Metode Penelitian Populasi dan Sampel

33 Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian

Analisis isi dapat dilakukan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi baik surat kabar, berita radio, iklan televisi, film, maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Analisis isi content analysis adalah analisis yang dirancang untuk menghasilkan penghitungan yang objektif, terukur, dan teruji atas isi pesan yang nyata manifest content of messages. Menurut Neuendorf, analisis isi adalah sebuah peringkasan summarizing, kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah diantaranya objektif-intersubjektif, reliabel, valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplikasi dan pengujian hipotesis dan tidak dibatasi untuk jenis variabel tertentu atau konteks di mana pesan dibentuk dan ditampilkan Eriyanto :2011: 16. Berdasarkan tujuan dan pendekatannya, penelitian ini termasuk ke dalam analisis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji hubungan diantara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik suatu pesan. Metode ini digunakan untuk meneliti bagaimana penerapan jurnalisme lingkungan dalam pemberitaan kabut asap di Harian Waspada edisi 01 September sampai 13 November 2015.

3.2 Analisis Isi Kuantitatif

Analisis isi ini memiliki sifat penelitian yang kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan pengumpulan data kuantitatif. Sedangkan data kuantitatif merupakan data yang menunjukkan besaran, ukuran, frekuensi dan wujudnya berupa angka. Sehingga sesuai dengan sifat, tujuan dan definisi analisis isi dimana ini adalah teknik penelitian untuk uraian yang objektif, sistematis dan kuantitatif, sehingga peneliti betul-betul dibatasi dalam proses penelitiannya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara karena ia tidak menggunakan subyektifitas dalam proses meneliti. Jadi, sifat dan tujuan analisis isi kuantitatif secara ringkas dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Analisis isi kuantitatif hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest nyata. 2. Analisis isi kuantitatif yang dipentingkan adalah objektivitas,validitas dan reliabilitas. Tidak boleh ada penafsiran dari peneliti.Peneliti hanya boleh membaca apa yang disajikan dan terlihat dalam teks. 3. Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan ”apa yang dikatakan” what, tetapi tidak menyelidiki ”bagaimana yang dikatakan” how. 4. Analisis isi bertujuan melakukan generalisasi bahkan melakukan prediksi. Uji statistik yang digunakan dalam analisis isi secara tidak langsung memang bertujuan agar hasil penelitian yang dilakukan dapat menggambarkan fenomena keseluruhan dari suatu isu peristiwa bahkan bisa melakukan prediksi. Jika keadaan dan kondisi yang diteliti sama dengan yang sedang diteliti, maka keadaan yang sama tersebut apabila diteliti akan menemukan hasil yang sama jika diteliti oleh peneliti lain Sobur, 2006: 70-71. Analisis isi kuantitatif hanya mengungkap data yang ditunjukkan oleh angka-angka. Analisis isi kuantitatif berupaya untuk menjadikan penelitiannya objektif. Objektifitas ditampilkan dengan tidak memasukkan unsur mitologi atau hubungan semu pada data-data yang dianalisis. Penelitian ini berupaya untuk menggeneralisasikan fakta yang ditemukan. Analisis isi content analysis adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicabel dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya Krippendorf,1993: 15. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini makna komunikasi menjadi sangat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi. Beberapa peneliti juga mendefinisikan analisis isi, antara lain Holsti 1969 yang mendefinisikan analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Sementara Weber 1994 mendefinisikan analisis isi adalah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks. Gagasan untuk menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul dari orang seperti Bernard Berelson 1959, ia telah menaruh banyak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara perhatian pada analisis isi. Definisi analisis isi menurut Bernard Berelson: content analysis is a research technique for the objective, systematic and quantitative description of the manifest content of communication Bungin, 2004: 173. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi. Analisis isi disebut objektif jikalau peneliti benar-benar melihat apa yang ada dalam teks film dan tidak memasukkan subjektifitas kecenderungan, bias.

3.2.1. Prinsip Dasar Analisis Isi

Melalui definisi yang disampaikan Berelson, Stempel Bungin, 2004: 134- 135 mengemukakan beberapa prinsip dasar analisis isi, yaitu: 1. Prinsip sistematik oleh Berelson diartikan, bahwa ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. 2. Prinsip obyektif, berarti hasilnya tergantung pada prosedur penelitian bukan pada orangnya. 3. Kuantitatif, diartikan dengan mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. 4. Isi yang nyata, diberi pengertian, yang diteliti dan dianalisis hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang dirasakan oleh si peneliti . Salah satu ciri dari ilmu pengetahuan adalah replicabel dapat dilakukan kembali untuk menguji kebenaran ilmu pengetahuan. Subjektifitas dalam ilmu pengetahuan menjadikan kebenaran hanya bisa diterima dalam diri peneliti. Generalisasi dalam penelitian memungkinkan peneliti lain untuk meneliti penelitian sejenis ditempat yang sama maupun tempat yang berbeda.

3.2.2. Penggunaan Analisis Isi

Wimmer dan Dominick Bungin, 2004: 135-138 setidaknya ada lima kegunaan yang dapat dilakukan dalam penelitian analisis isi, yaitu: 1. Menggambarkan isi komunikasi describing communication content. 2. Menguji hipotesis tentang karakteristik pesan testing hipotheses of messages characteristics . 3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata comparing media content to the real world . 4. Memperkirakan gambaran kelompok tertentu di masyarakat assessing the image of particular groups in society . 5. Mendukung studi efek media massa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Penelitian analisis isi kuantitatif memungkinkan untuk menggambarkan fenomena dalam proses komunikasi. Dalam penelitian ini proses komunikasi yang diteliti adalah bagaimana praktek jurnalisme lingkungan pada Harian Waspada dalam pemberitaan kabut asap. Realitas nyata dan realitas media selalu menjadi perdebatan yang menarik. Apakah realitas nyata dibentuk oleh realitas media atau realitas media terbentuk dari realitas nyata.

3.2.3 Kelebihan dan Keterbatasan Analisis Isi

Bungin 2004: 139-142 mengungkapkan bahwa penggunaan analisis isi juga memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan utama metode ini adalah tidak digunakannya manusia sebagai subjek penelitian. Hal ini menyebabkan penelitian relatif lebih mudah, tidak ada reaksi dari populasi ataupun sampel yang diteliti karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisi kuesioner ataupun diminta datang di laboratorium. Analisis isi juga relatif murah, tidak terbentur masalah perizinan penelitian. Bahan-bahan penelitian mudah didapat terutama di perpustakaan-perpustakaan atau dibagian dokumentasi audio visual. Kelebihan lainnya ialah ketika peneliti tidak dapat melakukan penelitian survei atau pengamatan terhadap populasi, analisis isi dapat digunakan. Kekurangan analisis isi terpenting adalah hanya meneliti pesan yang tampak, sesuatu yang disembunyikan dalam pesan bisa luput dari analisis isi. Selanjutnya adalah kesulitan menentukan media atau tempat memperoleh pesan- pesan yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3.2.4 Tahapan Penelitian Analisis Isi

Menurut Bungin 2004: 139-142, Untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian, penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan penelitian analisis isi, yakni: 1. Menentukan permasalahan. 2. Menyusun kerangkan pemikiran conceptual atau theoritical framework. 3. Menyusun perangkat metodologi. 4. Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodologi tertentu. 5. Interpretasi data merupakan interpretasi terhadap hasil analisis data.

3.3 Populasi dan Sampel

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menurut Eriyanto 2011:109, populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin kita ketahui isinya. Populasi untuk analisis isi dalam penelitian ini adalah Harian Waspada yang memuat pemberitaan tentang kabut asap 2015 yaitu sebanyak 161 teks berita. Sementara sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi Narawi, 1995 : 144. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan tingkat presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90 yaitu : = N nd + 1 Keterangan : n : ukuran sampel N : ukuran populasi d 2 : presisi digunakan 10 atau 0,1 1 : angka konstan Berdasarkan data yang ada maka peneliti memerlukan sampel sebanyak : = N nd + 1 = 161 1610,1 + 1 = 161 2,61 N= 61,6 N = 62 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampel acak stratifikasi proporsional, hal ini dikarenakan populasi penelitian terdiri dari 3 bulan dengan jumlah yang berbeda-beda. Diharapkan dengan menggunakan teknik pengambilan sample ini, akan dapat menghasilkan sampel yang mencerminkan keragaman dari populasi Eriyanto:2011:127. Proporsional stratified Sampling adalah teknik penarikan sampel yang bertujuann untuk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif sama. Sampel ini memberikan peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk dijadikan sampel Kriyantono:2008:79. Dengan menggunakan rumus : = n1. n N Keterangan : n1 : Jumlah populasi teks beritabulan n : Jumlah sampel N : Populasi Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih setiap bulannya adalah sebagai berikut : Bulan Jumlah beritabulan Penarikan sampel Sampel September 49 49.62 161 19 Oktober 104 104.62 161 40 November 8 8.62 161 3 TOTAL 62

3.4 Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM PEMBERITAAN BENCANA (ANALISIS ISI BERITA KABUT ASAP SUMATERA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM PERIODE 18 AGUSTUS 2015 – 10 NOVEMBER 2015)

4 38 149

JURNALISME LINGKUNGAN DALAMPEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Komp

0 2 15

PENDAHULUAN JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Kompas April – Mei 2010).

0 2 44

PENUTUP JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Kompas April – Mei 2010).

0 2 111

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 9

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 2

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 7

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 1 25

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 3

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 1