55
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Latar BelakangSejarah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Medan
Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Pada hakekatnya penyelenggaraan otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah.
Implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai berlaku sejak tahun 2001 mendorong semangat baru dalam penataan sistem
birokrasi pemerintahan. Merujuk pada tujuannya, kebijakan otonomi pada dasarnya memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri
dengan tujuan akhir kesejahteraan masyarakat. Bersamaan dengan hal tersebut, ada pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan oleh negara menjadi
pembangunan oleh masyarakat. Secara strategis, melalui kebijakan otonomi daerah diharapkan muncul pusat-pusat kekuatan baru secara regional dalam sektor
ekonomi, kebijakan ini menggambarkan semangat mendorong tumbuhnya pusat ekonomi baru. Di lain pihak karena adanya keterbatasan investasi di daerah
menyebabkan pemerintah membuka pintu bagi masuknya investasi swasta. Untuk itu harus dilakukan serangkaian upaya yang sistematis yang mampu menciptakan
Universitas Sumatera Utara
56 iklim investasi yang business friendly. Dalam menghadapi era globalisasi yang
penuh tantangan dan peluang, Pemerintah Daerah harus mampu melakukan inovasi dalam peningkatan kualitas pelayanan publik sehingga kesan birokrasi
pemerintah yang lamban, berbelit-belit, dan tidak ramah dapat dihapuskan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang
semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Jadi, kualitas pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat
merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Berkaitan dengan pelayanan jasa perijinan, pemerintah melakukan
terobosan yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu PPTSP yang
selanjutnya ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan
Terpadu di Daerah. Dalam Permendagri tersebut, pemerintahan kabupatenkota diwajibkan membentuk lembaga PPTSP paling lambat 1 satu tahun sejak
peraturan ditetapkan. Tidak sebatas formalitas kelembagaan dalam artian institusi, tapi juga lembaga dalam artian mekanisme dan nilai.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada tahun 2009 Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT.
Kesederhanaan, kepastian hukum, transparan dalam pelayanan perizinan, itulah harapan yang ingin dicapai dari dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Universitas Sumatera Utara
57 Kota Medan yang merupakan unit pelayanan perijinan dan non-perijinan. Dalam
rangka Good Governance, maka pelayanan prima kepada masyarakat secara sederhana, jelas, aman, transparan, efisien, ekonomis, adil, dan tepat waktu mutlak
harus dilaksanakan agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi
dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.
B. Visi dan Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Medan