maka akan menerbitkan utang terlebih dahulu dibandingkan sekuritas yang lain. Ini dikarenakan semakin tinggi peluang
pertumbuhan perusahaan akan menyebabkan semakin tinggi pula asimetri informasi yang terjadi. Sehingga menurut Myers dan Majluf 1977 dalam Glenn,
Herliana dan Rini 2011 perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang untuk menekan biaya asimetri informasi yang terjadi. Selain itu menurut teori
signaling, perusahaan dapat mengkomunikasikan prospek pertumbuhan yang baik bagi perusahaan di masa depan dengan menggunakan utang. Sebab utang dapat
menjadi sinyal positif bagi investor luar, sehingga investor luar dapat yakin dan percaya bahwa prospek perusahaan dimasa depan akan baik. dengan tingkat
pertumbuhan aset yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang. Dengan demikian perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya daripada dengan menggunakan modal sendiri. Terjadinya
peningkatan asset yang akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar kreditor
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terhadap perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang
ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan Robert Ang, 1997. Hasil penelitian ini didukung oleh Margaretha
dan Ramadhan 2010, Glenn, Herliana dan Rini 2011 dan Kartini dan Tulus Arianto 2008 yang menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif
terhadap struktur modal. Sebagian besar teori struktur modal didominasi oleh pencarian struktur
modal yang optimal. Termasuk dalam menentukan perimbangan yang menyebutkan bahwa ada pertimbangan kerugian dan keuntungan ketika
melakukan pendanaan, salah satu keuntungan yang patut diperhitungkan adalah adanya perlindungan pajak atau Tax Shield. Salah satu bentuk perlindungan pajak
adalah non debt tax shield dimana Tax shield ini dapat membuat arus kas tetap menjadi arus kas internal perusahaan dalam bentuk pengurangan laba, yaitu biaya
depresiasi dan amortisasi. Biaya – biaya ini tidak membutuhkan perusahaan untuk
mengeluarkan dananya, melainkan perusahaan hanya melakukan perhitungan akuntansi untuk mengakui adanya biaya yang telah dikeluarkan atas investasi di
masa lalu. Tax shield effect dengan indikator non debt tax shield menunjukkan besarnya biaya non kas yang menyebabkan penghematan pajak yang bukan
berasal dari penggunaan hutang dan dapat digunakan sebagai modal untuk mengurangi hutang De Angelo dan Masulis,1980. Semakin besar depresiasi dan
amortisasi akan menyebabkan semakin besar penghematan pajak penghasilan dan semakin besar cash flow perusahaan. Dengan demikian, suatu perusahaan yang
memiliki non debt tax shield yang tinggi cenderung akan menggunakan tingkat
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
hutang yang lebih rendah dan lebih mengutamakan penggunaan modal sendiri dalam pendanaan perusahaan karena penghematan pajak akan berimbas dengan
meningkatnya modal ditahan sebagai sumber pendanaan internal pernyataan ini sejalan dengan teori pecking order dimana pendanaan internal dari laba ditahan
adalah pilihan palin awal dalam keputusan pendanaan dan berarti variabel non debt tax shield berhubungan negatif terhadap tingkat struktur modal. Penelitian
yang dilakukan Tirsono 2008 dan Jemmi, Werner, dan Bertha 2011 menunjukkan bahwa non debt Tax Shield memiliki hubungan negatif, ini
bermakna bahwa semakin besar penghematan pajak yang bukan bersumber dari utang akan diikuti dengan menurunnya utang dan menigkatnya modal sendiri di
dalam struktur modal. Berdasarkan pemikiran diatas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka
pemikiran seperti pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
+ +
+ -
Struktur Aktiva
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan Aset
Struktur Modal
Non Debt Tax Shield
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON
DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011
– 2013
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu