Sasaran Pengendalian Intern adalah : 1.
mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efisien, 2.
laporan Keuangan yang handalakuntabel, 3.
perlindungan asset, 4.
mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi, 5.
kesesuaian dengan hukum dan peraturan –peraturan yang berlaku,
6. membantu menentukan kebijakan manajerial.
2.1.2. Klasifikasi Pengendalian Intern
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian intern akuntansi preventive controls dan pengendalian intern
administratif feedback controls. 1.
Pengendalian intern akuntansi aktif Dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga
kekayaan perusahaan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar
unit organisasi, pemberian otorisasi atau persetujuan, pelaksanaan dan pencatatan transaksi serta pertanggungjawabannya.
Ada empat konsep dasar yang secara implisit ada dalam pengendalian akuntansi, yaitu :
a. Tanggung jawab manajemen
Dalam pelaksanaan sistem, manajemen harus memberi buku pegangan prosedur yang meliputi rincian metode
– metode yang harus diikuti. Demi keefektifan sistem pengendalian intern maka harus ada pengawasan secara terus menerus dari manajemen.
b. Jaminan yang beralasan
Maksudnya ialah tujuan yang diharapkan seperti pengamanan harta atau aktiva dan dipercayainya data akuntansi akan tercapai.
c. Pembatasan
– pembatasan Semua sistem pengendalian akuntansi dipengaruhi atau dibatasi oleh batasan - batasan
yang melekat. Satu batasannya adalah faktor manusia yang berada pada sebagian prosedur. Oleh karena itu, faktor manusia memiliki peran yang sangat penting dalam
pengendalian. d.
Metode pengolahan data Sistem pengolahan data dapat seluruhnya dikerjakan secara manual atau dapat
dikombinasi dengan mekanis dan elektronis. Metode yang digunakan akan berpengaruh terhadap sistem pengendalian akuntansi.
Kelemahan pengendalian intern aktif ialah : a.
Musuh utamanya ialah sumber daya manusia, b.
Sangat rawan untuk ditembus oleh para pelaku kecurangan, c.
Biayanya mahal, d.
Banyak unsur dari pengendalian akuntansi aktif yang menghambat pelayanan. Contohnya mengecek tanda tangan, mencocokkan dokumen, dsb.
2. Pengendalian intern administratif pasif
Pengendalian administrasi meliputi rencana organisasi serta prosedur – prosedur
dan catatan – catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang
mengarah kepada tindakan manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang. Tujuan pengendalian administrasi diutamakan pada pencapaian tujuan operasional, seperti
efisiensi dan efektivitas operasi serta mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi. Contoh : pemeriksaan laporan untuk
mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. Dalam sistem pengendalian administrasi ada dua unsur yang mempengaruhi, yaitu :
1. sistem rencana organisasi yang merupakan tulang punggung sarana. Dalam
penyusunan rencana yang efektif untuk memperkuat Sistem Pengendalian Intern perlu diadakan pemisahan tugas antara berbagai fungsi operasi,
2. sistem
– sistem yang bersifat usaha memperoleh efisiensi dan mencapai tujuan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan yang tidak langsung berhubungan dengan catatan
keuangan. Semua kelemahan dari pengendalian intern aktif dihilangkan oleh pengendalian
intern pasif, dimana kedua pegendalian ini saling melengkapi satu sama lain. Kelebihan pengendalian administratif pasif ialah :
1. tidak mahal,
2. tidak bergantung kepada manusia,
3. tidak mempengaruhi produktivitas,
4. tidak rawan untuk ditembus oleh pelaku kecurangan.
2.1.3. Unsur – Unsur Pengendalian Intern