Teknik Pengumpulan Data Latar Belakang

52 oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan. Adapun orang- orang yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini yaitu Bapak Dedi Syamsur Nasution, Bapak Muhammad Taufik, dan Ibu Hernawati Limbong.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah : 1. Teknik pengumpulan data primer Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu : a. Wawancara mendalam, yaitu proses pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan pihak terkait untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cara melakukan Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gelaja yang di temukan dilapangan untuk mempelajari data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian. Universitas Sumatera Utara 53 2. Teknik pengumpulan data sekunder Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data primer dapat dilakukan melalui instrumen berikut : a. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau foto-foto dan rekaman, yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah dan lainnya yang berkenaan dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisa Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah dan menyusunnya dalam satuan-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian Moleong, 2006 : 274. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2007 : 243, terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis data yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 54 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnyaberdasarkan apa yang telah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakanmerupakan kesimpulan yang kredibel. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan umum. Pelayanan berasal dari kata layanan yang artinya kegiatan memberikan manfaat kepada orang lain. Layanan adalah setiap kegiatan atas manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Sinambela, 2006 : 35. Hakekat dari pelayanan publik adalah pemberian pemenuhan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pemerintah sebagai abdi masyarakat Istianto, 2009 : 05 Peran pemerintah Daerah dalam pelayanan publik mungkin yang terbesar dalam pengertian interaksinya secara langsung dengan masyarakat sebagai penyedia pelayanan. Salah satu bentuk pelayanan publik adalah pelayanan perijinan, dimana dalam hal ini kepentingan pemerintah daerah terhadap pelayanan perijinan mempengaruhi pendapatan dan iklim investasi Daerah. Kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi serta penerbitan ijin menurut undang-undang dan peraturan yang berlaku. Namun untuk mencegah terjadinya pungutan pajak dan retribusi yang berlebihan serta perizinan yang menghambat telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Dalam rangka menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif di daerah, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Universitas Sumatera Utara 2 24 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, penting dan perlunya pengembangan kinerja birokrasi pemerintah yang kompetitif seiring dengan perubahan trend globalisasi telah menjadi agenda penting bagi pemerintahan di banyak Negara. Tetapi upaya kearah tersebut masih banyak mengalami permasalahan serius, terutama menyangkut keberadaan dan penerapan sistem dan lembaga birokrasi pemerintah yang masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan sistem yang mengikuti dinamika masyarakat dalam memperbaiki kinerja pelayanan publik. Dalam rangka mewujudkan pelayanan prima di Kota Medan yang masih dihadapkan dengan berbagai realita dimana potret penyelenggara pelayanan masih dirasakan belum optimal dan belum memperlihatkan pelayanan prima yang diharapkan, maka Pemerintah Kota Medan mengimplementasikannya dengan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu. Melalui Badan ini diharapkan pelayanan perijinan dilaksanakan sesuai dengan asas transparan, akuntabel, partisipatif, kesamaan hak, efektif, efisien, keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan profesional. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dibentuk dengan harapan dapat menciptakan iklim yang mendorong kearah terciptanya keseragaman pola dan langkah penyelenggaraan dan pelayanan oleh aparatur pemerintah pada masyarakat serta adanya keterpaduan koordinasi dalam proses pemberian dokumen perijinan. Harapannya penyelenggaraan perijinan terpadu dapat memberikan pelayanan dengan prosedur yang sederhana sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengurus perijinan. Universitas Sumatera Utara 3 Hakekat pelayanan perijinan adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan wujud dari kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Setiap penyelenggaraan pelayanan perijinan harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan yang meliputi : prosedur pelayanan termasuk masalah pengaduan, waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan samapi dengan penyelesaian pelayanan termasuk penyelesaian dan jawaban atas pengaduan, biaya pelayanan, tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan, produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayanan, kompetensi petugas pemberi pelayanan, harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan. Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan perizinan, masih banyak masalah yang dihadapi dalam rangka efektivitas dan pemberian kemudahan kepada masyarakat untuk memproses pelayanan perizinan tersebut. Masalah- masalah yang sering kali ditemukan antara lain adalah : 1. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyelenggaraan pelayanan perijinan dan prosedur pengurusan suatu perijinan. 2. Terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki penyelenggara pelayanan perijinan. Universitas Sumatera Utara 4 3. Kurang eratnya hubungan antara penyelenggara pelayanan perijinan dengan SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait dalam rangka mewujudkan suatu pelayanan perijinan optimal bagi masyarakat. 4. Lambatnya pendelegasian suatu perijinan yang dalam prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Dengan adanya masalah-masalah yang sering kali timbul dalam proses kegiatan pelayanan perizinan tentunya akan sedikit banyak menghambat proses peningkatan kualitas pelayanan dari instansi terkait. Tentunya untuk dapat mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan perijinan, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu selaku instansi pemerintah yang memiliki wewenang dalam mengurus masalah perijinan harus mampu dalam menciptakan suatu strategi dan kemudian mengimplementasikan strategi tersebut agar pelayanan publik yang diberikan dapat terselenggara sesuai dengan standar pelayanan perijinan yang telah ditentukan dan mampu menghasilkan suatu pelayanan perijinan dengan kualitas yang baik bagi masyarakat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Strategi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Medan Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perijinan”.

B. Fokus Penelitian