99 Pada kalangan mahasiswa Batak sendiri ketika berada di kampus dan berjumpa
dengan teman satu sukunya maka mereka akan berinteraksi dengan menggunakan bahasa Batak. Bahkan, seorang yang tidak bisa berbahasa Batak juga berusaha untuk
mempelajari bahasa tersebut agar terasa lebih dekat dengan temannya tadi. Sehingga bisa kita katakan bahwa ketika seseorang berada di lingkungan yang bernuansa
tradisional dari aspek bahasanya maka terkadang seseorang dapat mengalami apa yang di sebut dengan retribalisem.
Proses retribalisem di masyarakat Batak sebenarnya juga dialami oleh masyarakat Simeulue di Kota Medan. Hal ini dikarenakan Kota Medan adalah
panggung dari setiap suku bangsa untuk mengekspresikan kebudayaannya masing- masing.
4.5. Kecanggungan Dalam Memulai Interaksi
Dari hasil penelitian ini, peneliti juga mendapati bahwa terkadang masyarakat Simeulue khususnya yang di kalangan mahasiswa agak canggung ketika memulai
pembicaraan dengan seseorang yang berasal dari Simeulue juga. Mereka terkadang sedikit berhati-hati ketika ingin mengajak orang Simeulue yang baru dikenalnya untuk
berbicara dengan bahasa Sigulai. Hal ini disebabkan karena ada beberapa orang Simeulue yang tidak mau
berbicara dengan bahasa Sigulai di daerah perantauannya agar lebih mudah mendapatkan teman.
Universitas Sumatera Utara
100 Hal ini pula yang dituturkan oleh seorang informan yang bernama M. Riski 23
Tahun, Simeulue Barat, yang mengatakan bahwa: Jika mengajak berbicara dengan kawan sekampung yang baru dikenal sedikit
berhati-hati, terkadang tidak mau lagi memakai bahasa Sigulai. Karena sudah terbiasa dan hidup di lingkungan kota besar. wawancara tanggal 30
September 2014.
Namun beberapa informan juga mengatakan bahwa orang Simeulue hanya sedikit menjaga terlebih jarak dulu ketika berada di perantauan walaupun berbicara
dengan orang satu kampung. Hal ini sejalan pula dengan pendapat dari Soerjono Soekanto 2006: 55-59
bahwa terkadang dalam proses interaksi atau proses sosial
3
3 Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa
yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik
antara berbagai segi kehidupan bersama.
seseorang akan menjaga jarak terlbih dahulu dengan orang yang baru diketahuinya dan reaksinya tergantung pula
pada sugesti yang dia dapat dari orang lain mengenai hal yang akan di jumpainya dalam hal ini tempat perantauan.
Berlangsungnya suatu proses interaksi di dasrkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat
bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.
Universitas Sumatera Utara
101
4.6. Panggung-Panggung Penutur Bahasa