Universitas Sumatera Utara
lingkungan sebagai imbas dari kebakaran hutan dan lahan. Menyebutkan dampak serta bahaya yang disebabkan dari kebakaran hutan dan lahan dari aspek ekologis
harusnya lebih diutamakan, tentu dengan tidak mengenyampingkan aspek lain. Padahal dampak lingkungan yang ditimbulkan dari lahan yang terbakar sangatlah
berbahaya, diantaranya berkurangnya lahan resapan air, berkurangnya cadangan oksigen, mengancam punahnya kenekaragaman flora dan fauna, menghancurkan
habitat satwa, menghancurkan keseimbangan hidup manudia, hewan, dan tumbuhan, dapat memicu konflik horizontal, dan lain sebagainya. Sebaliknya,
dampak yang paling banyak disebutkan adalah dampak kesehatan yaitu tentang penyakit ISPA yang banyak menjangkiti masyarakat, diikuti dampak ekonomi
seperti produksi karet menurun, nelayan terganggu dalam proses mencari ikan, dan sistem operasional bandara yang terganggu akibat kabut asap tersebut.
4.1.1.7 Penyebutan Solusi
Jurnalisme lingkungan hidup perlu berpihak pada lingkungan hidup, dimana kelestarian lingkungan hidup adalah tempat dimana manusia tinggal dan
bergantung pada alam. Pemberitaan tentang ligkungan hidup sebaiknya tuntas dan memasukkan solusi kedalam pemberitaannya. Solusi yang tuntas ini bisa dilihat
dari hubungan antara beberapa kegiatan manusia dengan bidang ekonomi, ekologi, energi dan sosial budaya. Oleh sebab itu surat kabar merupakan media
yang tepat untuk memuat berita-berita lingkungan hidup dimana masyarakat dapat mengembangkan daya analisisnya.
Tabel 4.8 Frekuensi Penyebutan Solusi
Frekuensi Persentase
Ada 26
41,94 Tidak Ada
36 58,06
Jumlah 62
100 Sumber : Hasil Pengkodingan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
65 12
15 8
Solusi Kesehatan Solusi Kebijakan
Solusi Pendidikan solusi ekologis
Tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi kemunculan solusi dari permasalahan lingkungan yang dimuat oleh Harian Waspada dalam pemberitaan
kabut asap 2015 tidak mencapai 50 melainkan hanya sebesar 41,94 dengan 26 teks berita. Sebaliknya, terdapat 36 teks berita yang tidak menyebutkan solusi atau
jika dipersentasekan sebesar 58,06, selisih 16,12 dari teks berita yang menyebutkan solusi.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pemberitaan kabut asap 2015 di Harian Waspada
, solusi yang paling banyak disebutkan adalah solusi kesehatan yaitu disebutkan di 17 teks berita dengan persentase sebesar 65,38 dari 26 teks
yang menyebutkan solusi. Selanjutnya solusi pendidikan dengan 4 teks berita atau 15,39, dan frekuensi kemunculan solusi kebijkan dengan hanya 3 teks berita
dengan persentase sebesar 11,54. Terakhir ada frekuensi kemunculan solusi terkecil yaitu ekologis dengan 2 teks berita atau sebesar 7,69.
Berikut ini diagram frekuensi penyebutan solusi yang ditimbulkan oleh fenomena kabut asap pada pemberitaan kabut asap 2015 oleh Harian Waspada.
Grafik 2 Frekuensi Penyebutan Solusi Pada Pemberitaan Kabut Asap 2015
Grafik yang memaparkan proporsi kemunculan tiap-tiap penyebutan solusi diatas hanya terdiri dari 4 aspek saja yaitu kesehatan, kebijakan, dan pendidikan,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dan ekologis. Sementara itu solusi dari ekonomi tidak disebutkan sama sekali. Padahal aspek ini terkena dampak yang cukup signifikan dalam peristiwa kabut
asap 2015 ini. Peneliti tidak satupun menemukan solusi dari sisi ekonomi yang dipaparkan oleh Harian Waspada dalam pemberitaannya terkait kabut asap 2015.
Satu hal yang menjadi fokus perhatian peneliti adalah, solusi yang dipaparkan hanya sebatas solusi jangka pendek seperti pembagian masker dan penyediaan
tabung oksigen untuk korban kabut asap. Padahal dalam kejadian ini Harian Waspada
seharusnya menitikbertakan solusi jangka panjang karena pemulihan kembali kawasan hutan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sebaliknya pada
aspek ekologis, Harian Waspada hanya memaparkan solusi berupa pemadaman titik api dengan menggunakan helikopter atau dengan cara manual tanpa
memberikan pemaparan mendalam terkait solusi jangka panjang apa yang harusnya diambil untuk mengantisipasi efek lanjutan dari kerusakan hutan ini.
Dari segi kebijakan Harian Waspada berusaha memaparkan solusi berupa perbaikan regulasi dan mengupayakan dibuatnya regulasi baru terkait konsesi
lahan kelapa sawit. Sementara dari aspek pendidikan, Harian Waspada memaparkan solusi penyesuaian kurikulum bagi siswa-siswi yang diliburkan
akibat peristiwa kabut asap.
4.1.1.8 Penyajian Berita