Analisis Isi Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara Menurut Assegaff, tulisan tentang lingkungan di surat kabar biasanya dalam bentuk berita, feature dan tajuk rencana. Menurutnya, dalam pemberitaan masalah lingkungan akhir-akhir ini tengah berkembang bentuk jurnalistik baru yang dikenal sebagai jurnalistik proses. Bentuk jurnalistik ini tidak hanya memberitakan fakta suatu peristiwa yang terjadi, akan tetapi juga memotret secara mendalam proses yang berlangsung yang telah menciptakan peristiwa tadi. Jurnalistik proses, contohnya, menggambarkan ancaman terjadinya penggurunan di daerah-daerah subur dengan tujuan memberitahu sejak dini kepada masyarakat tentang bahaya yang sedang mengancamnya. Dalam tulisannya, wartawan mengungkapkan bagaimana proses tersebut terjadi, apa penyebabnya dan tindakan-tindakan perbaikan dan pencegahan apa yang sedini mungkin dapat diambil pemerintah dan lembaga terkait, sekaligus menyadarkan masyarakat tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah gangguan yang mengancam kelestarian kemampuan alam. Beranjak dari pemahaman tersebut, Assegaff menyarankan, penulisan masalah lingkungan sebaiknya menggabungkan jurnalistik proses dan model penulisan mendalam in-depth reporting, sebagai salah satu jenis penulisan feature. Hal tersebut disebabkan karena, menurutnya, penulisan dalam bentuk feature atau berita yang hanya mengungkapkan kenyataan-kenyataan kerusakan lingkungan kurang dapat menggerakkan penghayatan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian kemampuan lingkungan. Assegaff 1996:12 Sementara tulisan feature yang menyertakan jurnalistik proses lebih dapat menggambarkan pentingnya upaya membina kelestarian kemampuan lingkungan. Menurut Friedman Atmakusumah:1996: 21, untuk membuat tulisan yang lebih mendalam tentang lingkungan, penulisan jurnalistik lingkungan perlu menjawab pertanyaan lebih dari satu “what”, “who”, “why” dan “how”. Misalnya, apabila terjadi suatu peristiwa alam, penulis laporan tidak hanya mencari informasi tentang “apa yang terjadi”, melainkan juga siapa yang melakukan dan terdampak, kenapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana proses kejadian tersebut serta proses pemulihannya.

2.1.7 Analisis Isi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Analisis isi content analysis merupakan teknik penelitian alternatif bagi kajian komunikasi yang cenderung lebih banyak mengarah pada sumber source maupun penerima pesan receiver. Pendekatan penelitian ini mengedepankan penyajian data secara terstruktur serta memberikan gambaran rinci tentang objek penelitian berupa pesan komunikasi. Pesan itu sendiri jika mengacu pada Leewin dan Jewit Birowo, 2004 :147 terdiri dari komponen : words, actions, pictures, sehingga penelitian dengan teknik analisis isi sebenarnya memiliki wilayah yang luas untuk menggali masalah-masalah yang ada dalam objek penelitian komunikasi. Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicable dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Analisis isi merupakan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisi isi adalah Harold D. Lasswell dalam bukunya yang berjudul analisis isi dalam media massa Bungin, 2008:157, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, skemudian diberi interpretasi. Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut : 1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari berbagai bahan yang terdokumentasi buku, surat kabar, pita rekaman, naskahmanuscript. 2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut. 3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahandata yang dikumpulkannyakarena sebagian dokumentasi tersebut sangat spesifik. 4. Langkah berikutnya adalah memililih unit analisis yang akan dikaji, memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitian berhubungan dengan data-data verbal, maka perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan 1 dalam suatu media, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.

2.2 Unit Analisis

Dokumen yang terkait

PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM PEMBERITAAN BENCANA (ANALISIS ISI BERITA KABUT ASAP SUMATERA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM PERIODE 18 AGUSTUS 2015 – 10 NOVEMBER 2015)

4 38 149

JURNALISME LINGKUNGAN DALAMPEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Komp

0 2 15

PENDAHULUAN JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Kompas April – Mei 2010).

0 2 44

PENUTUP JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Kompas April – Mei 2010).

0 2 111

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 9

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 2

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 7

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 1 25

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 3

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 1