Definisi Operasional Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

Universitas Sumatera Utara

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan operasionalisasi dari konsep-konsep yang abstrak atau dapat dikatakan definisi operasional disusun berdasarkan pada penampakan seperti apa gejala yang didefinisikan tersebut. Dengan kata lain, yaitu suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur konsep- konsep Kurniawan, 2006 : 40. Melalui analisis isi peneliti melakukan pengamatan aspek-aspek yang konkret yang terlihat secara nyata dan dapat diobservasikan. Setiap definisi operasional tersebut, diturunkan ke dalam seperangkat aturan ataupun proses pencatatan. Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari ruang rubrikasi atau posisi penempatan berita, jeni-jenis berita, serta frekuendi penggunaan narasumber berita dan pemberitaan jurnalisme lingkungan menurut Code Of Ethics For Environmental Journalists. Dengan demikian definisi operasional yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: 1. Kode Etik Jurnalisme Lingkungan Kode etik jurnalistik yang berlaku di Indonesia secara menyeluruh telah diratifikasi melalui UU No. 40 Tahun 1999 dan melalui Peraturan Dewan Pers Nomor: 6Peraturan-DPV2008. Sama halnya dengan peraturan jurnalisme yang ditetapkan oleh Dewan Pers Indonesia, jurnalisme lingkungan juga memiliki peraturan yang mengatur ketentuan-ketentuan pemberitaan lingkungan hidup. Spesialisasi peliputan lingkungan hidup yang kompleks dan holistik membuat kode etik jurnalisme umum menjadi kurang tepat untuk dijadikan sebagai acuan. Untuk itu para akademisi dan praktisi media yang tergabung dalam Center of Journalism, memiliki kesadaran akan perlunya sebuah standar etik khusus bagi jurnalisme lingkungan. Pada tahun 1998, dilakukan ratifikasi code of ethics dalam event 6th World Congress of Environmental Journalism yang diselenggarakan di Colombo, Sri Lanka. Poin-poin yang dijadikan unit analisis dalam penelitian ini adalah poin 1 sampai 5. Poin-poin tersebut dijadikan unit analisis dikarenakan dapat tersurat secara jelas di teks sehingga dapat memudahkan peneliti untuk dapat merumuskannya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara menjadi katagorisasi tertentu. Poin-poin kode etik jurnalisme lingkungan tersebut adalah : 1 Jurnalis lingkungan harus menginformasikan kepada publik tentang hal-hal yang menjadi ancaman bagi lingkungan mereka, baik yang berskala global, regional, maupun lokal. 2 Tugas para jurnalis adalah untuk meningkatkan kesadaran publik akan isu-isu lingkungan. Jurnalis harus berusaha untuk melaporkan dari beragam pandangan yang berkaitan dengan lingkungan. 3 Tugas jurnalis tidak hanya membangun kewaspadaan masyarakat akan hal-hal yang mengancam lingkungan mereka, tetapi juga menempatkan hal tersebut sebagai upaya pembangunan berkelanjutan. Jurnalis harus berusaha untuk menuliskan solusi- solusi untuk persoalan lingkungan. 4 Jurnalis harus mampu memelihara jarak dari berbagai kepentingan baik itu kepentingan perusahaan, pemerintah, politisi, dan organisasi sosial dengan tidak memasukkan kepentingan mereka. Sebagai aturan, jurnalis harus melaporkan sebuah isu dari berbagai sisi, terutama isu lingkungan yang syarat dengan kontroversi. 5 Jurnalis harus menghindar sejauh mungkin dari informasi yang sifatnya spekulatif dugaan dan komentar-komentar tendensius. Ia harus memastikan otentisitas narasumber, baik dari kalangan industri, aparat pemerintah, atau dari aktivis lingkungan. Poin 1 mengharuskan jurnalisme lingkungan senantiasa menginformasikan dampak dari kerusakan lingkungan mereka. Sementara Poin 2 mengharuskan pemberitaan lingkungan dapat meningkatkan kesadaran, yang dapat dicapai apabila berita tersebut menarik dan mudah untuk dipahami. Seorang jurnalis lingkungan juga dituntut untuk mengetahui istilah teknis dan mengikuti perkembangan teori tentang lingkungan hidup, mereka juga harus berhati-hati dan senantiasa menyertakan pengertian dari istilah-istilah tersebut Agus:2014 : 73. Pada poin 3 Jurnalis lingkungan diwajibkan untuk senantiasa menyertakan solusi. Sementara untuk poin 4 dan 5. Jurnalis lingkungan diwajibkan untuk senantiasa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara meliput dengan berbagai sisi dengan tidak menyertakan informasi yang belum jelas. 2. Posisi Penempatan Berita dalam Harian Waspada : a. Halaman depan headline, yaitu berita yang dianggap sangat layak diletakkan di halaman depan surat kabar dengan judul yang dapat menarik perhatian masyarakat dan menggunakan huruf relatif lebih besar. b. Halaman depan, bukan headline, yaitu berita yang ditampilkan mendampingi headline sehingga tampak semarak berita yang ada pada halaman depan suatu surat kabar tanpa mengurangi nilai berita tersebut. c. Halaman khusus, yaitu berita-berita yang ditempatkan pada salah satu rubrik dalam surat kabar secara khusus rubrik internasional d. Halaman lain, yaitu berita-berita tentang kabut asap yang disajikan di luar dari halaman depan dan halaman khusus. Dalam pemberitaan mengenai kabut asap di Harian Waspada, jenis- jenis beritanya dapat dikelompokkan atas: a. Straight news berita langsung, yaitu laporan langsung mengenai suatu peristiwa. b. Feature , yaitu berita-berita yang disajikan dengan mengetengahkan sisi humanis atau ketertarikan manusiawi dari suatu peristiwa. c. News Analysis , yaitu berita yang merupakan analisis lanjutan wartawan tentang suatu peristiwa. Unsur subjektivitas menonjol dan cenderung berbau opini wartawan, pakar atau pengamat. 3. Narasumber berita terdiri dari : a. Lembaga Negara: terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga lain milik negara seperti Bappenas, BLH, BKSDA, dan lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, polisi hutan, dan TNI. b. Masyarakat dan LSM : Masyarakat umum atau yang terkena dampak dari kerusakan lingkungan maupun organisasi lingkungan yang bergerak di Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara bidang lingkungan. Seperti : Walhi, Kophi, greenpeace, dll. Kemudian dijabarkan menjadi : ada atau tidak ada masyarakat dan LSM yang memberikan pendapat pada berita c. Perusahaan : Pelaku bisnis kehutanan atau tambang yang memanfaatkan lahan di hutan Kemudian dijabarkan menjadi : ada atau tidak ada pengusahaindustri yang memberikan pendapat pada berita. d. Akademisi : Orang-orang yang ahli di bidang tertentu ataupun mempunyai kedudukan akademis. Kemudian dijabarkan menjadi : ada atau tidak ada akademisi yang memberikan pendapat pada berita.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM PEMBERITAAN BENCANA (ANALISIS ISI BERITA KABUT ASAP SUMATERA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM PERIODE 18 AGUSTUS 2015 – 10 NOVEMBER 2015)

4 38 149

JURNALISME LINGKUNGAN DALAMPEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Komp

0 2 15

PENDAHULUAN JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Kompas April – Mei 2010).

0 2 44

PENUTUP JURNALISME LINGKUNGAN DALAM PEMBERITAAN SEPUTAR EKSPLOITASI HUTAN DI INDONESIA (Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Eksploitasi Hutan di Indonesia pada SKH Kompas April – Mei 2010).

0 2 111

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 9

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 2

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 7

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 1 25

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 3

Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September – 13 November 2015

0 0 1