Universitas Sumatera Utara
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper pentapis informasi. Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau
publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa ikut berperan dalam membatasi,
memperluas pesan yang disiarkan.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.
2.1.3 Surat Kabar
Keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan belanda, masa penjajahan jepang,
menjelang masa kemerdekaan dan awal kemerdekaan, zaman orde lama serta orde baru Ardianto, 2004 ; 101. Surat kabar sebagai media massa dalam orde baru
mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat indonesia. Menurut Effendy, surat kabar adalah lembaran
tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri ; publisitas isi surat kabar tersebut disebarluaskan kepada publik, periodisitas
surat kabar terbit secara teratur setiap hari, seminggu sekali atau dua mingguan, universalitas isi surat kabar tersebut bersifat umum yang menyangkut segala
aspek kehidupan dan aktualitas yang dimuat surat kabar mengenai permasalahan aktual Effendy : 1993: 34. Sementara itu, Suwardi berpendapat umumnya isi
dari suatu surat kabar terdiri dari berita utama yang terletak di halaman depan, berita biasa, rubrik opini, reportase, wawancara, feature, iklan, cerita pendek,
cerita bergambar, dan lain-lain. Semua komponen itu diramu sedemikian rupa agar pembaca tertarik membaca dan menjadi pelanggan surat kabar itu 1993: 26.
Dari empat fungsi media massa informasi, edukasi, hiburan, dan persuasif, fungsi yang paling menonjol dari surat kabar adalah informasi. Hal ini
sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap persitiwa yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel ringan,
feature laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik, rubrik
cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan fungsinya mendidik dan mempengaruhi dapat ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk
rencana atau editorial dan rubrik opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya bertambah, yakni sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.
Adapun ciri-ciri surat kabar sebagaimana yang dipaparkan oleh Ardianto 2004: 104-106 sebagai berikut :
a. Publisitas Surat kabar diperuntukkan umum, karenanya berita, tajuk rencana, artikel
dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum bukan kepentingan pribadi dan kelompok.
b. Universalitas Menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai
kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusianya. Contoh universalitas surat kabar seperti beragam rubrik yang
terdapat dalam surat kabar dan cakupan beritanya yang terdiri dari lokal, regional, nasional, maupun internasional.
c. Aktualitas Ciri aktualitas yang dimaksud dengan disini ialah kecepatan penyampaian
laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan faktor yang amat penting karena
menyangkut persaingan dengan surat kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkuntan.
d. Periodisitas Periodisitas merupakan penerbitaan surat kabar yang dilakukan secara
periodik, teratur. Tidak menjadi soal apakah terbitnya itu sehari sekali, seminggu sekali, sehari dua kali atau tiga kali seperti di negara-negara
yang sudah maju, syaratnya ialah harus teratur.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
e. Terdokumentasikan Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita, atau
artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu diarsipkan atau dibuat menjadi kliping.
Menurut konteks jurnalistik, ada tiga produk jurnalistik yang terdapat dalam isi surat kabar Djuroto : 2004: 46 Produk jurnalistik tersebut adalah berita
news, pandangan, ulasan, komentar opinion, dan iklan atau perkenalan yang bersifat propaganda advertisement.
1. Berita news Menurut Michael V. Charnley, berita adalah laporan tercepat mengenai
fakta dan opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang Sumadiria : 2005 : 64. Dengan adanya pemberitaan, masyarakat
kemudian akan mengetahui segala informasi yang sedang terjadi di seluruh aspek kehidupannya. Hal inilah yang mengharuskan berita-berita yang disajikan tiap-
tiap institusi media harus berdasarkan fakta yang terjadi dan harus disampaikan secara objektif tanpa melibatkan pendapat pribadi penulis berita. Adapun
pengklasifikasian berita menurut jenisnya terdiri atas lima hal, yakni: 1. Straight news berita langsung adalah laporan langsung mengenai suatu
peristiwa. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari 5W+1H what, who, when, where, why dan how.
2. Depth news pengembangan berita merupakan kelanjutan atau
pengembangan dari adanya sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali.
3. Investigative news penggalian berita merupakan laporan yang berisikan atau memusatkan pada sejumlah masalah dan bersifat kontroversi. Dalam
laporan investigasi, para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi mengungkapkan kebenaran.
4. Interpretative news
penjelasan berita adalah bentuk berita yang penyajiannya merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Dalam
penulisannya, boleh dimasukkan uraian, komentar dan sebagainya yang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ada kaitannya dengan data yang diperoleh dari suatu peristiwa atau kejadian yang dilihatnya.
5. Feature karangan khas adalah bagian dari penyajian berita yang cara menulisnya dapat mengabaikan pegangan utama dalam penulisan berita;
atau penyajian berita yang berbentuk human interest ketertarikan manusiawi.
Berita-berita yang telah siap untuk disajikan ke hadapan para pembaca dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya. Bila berita tersebut dianggap sangat
layak diletakkan di halaman depan surat kabar, maka berita itu disebut berita utama headline. Biasanya berita yang menjadi headline sebuah surat kabar
dibuat dengan menggunakan huruf relatif lebih besar dengan judul yang dapat menarik perhatian para pembaca. Sedangkan berita yang ditampilkan
mendampingi berita utama sehingga tampak semarak berita yang ada pada halaman depan disebut sebagai berita non-utama. Namun, bukan berarti berita
tersebut tidak penting tetapi mungkin tidak hangat di masyarakat. Berita yang menjadi headline merupakan isu utama dalam sebuah surat kabar. Isu berita
headline merupakan berita yang aktual, penting, menarik perhatian masyarakat
dan sedang hangat di tengah masyarakat. Memang, setiap peristiwa yang dianggap dapat menarik minat pembaca, selalu dijadikan headline atau diletakkan pada
halaman depan surat kabar. Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa umumnya pembaca ketika akan membaca atau membeli sebuah surat kabar, yang
pertama dilihatnya adalah headline berita pada hari itu atau berita-berita yang ada di halaman depannya. Penyajian sebuah isu dalam pemberitaan di media seperti
surat kabar dipengaruhi visi dan misi institusi media yang bersangkutan serta segmentasi pembaca dari institusi media tersebut.
Kompetensi pihak yang dijadikan narasumber berita dalam mendapatkan informasi yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu kronologi peristiwa
juga mempengaruhi isi berita yang disampaikan maupun keberpihakan media tersebut terhadap pihak-pihak tertentu. Narasumber berita dapat berasal dari apa
yang dilihat oleh wartawan itu sendiri atau dari narasumber yang menguasai persoalan, atau hanya sekedar kedekatannya dengan media yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Narasumber jelas merupakan bagian penting dari proses kerja jurnalistik. Dalam berbagai literatur tentang jurnalisme, narasumber disebutkan sebagai orang yang
membawakan informasi tentang suatu peristiwa. Melalui narasumber, jurnalis mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait dengan tema pemberitaan yang
sedang dikerjakan. Karena itu, pilihan narasumber oleh media pers atau jurnalis, dapat dijadikan indikator untuk melihat cara pandang media mengenai suatu isu
tertentu. Kehadiran narasumber, khususnya dalam produk jurnalisme yang mengedepankan fakta-fakta psikologi, atau fakta-fakta yang dikonstruksi dari
keterangan narasumber, sangat kentara. Alur demi alur yang membingkai fakta media, dan kemudian didistribusikan pada setiap alinea, dibangun berdasarkan
pernyataan narasumber. Umumnya pernyataan narasumber yang dianggap paling menarik, berbobot, eksklusif, dikutip dan ditempatkan pada lead atau teras berita.
Tidak jarang juga dijadikan judul berita. Herbert Strentz mengungkapkan ada dua peringatan menyangkut
kompetensi narasumber berita. Pertama, reporter tidak boleh mengandaikan bahwa, karena posisi atau pengalaman, narasumber berita yang harus tahu
memang benar-benar tahu dan dapat memberikan informasi. Mengenai peringatan pertama, Webb dan Salancik seperti yang dikutip Strentz, meringkaskan empat
kondisi yang membuat reporter tidak boleh begitu saja mempercayai informasi yang diberikan oleh narasumber:
a Narasumber mungkin tidak tahu tentang informasi yang dikehendaki reporter;
b Narasumber mungkin memiliki informasi dan mau membaginya, tetapi mungkin kurang pandai berbicara atau kurang memiliki
konsep untuk mengatakannya; c Narasumber mungkin memliki informasi yang dikehendaki tetapi
tidak ingin membaginya; dan d Narasumber mungkin mau membagi informasi, tetapi tidak mampu
mengingatnya. Peringatan kedua, kompetensi narasumber berita tidak perlu dikaitkan dengan metode perolehan berita. Mengenai
peringatan ini, kompetensi relatif dari narasumber berita harus menentukan metode pengumpulan berita yang paling mungkin
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
akan menghasilkan
informasi yang
dikehendaki. https:kippas.wordpress.comcategoryjurnal-kupas-edisi-i
2. Pandangan atau Pendapat opinion Pada sebuah surat kabar tersedia kolom atau rubrik yang berfungsi untuk
menampung pendapat atau pandangan. Ini merupakan perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga kontrol sosial. Opini dalam surat kabar tersebut dapat
berasal dari masyarakat luas yang disebut pendapat umum public opinion dan yang berasal dari media itu sendiri dinamakan pendapat redaksi desk opinion
Djuroto : 2004 : 67 Pendapat umum adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain dari masyarakat untuk menanggapi atau membahas suatu permasalahan yang
dimuat dalam pemberitaan sebuah media. Pendapat umum ini biasanya disajikan dalam tiga bentuk, yaitu komentar, artikel, dan surat pembaca. Sementara opini
penerbit merupakan pandangan, pendapat atau opini dari redaksi terhadap suatu masalah yang terjadi di tengah masyarakat, dan dijadikan sajian dalam
penerbitannya. Opini penerbit sering juga disebut sebagai “Suara Redaksi” dan biasanya ditulis dalam beberapa bentuk, seperti tajuk rencana atau editorial,
pojok, catatan kecil, dan karikatur. Untuk memisahkan secara tegas antara berita dan opini maka tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, komentar dan surat
pembaca ditempatkan dalam satu halaman khusus. Inilah yang disebut halaman opinion opinion page.
3. Periklanan advertising Periklanan
adalah kegiatan memasok perhatian penghasilan bagi perusahaan penerbitan pers dengan jalan menjual kolom-kolom yang ada pada
surat kabar dalam bentuk advertensi advertising. Iklan dalam penerbitan media dibagi dua jenis, iklan umum dan iklan khusus. Iklan umum, artinya iklan yang
diperuntukkan bagi kepentingan bisnis, misalnya iklan promosi. Sedangkan iklan khusus adalah iklan yang diperuntukkan bagi kegiatan sosial. Misalnya,
pengumuman, iklan keluarga, iklan layanan masyarakat dan sebagainya Djuroto : 2004 : 83.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Surat kabar dapat dikelompokkan menjadi beberapa katagori. Dilihat dari ruang lingkupnya, maka katagorisasinya adalah surat kabar nasional, regional, dan
lokal. Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar berbahasa
Indonesia, Inggris, dan bahasa daerah. Berdasarkan skala penerbitannya, dapat dikelompokkan menjadi surat kabar nasional, diantaranya Kompas, Suara
Pembangunan, Media Indonesia, Republika, Suara Karya . Surat kabar regional,
diantaranya Pikiran Rakyat Jawa Barat, Jawa Pos, dan Surabaya Pos Jawa Timur, Suara Merdeka Jawa Tengah, Waspada Sumatera Utara, Bali Pos
Bali. Surat kabar lokal, diantaranya adalah Bandung Pos Bandung-Jabar, Pos Kota Jakarta, Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Surat kabar bentuk tabloid
adalah Bintang, Citra, Nova, Wanita Indonesia, Bola, GO Gema Olahraga. Surat kabar berbahasa Inggri, diantaranya The Jakarta Post Ardianto, 2004 :106-107.
Harian Waspada merupakan salah satu surat kabar tertua di Kota Medan,
surat kabar ini terbit pertama kali di Kota Medan pada tanggal 11 januari 1947. Ketika itu Kota Medan masih dikuasai NICA denga jumlah penduduk berkisar 200
ribu jiwa. Selama perjalanannya, surat kabar ini sudah banyak mengalami pasang surut. Surat kabar Waspada didirikan oleh H. Mohammad Said dengan biaya
sendiri. Dasar tujuan diterbitkannya kala itu adalah untuk mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945. Sejak awal terbitnya, surat kabar Waspada secara
terang-terangan dan konsekuen mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Surat kabar Waspada membaktikan kerjanya dengan jalan menyajikan berita-
berita serta meneruskan keterangan resmi pemerintah Republik Indonesia dari ibukota tentang situasi revolusi dan mengemukakan pendapat yang mengukuhkan
keyakinan akan suksesnya perjuangan dalam waktu singkat. Keberadaan surat kabar ini pada awal terbit sangat bermanfaat sebagai alat penting
dalam melancarkan perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi pada
waktu itu negara sangat kekurangan alat-alat berupa media penerangan untuk dapat tetap menjaga hubungan antara sesama pejuang kemerdekaan dan
gerilyawan yang terpencar di berbagai daerah.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan Waspada sebagai surat kabar republik yang tidak mau menyiarkan berita-berita untuk kepentingan NICA mendapat tantangan dari
pemerintah Belanda. Bahkan tidak jarang surat kabar Waspada harus menghadapi teror dari pemerintah Belanda. Antara tahun 1947-1949, Waspada seringkali
mengalami pembredelan karena menyiarkan berita-berita yang menguntungkan perjuangan Republik Indonesia. Selama masa awal kemerdekaan Indonesia,
Waspada harus hidup secara “gali lubang tutup lubang”. Langkahnya kertas koran juga menjadi kesulitan utama yang mengakibatkan Waspada hanya terbit dengan
jumlah 1000 eksemplar, bahkan kadang-kadang hanya 300 eksemplar. Setelah keadaan mulai membaik beberapa tahun kemudian, Waspada mulai menerima
distribusi kertas sebanyak 5000 eksemplar sehari dan terus bertambah hingga mencapai 25.000 eksemplar di tahun 1956.
Harian Waspada sempat juga tidak terbit selama beberapa minggu akibat
ketidaklancaran distribusi kertas koran disertai dengan ketegangan suhu politik dan pemberontakan Daud Beureuh di Aceh antara tahun 1955-1956. para pembaca
Waspada harus beralih ke surat kabar lain yang mulai banyak terbit di Medan.
Setelah terbit kembali, Waspada membutuhkan beberapa minggu untuk menarik kembali pelanggan yang loyalitas membaca Waspada. Penurunan oplah penjualan
surat kabar Waspada juga sempa terjadi pada akhir 1956 pada saat Pemberontakan Rakyat Republik Indonesia PRRI yang dipimpin oleh Kolonel Simbolon di
Sumatera Utara. Secara terang-terangan Waspada menyatakan penentangan terhadap aksi tersebut. Segera setelah pemberontakan PRRI meletus di Tapanuli-
Labuhan Batu, kelompok tersebut menyatakan Waspada sebagai bacaan terlarang. Surat kabar Waspada yang masuk ke daerah tersebut dibakar, bahkan orang yang
membawanya ikut dihukum dan dipukuli. Oplah penjualan surat kabar Waspada mengalami penurunan dari 25.000 eksemplar menjadi 20.000 eksemplar.
Seiring dengan kondisi keamanan negara yang berangsur-angsur pulih dan penurunan tingkat buta huruf sejak Agustus 1966, permintaan menjadi pelanggan
surat kabar Waspada terus meningkat. Daerah penyebaran dan agennya juga bertambah. Kini Waspada mampu menyediakan lebih dari 600.000 eksemplar
dengan daerah penyebaran mulai dari Medan dankawasan Sumatera Utara,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Nanggroe Aceh Darussalam, Riau dan Jakarta. Harian Waspada setiap harinya terbit dengan jumlah minimal 20 halaman. Rubrik yang mengisi surat kabar ini
antara lain Rubrik Medan Metropolitan, Nusantara, Luar Negeri, Sport, Ekonomi Bisnis, Opini, dan Rubrik Sumatera Utara yang berisi informasi dari berbagai
daerah di Sumatera Utara. Ada juga Rubrik Nanggroe Aceh Darussalam yang memuat berita
berita seputar daerah Banda Aceh, Sigli, Bireue dan Lhokseumawe.
Harian Waspada setiap harinya terbit dengan jumlah minimal 20
Halaman. Rubrik yang mengisi harian ini antara lain Rubrik Medan Metropolitan, Nusantara, Luar Negeri, Sport, Ekonomi Bisnis, Opini, dan Rubrik Sumatera
Utara yang memuat berita dari berbagai daerah di Sumatera Utara, serta Rubrik Nanggroe Aceh Darusalam yang memuat berita dari berbagai daerah di Banda
Aceh, Sigli,
Bireun, dan
Lhoksemawe http:repository.usu.ac.idhandle12345678916665.
2.1.4 Jurnalisme Lingkungan