32 Bahasa Sigulai adalah bahasa daerah Kabupaten Simeulue yang berfungsi
sebagai bahasa pengantar yang dipakai oleh penuturnya untuk penghubung dalam berinteraksi antar sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Sigulai memiliki
peran yang sangat penting bagi masyarakat Simeulue karena bahasa ini menjadi jati diri dalam konteks bilingual maupun multilingual yang membedakan antara suku bangsa
Simeulue dengan suku bangsa lainnya. Sibarani dalam Fasya, 2006:24-25 mengatakan bahwa konsep antropologi
yang berkaitan dengan bahasa merupakan kebudayaan non-material sehingga lebih mengarah pada norma dan nilai. Itulah sebabnya secara internal tidak ada bahasa di
dunia yang tidak memiliki norma dan nilai. Secara eksternal pun memahami dari bahasa sudah pasti memahami norma dan nilai yang dapat diungkap oleh bahasa itu.
Bahasa Sigulai sebagai bagian dari bahasa Simeulue merupakan satu bentuk dari pemaknaan bahasa Simeulue yang mengandung nilai-nilai tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas hidup masyarakat Simeulue. Bahasa Sigulai ini mengandung nilai-nilai tersirat dari setiap penggunaan ujaran-ujaran tertentu. Nilai-nilai
inilah yang selanjutnya menjadi pedoman dan pengatur bagi masyarakat Simeulue dalam bersikap dan bertingkah laku.
1.3 Rumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
33 Berdasarkan latar belakang di atas, studi bahasa yang diangkat dalam penelitian
ini akan dipermudah dengan perumusan masalah yang bertujuan untuk mendapatkan fokus objek kajian dan sekaligus sebagai pembatas bagi permasalahan yang diangkat
agar tidak meluas. Permasalahan yang utama dalam penelitian ini yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ragam dialek masyarakat Simeulue di Kota Medan dalam
berkomunikasi? 2.
Bagaimana ragam dialek masyarakat Simeulue di Kota Medan berdasarkan dari tuturannya?
3. Bagaimana peranan dan fungsi ragam dialek dalam kehidupan keseharian
masyarakat Simeulue perantau yang ada di Kota Medan ?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian.
Sebagai penelitian yang berbentuk etnografi, secara sederhana penulisan diharapkan memenuhi tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan keanekaragaman dalam bahasa Sigulai masyarakat
Simeulue yang ada di Kota Medan. 2.
Mendeskripsikan bentuk dan makna dari penggunaan bahasa Sigulai yang terdapat pada masyarakat Simeulue yang ada di Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
34 3.
Mendeskripsikan fungsi dan peranan bahasa Sigulai masyarakat Simeulue yang ada di Kota Medan.
1.4.2. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah, secara akademis penelitian ini akan menambah wawasan keilmuan dalam bidang Antropologi.
Penelitian ini juga bermanfaat untuk melihat bahasa suatu daerah yang memiliki ragam dan dialek yang berbeda di dalamnya. Dan juga untuk sebuah gambaran
tambahan budaya bahasa khususnya di dalam ilmu Antropologi linguistik yang berkembang di lingkungan masyarakat.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode ini digunakan agar mampu menghasilkan data-data deskriptif mengenai variasi bahasa menurut pemakaian
yang berbeda dan variasi bahasa Sigulai perantau yang ada di Kota Medan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik dan kuantitatif lainnya. Kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuantum atau jumlah tersebut. Atas
dasar pertimbagan itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian ini akan
mengumpulkan data kualitatif untuk menjawab persoalan dari permasalahan peneliti.
Universitas Sumatera Utara
35
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pencarian data-data dan fakta-fakta yang ada di lapangan maka maka peneliti mencoba menggolongkan data penelitian yang ada menjadi dua yaitu data
primer dan data sekunder.
1.6.1 Data primer
Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu:
1. Teknik Observasi partisipasi Observasi partisipasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai
gejala yang tampak pada saat penelitian. Sebagai bentuk penelitian yang berkarakteristik etnografi, perekaman secara langsung oleh peneliti dengan
masyarakat yang dikaji adalah salah satu aspek terpenting. Fungsi dari observasi partisipasi ini adalah untuk merekam secara langsung segala hal yang terjadi di
lapangan, meliputi keadaan, peristiwa, suasana, cita rasa, dan berbagai hal lain. Bogdan dalam Moleong, 1989:128 mendefenisikan secara tepat
pengamatan berperan serta atau observasi partisipasi sebagai penelitian yang catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.
Dalam penelitian ini, peneliti langsung ke lapangan untuk mengamati bagaimana ragam dialek bahasa Sigulai masyarakat Simeulue perantau yang ada
di Kota Medan. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat Simeulue perantau yang menjadi objek fokus studi. Penelitian tidak akan memakan waktu hingga
bertahun-tahun seperti apa yang dijelaskan oleh Bogdan.
Universitas Sumatera Utara
36 2. Teknik Wawancara mendalam
Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong, 1989:148, antara lain : mengkonstruksi mengenai orang
orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain, kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai
yang dialami masa lalu; lalu memproyeksikannya. Teknik wawancara mendalam merupakan proses tanya-jawab secara
langsung yang ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian. Penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan data sesuai dengan masalah-masalah yang
menjadi tujuan dari penelitian. Selanjutnya penggunaan metode ini akan disertai dengan alat bantu berupa alat perekam dan pedoman wawancara mendalam.
Wawancara yang ditujukan terhadap informan kunci dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tentang bentuk, makna, penggunaan dan peranan
dari bahasa Sigulai masyarakat Simeulue perantau yang ada di Kota Medan dalam tiap aspek kehidupan masyarakat simeulue.
Sedangkan wawancara terhadap informan biasa ditujukan untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan peranan bahasa Sigulai dalam
kegiatan hidupnya. Selain itu juga untuk mengetahui wujud dari pengaplikasian bahasa Sigulai dalam kehidupan sehari-harinya.
Universitas Sumatera Utara
37
1.6.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bersifat tidak langsung, tetapi memiliki fungsi sebagai salah satu aspek pendukung keabsahan penelitian. Data ini berupa
sumber-sumber atau referensi tertulis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil infomasi dari buku-buku referensi,
dokumen, majalah, jurnal, dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti, dalam hal ini mengenai keberadaan, peranan, fungsi, makna, dan
aplikasi bahasa sigulai masyarakat Simeulue perantau yang ada di kota Medan. Dalam penelitian bersifat deskriptif ini, untuk mendukung pengumpulan
data, maka langkah-langkah di atas ditambah dengan dua bentuk metode analisa bahasa sebagai berikut:
1. Metode Simak Metode ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk
memperoleh data dilakukan dengan menyimak langsung dalam penggunaan bahasa seseorang yang berkomunikasi langsung secara bertatap muka maupun
tidak bertatap muka misalnya berkomunikasi lewat telpon sehingga dapat mudah disimak bahasa yang disampaikannya Mahsun M.S, 2005:90.
2. Metode Intropeksi Metode ini diklasifikasikan sebagai metode analisis data atau juga
disebut sebagai metode refleksi-introspektif, yaitu upaya melibatkan atau memanfaatkan sepenuh-penuhnya, secara optimal, peran peneliti sebagai penutur
Universitas Sumatera Utara
38 bahasa tanpa menghilangkan peran kepenelitian itu. Metode ini dimaksudkan
sebagai upaya menguak identitas sosok pembentukan bahasa yang dapat memungkinkan orang menentukan secara seksama satuan lingual tertentu yang
status kesatuan-lingualnya belum jelas, seperti wacana Sudaryanto Mahsun M.S, 2005:90.
1.7 Analisis Data
Penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, pengamatan dan wawancara
mendalam, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan. Data tersebut setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya mengadakan reduksi data yang
dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga, sehingga tetap berada di dalam fokus penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-satuan.
Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lain dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Peneliti juga akan menggunakan pendekatan yang sifatnya teoritis yakni pendekatan fenomenologis. Penelitian dalam pandangan fenomenologis berusaha
memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Ada berbagai cabang penelitian kualitatif, namun semua
Universitas Sumatera Utara
39 berpendapat sama tentang tujuan pengertian subjek penelitian, yaitu melihatnya “dari
segi pandangan mereka”.
1.8 Teknik Pelaporan