Faktor Terjadinya Fraud Kecurangan Fraud

Menurut AICPA US Auditing Standards AU 312 dalam Rustiana 2008 error meliputi: 1. kesalahan dalam proses menyusun laporan keuangan secara tidak disengaja, 2. kesalahan penerapan prinsip akuntansi jumlah, klasifikasi, penyajian, dan pengungkapan secara tidak disengaja. Dari beberapa pengertian di atas, secara garis besar para ahli memiliki makna dan tujuan yang sama dalam menjelaskan arti dari fraud. Kecurangan fraud memiliki beberapa unsur yang menandakan bahwa hal tersebut merupakan fraud, bila tidak terdapat unsur fraud maka hal tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai fraud. Berikut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam fraud, yaitu : a. harus terdapat kesalahan penyajian misrepresentation, b. dari suatu masa lampau past atau sekarang present, c. faktanya bersifat material material fact, d. dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan recklessly, e. dengan maksud intent untuk menyebabkan pihak lain bereaksi, f. pihak yang dirugikan harus bereaksi acted terhadap kesalahan penyajian tersebut misrepresentation. g. mengakibatkan kerugian detriment. Fraud disini tidak terbatas pada manipulasi, penyalahgunaan jabatan, penggelapan pajak, pencurian aktiva, dan tindakan buruk lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasiperusahaan.

2.4.2. Faktor Terjadinya Fraud

Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan fraud, yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu: 1. greed keserakahan, 2. opportunity kesempatan, 3. need kebutuhan, 4. exposure pengungkapan. Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku fraud disebut juga faktor individual. Sedangkan faktor Opportunity dan Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan fraud disebut juga faktor generikumum. Kecurangan atau penipuan yang disengaja intentional deception adalah suatu strategi untuk mencapai sasaran strategi untuk mencapai sasaran individu atau organisasi atau untuk memuaskan kebutuhan manusiawi. Secara umum, daya saing yang kompetitif dapat menjadi motivasi untuk melakukan tindakan yang benar maupun yang tidak benar. Bila persaingan berlangsung secara ketat dan sangat kompetitif, melakukan hal yang tidak benar sering dianggap rasional hal yang salah namun dianggap benar. Fraud triangle sebagai faktor – faktor terjadinya fraud, yaitu : 1. Insentif Tekanan InsentivesPressures : Manajemen atau pegawai merasakan suatu tekanan yang berkaitan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk melakukan fraud. Melalui penelitiannya, Cressey menyimpulkan bahwa status sosial pun dapat menjadi suatu tekanan bagi seseorang untuk melakukan fraud. Cressey mengelompokkannya atas : a. Violation of ascribed obligation, yaitu suatu keadaan melakukan fraud akibat seseorang harus menjaga martabatnya saat memiliki kedudukan atau jabatan, b. Problems resulting from personal failure, yaitu suatu keadaan melakukan fraud karena kegagalan yang terjadi pada diri sendiri akibat perbuatan sendiri, c. Business reversals, yaitu suatu keadaan melakukan fraud yang di akibatkan oleh faktor eksternal. Contohnya tingkat bunga yang tinggi, d. Physical isolation, yaitu suatu keadaan melakukan fraud yang di akibatkan oleh keterpurukan dalam kesendirian, e. Status gaining, yaitu uatu keadaan melakukan fraud yang di akibatkan oleh tidak mau kalah dengan orang lain, f. Employer-employee relations, yaitu uatu keadaan melakukan fraud yang di akibatkan oleh kekesalan atau kebencian kepada perusahaannya. 2. Kesempatan opportunity : Adanya persepsi bahwa ada peluang atau kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan fraud. Ada dua persepsi, yaitu : a. general information, yaitu pengetahuan bahwa kedudukan yang mengandung kepercayaan dapat dilanggar tanpa konsekuensi, b. technical skill, yaitu keahlian yang dimiliki seseorang dan yang menyebabkan seseorang tersebut mendapat Kedudukan, c. sikapRasionalisasi attitudesrationalization : Sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak benar, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang tidak benar.

2.4.3. Karakteristik Pemeriksa Fraud

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan

8 90 120

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 2 101

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

2 13 96

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

4 12 11

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 6

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 24

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

1 4 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 21

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 11