Makna Penggunaan Bahasa Sigulai

89

BAB IV FUNGSI DIALEK BAHASA SIGULAI DI KOTA MEDAN

4.1 Makna Penggunaan Bahasa Sigulai

Dialek bahasa Sigulai di perantauan Kota Medan secara sederhana dapat dibagi pada dua bagian besar, yaitu bagian makna dialek bahasa Sigulai secara internal masyarakat Simeulue di perantauan dan bagian makna dialek bahasa Sigulai secara eksternal masyarakat Simeulue di perantauan Kota Medan. Secara internal, penggunaan dialek bahasa Sigulai di perantauan bagi masyarakat Simeulue adalah sebagai sarana mendekatkan diri pada individu masyarakat Simeulue lainnya di daerah perantauan Kota Medan dan juga sebagai bentuk penghormatan kepada individu masyarakat Simeulue dalam hal ini yang memiliki usia lebih tua. Seorang informan, Zulkifli 28 Tahun, Simeulue Barat yang mengatakan bahwa: Ketika bertemu teman, bahasa yang digunakan adalah bahasa Simeulue sehingga lebih mengakrabkan diri dengan demikian pergaulan pun semakin luas dan biasa saling bercanda–canda bahkan saling tolong-menolong. wawancara tanggal 21 agustus 2014. Universitas Sumatera Utara 90 Menambahkan hal tersebut, Jamaidin 49 Tahun, Salang yang mengatakan bahwa: Makna penggunaan bahasa Sigulai kepada individu yang lebih tua adalah sebagai bentuk penghormatan, dan jika bertemu orang tua bahasa yang digunakan adalah bahasa Simeulue karena sudah jadi bahasa nenek moyang sehingga berinteraksi dengan orang tua dapat memberikan pemahaman yang luar biasa baik itu saran mau pun masukan yang diberikan oleh orang tua. wawancara tanggal 21 agustus 2014. Makna dari penggunaan bahasa Sigulai di perantauan Kota Medan secara eksternal merupakan bagian dari ekspresi identitas masyarakat Simeulue di tengah- tengah kehidupan Kota Medan yang bersinggungan dengan masyarakat lainnya yang memiliki beragam latar-belakang kebudayaan, bahasa dan tingkah laku. Atribut bahasa sebagai ekspresi identitas juga menguatkan rasa akan keberlangsungan bahasa Sigulai oleh masyarakat Simeulue yang bertempat di luar wilayah Simeulue. Masyarakat Simeulue memiliki beranekaragam dialek, tetapi itu tidak memutus tali persaudaraan masyakat Simelue yang ada di perantauan. Meskipun memiliki dialek yang berbeda, mereka tetap saling mengerti untuk menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Keanekaragaman dialek itu sendiri menjadi pemersatu antar masyarakat yang ada di perantauan. Dilihat dari penuturannya hanya terdapat sedikit perbedaan pengucapan dialek bahasa Sigulai seperti yang sudah dijelaskan di bab tiga. Seperti pengucapan kata “aku” pada dialek Simeulue Barat menjadi “iyeto”, pada dialek di Kecamatan Salang menjadi “eto” dan pada dialek di Kecamatan Teluk dalam menjadi “a’o”. Universitas Sumatera Utara 91 Keanekaragaman dialek bahasa Sigulai menjadi ciri khas masyakat Simelue yang ada di Kota Medan. Tutur kata masyarakat Simeulue yang baru tinggal di Kota Medan akan terdengar berbeda dengan masyarakat Simeulue yang sudah lama tinggal di Kota Medan. Hal ini dikarenakan sikap toleransi terhadap masyarakat lain sehingga menghilangkan ciri khas daerahnya sendiri tanpa mereka sadari.

4.2 Fungsi dan Peranan Dialek Bahasa Sigulai Bagi Masyarakat Simeulue Di Kota Medan