Sasaran pemberdayaan Pendekatan Pemberdayaan Teori Tindakan Sosial

30 3 Tahap peningkatan intelektual, kecakapan keterampilansehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untukmehantarkan pada kemandirian.

c. Sasaran pemberdayaan

Schumacher memiliki pandangan pemberdayaansebagai suatu bagian dari masyarakat miskin dengan tidak harusmenghilangkan ketimpangan struktural lebih dahulu. Masyarakatmiskin sesungguhnya juga memiliki daya untuk membangun, dengandemikian memberikan“kail jauh lebih tepat daripada memberikanikan”.

d. Pendekatan Pemberdayaan

Akibat dari pemahaman hakikat pemberdayaan yang berbeda-beda, maka lahirlah dua sudut pandang yang bersifat kontradiktif, kedua sudut pandang tersebut memberikan implikasi atas pendekatan yang berbeda pula di dalam melakukan langkah pemberdayaan masyarakat. Pendekatan yang pertama memahamipemberdayaan sebagai suatu sudut pandang konfliktual. Munculnyacara pandang tersebut didasarkan pada perspektif konflik antarapihak yang memiliki daya atau kekuatan di satu sisi, yangberhadapan dengan pihak yang lemah di sisi lainya. Pendapat inidiwarnai oleh pemahaman bahwa kedua pihak yang berhadapantersebut sebagai suatu fenomena kompetisi untuk mendapatkan daya,yaitu pihak yang kuat berhadapan dengan kelompok lemah.Penuturan yang lebih sederhana dapat disampaikan, bahwa prosespemberian daya kepada kelompok lemah berakibat padaberkurangnya daya kelompok lain. Sudut ini lebih di pandangpopular dengan istilah zero-sum.Pandangan kedua bertentangan dengan pandangan pertama.Jika pada pihak yang berkuasa, maka sudut pandang Universitas Sumatera Utara 31 keduaberpegang pada prinsip sebaliknya. Maka terjadi prosespemberdayaan dari yang berkuasaberdaya kepada pihak yang lemahjustru akan memperkuat daya pihak pertama. Dengan demikiankekhawatiran yang terjadi pada sudut pandang kedua. Pemberi dayaakan memperoleh manfaat positif berupa peningkatan daya apabilamelakukan proses pemberdayaan terhadap pihak yang lemah. Olehkarena itu keyakinan yang dimiliki oleh sudut pandang ini adanhyapenekanan aspek generative. Sudut pandang demikian ini populerdengan nama positive-sum.

2.6. Teori Tindakan Sosial

Tindakan sosial bagi Weber adalah tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. Tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu Weber dalam Ritzer 2011. Weber mengemukakan lima ciri pokok tindakan sosial, yaitu: 1. Tindakan manusia, yang menurut si aktor mengandung makna yang subyektif. Ini meliputi berbagai tindakan nyata. 2. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif. 3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam – diam. 4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. Universitas Sumatera Utara 32 5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu. Dilihat dari segi sasarannya, maka pihak yang menjadi sasaran tindakan sosial dapat berupa seorang individu atau sekumpulan orang. Weber juga membedakan tindakan sosial kedalam empat tipe, yaitu Tindakan rasionalitas instrumental Zwerk rational, Tindakan rasional nilai werktrasional action, Tindakan afektif Affectual action, dan Tindakan tradisional Traditional action. 1. Tindakan Rasionalitas Instrumental Zwerk Rational Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. 2. Tindakan Rasional Nilai Werktrasional Action Tindakan rasional yang berorientasi nilai yaitu tindakan yang lebih memperhatikan manfaat atau nilai daripada tujuan yang hendak dicapai. Tindakan religious merupakan bentuk dasar dari rasionalitas yang berorientasi nilai. 3. Tindakan Afektif Affectual Action Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan ini sukar dipahami. Tindakan ini kurang atau tidak rasional. Universitas Sumatera Utara 33 4. Tindakan Tradisional Traditional Action Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Dalam penelitian ini, tindakan sosial yang dilakukan oleh Pendamping PKH masuk kedalam tipe tindakan rasionalitas instrumental zwerk rational, yaitu pendamping PKH disini sebagai aktor memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi masyarakat peserta PKH demi memajukan perekonomian masyarakat dan menjadikan peserta PKH sbagai masyarakat produktif melalui berbagai kreatifitas pemberdayaan dari para aktor sebagai instrumen dalam mencapai tujuan.

2.7. Penelitian Yang Relevan