Universitas Sumatera Utara
yaitu sebesar 28 teks berita tidak menyertakan penggunaan istilah dari aspek- aspek lain seperti kesehatan, ekonomi, ekologi, sosial dan budaya, akronim
maupun istilah asing. 28 teks tersebut sebesar 45,16 dari total keseluruhan teks berita yang diteliti. Istilah yang paling banyak disebutkan adalah istilah-istilah
kesehatan, akronim, istilah asing dan teknis. Untuk penggunaan istilah kesehatan seperi ISPA infeksi saluran pernapasan akut, penyakit paru-paru kronik, asma,
dan bronkitis merupakan yang paling banyak disebut. Penggunaan istilah asing seperi hotspot, surveilans, visibility, dan delay. Sementara itu, akronim atau
singkatan yang paling banyak disebutkan adalah BPBD, BPBN, dan BMKG. Untuk istilah teknis yang paling banyak di sebutkan dalam pemberitaan kabut
asap pada Harian Waspada adalah ISPU Indeks Standart Pencemaran Udara. Diikuti istilah hukum seperti Perppu, P21, KUHP, dan P19. Sebaliknya istilah-
istilah ekologis hanya sedikit disebutkan, seperti Hutan Produksi Tetap HTP, restorasi, dan konsesi lahan yang hanya disebutkan rata-rata dua kali.
4.1.1.3 Pengertian Istilah
Media massa ikut menyumbangkan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan masalah lingkungan, sebab tanpa pengetahuan mustahil upaya
penanggulangan masalah lingkungan dapat dilakukan dengan baik. Penggunaan istilah harus diikuti dengan pengertian dari istilah-istilah tersebut karena kata-kata
dari istilah tersebut kebanyakan asing bagi masyarakat umum. Fungsi edukasi dan menyebarkan informasi media massa, juga terdapat di ketentuan pemberitaan
lingkungan. Tidak hanya mengikuti aturan jurnalisme baku yang menuntut penggunaan kalimat yang mudah dipahami, pengertian-pengertian istilah yang
banyak digunakan di pemberitaan lingkungan harus menyertakan arti yang jelas dan mudah dipahami agar tujuan menginformasi dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan keberlangsungan lingkungan hidup dapat tercapai.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Pengertian Istilah
Frekuensi Persentase
Ada 20
32,26 Tidak Ada
42 67,74
Jumlah 62
100 Sumber : Hasil Pengkodingan
Frekuensi penggunaan istilah pada pemberitaan kabut asap 2015 di Harian Waspada
yang mencapai 54,84 tidak diikuti dengan pengertian istilahnya. Dari 62 teks berita yang diteliti, peneliti hanya menemukan 20 teks berita yang
menerapkan prinsip pemberitaan lingkungan hidup dalam hal ini pengertian istilah. Nilai tersebut jika dipersentasekan hanya mencapai angka 32,26.
Selebihnya 42 teks berita atau 67,74 tidak menyertakan pengertian istilah. Jika dibandingkan dengan katagorisasi penggunaan istilah yang muncul yaitu sebanyak
34 teks, maka hanya 58,82 penggunaan istilah yang disertai penjelasan.
4.1.1.4 Analogi DataAngka
Tugas jurnalis lingkungan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu-isu lingkungan, serta membangun kewaspadaan akan hal-hal yang
mengancam kehidupan mereka. Untuk menuju tahap tersebut, masyarakat harus mengetahui dengan jelas apa-apa saja yang menjadi ancaman di lingkungan
mereka dan dampaknya secara langsung maupun tidak langsung. Dibutuhkan informasi yang ringan, mudah dipahami, menarik, namun tetap relevan agar
masyarakat lebih sadar akan perannya sebagai penjaga lingkungan. Selain menuntut akurasi, penggunaan istilah dan pengertian istilah, jurnalisme
lingkungan hidup juga menuntut analogi dari data-data statistik yang kerap kali muncul dalam pemberitaan lingkungan hidup. Data-data atau angka yang muncul
terkadang menyulitkan pembaca untuk memahami dan membayangkan kejadian konkritnya. Informasi lingkungan hidup yang tidak memberikan gambaran yang
jelas hanya akan membingungkan khalayak, dan membuang banyak waktu sehingga tidak menarik untuk dibaca apalagi dipahami. Maka dari itu,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menganalogikan data-data tersebut menjadi lebih mudah dipahami adalah sebuah ketentuan tersendiri bagi jurnalisme lingkungan hidup. Peneliti memasukkan
katagorisasi ini dengan bertujuan untuk melihat sejauh mana Harian Waspada menerapkan prinsip liputan berkelanjutannya dalam konteks analogi data dan
angka. Hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.5
Analogi Data dan Angka Frekuensi
Persentase Ada
2 3,22
Tidak Ada 60
96,78 Jumlah
62 100
Sumber : Hasil Pengkodingan Tabel diatas menunjukkn bahwa hanya 2 teks berita yang menyertakan
analogi data dan angka dalam tulisannya. Angka tersebut hanya sebesar 3,22 dari 62 teks berita yang diteliti. Sementara itu, 60 teks berita tidak menyertakan
analogi data dan angka atau sebesar 96,78. Persentase kemunculan analogi data dan angka relatif kecil jika dibandingkan dengan frekuensi angka dan data
statistik yang muncul yaitu 23 teks berita atau sebesar 37,10. Hanya 8,69 dari keseluruhan data statistik yang menggunakan analogi untuk memudahkan
pembaca dalam membaca pemberitaan terkait kabut asap 2015. Data ini cukup disayangkan, karena dari keseluruhan data yang muncul, frekuensi kemunculan
analogi data dan angka dalam pemberitaan kabut asap 2015 bahkan tidak mencapai 10.
4.1.1.5 Informasi Spekulatif