Analisis Statistik Deskriptif Hasil Uji Regresi Berganda

Data karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari segi jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan lama bekerja di RSU. Dr Pirngadi Medan. Tabel 4.2. Karakteristik Responden NO Keterangan Jumlah Orang Persentase 1 Jenis Kelamin 1. Pria 2. Wanita 19 20 48,7 51,3 Total 39 100 2 Pendidikan Terakhir 1. SMASederajat 2. Diploma DIII 3. Sarjana S1 4. Pasca Sarjana S2 4 7 23 5 10.2 18 59 12,8 Total 39 100 3 Lama Bekerja 1. 1-5 Tahun 2. 5-10 Tahun 3. 10 Tahun 8 12 19 20,5 30,8 48,7 Total 39 100 Sumber : output yang diolah SPSS,2016 1. Menunjukkan bahwa sekitar 20 orang atau 51,3 responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan, dan sisanya sebesar 19 orang atau 48,7 berjenis kelamin laki-laki. 2. Menunjukkan bahwa 23 orang atau 59 responden didominasi oleh lulusan Strata 1 S1, lulusan Diploma DIII terdiri dari 7 orang atau 18 responden, lulusan Pascasarjana terdiri dari 5 orang atau 12.8 dan sisanya 4 orang atau 10,2 responden merupakan lulusan SMA. 3. Menunjukkan bahwa 19 orang atau 48,7 responden bekerja selama 10 tahun, sebanyak 12 orang atau 30,8 responden bekerja selama 5-10 tahun dan sebanyak 8 orang atau 20,5 responden bekerja selama 1-5 tahun.

4.3. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase dari variabel efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, pengembangan mutu karyawan, dan pencegahan kecurangan akuntansi. Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Variabel Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Pengembangan Mutu Karyawan, Dan Pencegahan Kecurangan Akuntansi Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Efektifitas Pengendalian Intern 39 43 55 46.69 2.957 Gaya Kepemimpinan 39 20 30 23.79 2.628 Pengembangan Mutu Karyawan 39 24 40 29.15 3.150 Pencegahan Kecurangan Akuntansi 39 40 55 45.44 3.508 Valid N listwise 39 Sumber : ouput yang diolah SPSS,2016 . Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari efektifitas pengendalian intern adalah 43, dan skor maksimum adalah 55. Diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari gaya kepemimpinan adalah 20, dan skor maksimum adalah 30. Diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari pengembangan mutu karyawan adalah 24, dan skor maksimum adalah 40. Diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari pencegahan kecurangan akuntansi adalah 40, dan skor maksimum adalah 55.

4.4. Analisis Data

4.4.1. Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data karena jenis data penelitian adalah data primer.

4.4.1.1. Hasil Uji Validitas

Noor 2011:130 menyarankan sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 39 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel efektifitas pengendalian intern X 1 , gaya kepemimpinan X 2 , pengembangan mutu karyawan X 3 , dan pencegahan kecurangan akuntansiY. Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Item Pertanyaan Koefisien Korelasi r tabel n=39 Keterangan Efektifitas Pengendalian Intern P1 P2 P3 P4 P5 0,707 0,616 0,515 0,742 0,770 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 0,725 0,499 0,816 0,797 0,809 0,788 0,706 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Gaya Kepemimpinan P13 P14 P15 P16 P17 P18 0,563 0,832 0,898 0,946 0,929 0,946 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Pengembangan Mutu Karyawan P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 0,590 0,945 0,924 0,929 0,596 0,488 0,903 0,895 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Pencegahan Kecurangan Akuntansi P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P36 P37 0,511 0,668 0,642 0,714 0,591 0,681 0,807 0,839 0,717 0,775 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 2 Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi Corrected Item-Total Correlation yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.4, diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid. Alternatif ketentuan validitas suatu pertanyaan pada kuesioner juga dapat dibandingkan dengan nilai r tabel . Untuk menentukan nilai r tabel terlebih dahulu dihitung nilai derajat bebas degree of freedom dengan rumus n-2, di mana menyatakan banyaknya responden untuk uji validitas. Diketahui jumlah responden yang dilibatkan untuk uji validitas kuesioner sebanyakn n=39, sehingga derajat bebas bernilai n-2=39-2=37. Nilai r tabel dengan derajat bebas 37 adalah r tabel = 0,316. Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi Corrected Item-Total Correlation yang mendapat nilai lebih besar dari r tabel = 0,316. Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.4 diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid. Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 4,5,6,7. Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165. Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. 4.4.2. Uji Asumsi Klasik 4.4.2.1. Hasil Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Tabel 4.6. Uji Normalitas Variabel Nilai Alpha Cronbach Efektifitas pengendalian intern Gaya kepemimpinan Pengembangan mutu karyawan Pencegahan kecurangan akuntansi 0,924 0,951 0,937 0,919 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 39 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.95203871 Most Extreme Differences Absolute .112 Positive .112 Negative -.071 Kolmogorov-Smirnov Z .698 Asymp. Sig. 2-tailed .715 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 8 Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 462. diketahui nilai probabilitas p atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,715. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,715, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.4.2.2. Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas Ghozali, 2013. Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Efektifitas Pengendalian Intern X1 .865 1.156 Gaya Kepemimpinan X2 .861 1.161 Pengembangan Mutu Karyawan X3 .806 1.241 Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 9 Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.7. nilai VIF dari variabel efektifitas pengendalian intern X 1 adalah 1,156, nilai VIF dari variabel gaya kepemimpinan X 2 adalah 1,161, dan nilai VIF dari variabel pengembangan mutu karyawan X 3 adalah 1,241. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.4.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. Field, 2009:230, Ghozali, 2006:139. Field 2009:248, Ghozali, 2011:139 menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.5. Hasil Uji Regresi Berganda

Tabel 4.8. menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial. Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.647 9.728 1.403 .169 Efektifitas Pengendalian Intern X1 .387 .181 .326 2.132 .040 Gaya Kepemimpinan X2 .125 .205 .093 .608 .547 Pengembangan Mutu Karyawan X3 .368 .179 .326 2.060 .047 Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 9 Berdasarkan Tabel 4.8. diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut. Y = 13,647 + 0,387X1 + 0,125X2 + 0,368X3 + e Dimana : Y : Pencegahan Kecurangan Akuntansi X 1 : Efektifitas Pengendalian Intern X 2 : Gaya Kepemimpinan X 3 : Pengembangan Mutu Karyawan Berdasarkan Tabel 4.8. disajikan kembali nilai koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas. Untuk Variabal efektifitas pengendalian intern bernilai 0,387 bernilai positif, berarti efektifitas pengendalian intern memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Efektifitas pengendalian intern yang semakin baik berdampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Variabel gaya kepemimpinan dengan nilai 0,125 bernilai positif, berarti gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Gaya kepemimpinan yang semakin baik cenderung berdampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Variabel pengembangan mutu karyawan dengan nilai 0,368 bernilai positif, berarti pengembangan mutu karyawan memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Pengembangan mutu karyawan yang semakin baik cenderung memberikan dampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.

4.6. Hasil pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan

8 90 120

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 2 101

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

2 13 96

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

4 12 11

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 6

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 24

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

1 4 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 21

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 11