Miniatur – Miniatur Yang Berasal Dari Bahan Kayu Pohon Rumbia

84 kulit kerang yang langsung diolah tanpa dihaluskan. Tergantung dari bentuk apa yang ingin dibuat. Kemudian setelah selesai dibentuk, kulit kerang tersebut di cat dengan menggunakan cat semprot.Lama pengerjaannya sekitar 1 minggu atau lebih tergantung dari ukuran. Harga yang ditawarkan untuk setiap hasil kerajinan kerang bervariasi. Dimulai dari Rp. 30.000 sampai ratusan ribu rupiah. Tergantung dari jenis bentuk dan ukurannya. Saat ini hasil kerajinan ini hanya dipajang di pinggir jalan tempat pembuatan olahan kulit kerang. Karena daerah Sialang Buah merupakan daerah wisata sehingga akan banyak orang yang melalui jalan utama di daerah Sialang Buah dan melihat hasil olahan kulit kerang tersebut. Dan apabila ada ada yang ingin membeli hasil kerajinan ini bisa langsung mendatangi tempat produksi kerajinan olahan kulit kerang di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu atau menghubungi pendamping PKH yang mendampingi di Kecamatan Teluk Mengkudu yaitu ibu Nurmala.

2. Miniatur – Miniatur Yang Berasal Dari Bahan Kayu Pohon Rumbia

Gambar disamping merupakan hasil kerajinan yang dibuat oleh peserta PKH di Kecamatan Tanjung Beringin tepatnya di desa Pekan Tanjung Beringin yang mayoritas masyarakatnya bersuku melayu. Didampingi oleh pendamping PKH Ibu Nurjannah, Am.Keb para KSM mencoba memanfaatkan SDA sekitar salah Foto 5. Miniatur yang berasal dari kayu rumbia Universitas Sumatera Utara 85 satunya pohon rumbia yang cukup banyak terdapat di area persawahan di Desa Pekan Tanjung Beringin. Mereka memanfaatkan kayu nya untuk di buat menjadi mainan miniatur yang unik yang memiliki nilai ekonomis. Salah satu pengrajin kreativitas dari kayu pohon rumbia ini adalah peserta PKH Ibu Sutri. Bahan baku diperoleh dari area persawahan yang terletak di belakang rumahnya. Kayu – kayu rumbia yang diperoleh kemudian dikupas kulit luarnya dan di potong – potong sedemikian rupa tergantung dari bentuk yang akan dibuat. Kayu – kayu tersebut dibentuk dan disatukan dengan cara di lem menggunakan lem tembak dan setelah jadi kemudian hasil dari kerjinan tersebut di cat mengguanakan cat minyak agar terlihat lebih cantik. Berbicara mengenai harga, Bu Sutri belum bisa mematok harga untuk setiap produk. Dia dan suaminya hanya menghitung dari modal bahan – bahannya, bentuk, ukuran, serta tingkat kesulitannya. Untuk bentuk sampanperahu ukuran yang besar di hargai Rp.200.000 dan yang sedang seharga Rp. 75.000. Saat ini Bu Sutri dan suaminya hanya membuat nya sesuai pesanan pelanggan. Dan apabila ada yang ingin membeli harus memesan jauh – jauh hari karena yang membuat produk tersebut adalah suaminya yang bekerja sebagai nelayan. Sehingga suaminya akan membuat nya apabila sedang tidak pergi melaut. Lama pembuatannya hanya sekitar 1 minggu apabila suami Bu Sutri tidak melaut. Cara pemesanan nya bisa langsung menghubungi Bu Sutri atau pendamping PKH yang mendampingi di Kecamatan Teluk Mengkudu yaitu Ibu Nurjannah atau bisa juga melalui peneliti skripsi ini. Universitas Sumatera Utara 86 Selain pohon rumbia, mereka juga memanfaatkan batang lidi yang berada di tengah daun pohon kelapa sawituntuk dibuat menjadi piring, dan memproduksi sapu lidi. Melalui pelatihan yang dilakukan oleh pendamping PKH mereka, Ibu Nurjannah, mereka belajar bagaimana cara membuat piring yang berbahan dasar batang lidi dari pohon kelapa sawit. Sebagai pendamping baru, Bu Nurjannah belum banyak membuat kegiatan produksi. Tetapi beliau berusaha untuk terus mengembangkan potensi yang ada di Kecamatan Tanjung Beringin untuk membuat kegiatan – kegiatan produksi seperti yang di ungkapkan salah satu peserta PKH di Kecamatan Tanjung beringin, Ibu Nuraifa berikut: “…Memang belum banyak, masih berbahan dasar lidi. Sapu lidi. Cuma ini masih mau dikembangkan lagi lah…”Hasil wawancara 19 Mei 2016 Tidak hanya produk diatas, Bu Nurjannah juga telah membuat kegiatan produksi berbahan dasar kulit kerang seperti yang dilakukan di Kecamatan Teluk mengkudu. Beliau bekerja sama dengan pendamping lain untuk membuat kegiatan serupa kepada KSM di Tanjung Beringin karena letak Kecamatan Tajung Beringin yang juga di sekitar pesisir pantai seperti yang di utarakan Bu Nurjannah berikut ini: “…Kerajinan kami udah pernah buat, cuma kita masih hanya belajar – belajar saja dulu gitu, belum berkembang. Kita kemarin itu buat yang dari lidi itu, terus sabun. …Ini kan pesisir. Buat kerajinan dari kerang atau apa. Kalau di dusun 3 Foto 6. Produk dari bahan batang lidi kelapa sawit Universitas Sumatera Utara 87 udah pernah kami buat dari bahan kulit kerang…”Hasil Wawancara 19 Mei 2016 Meskipun masih baru, bukan berarti Bu nurjannah tidak bisa berbuat banyak. Dari hasil wawancara diatas, Bu Nurjannah telah cukup banyak membuat kegiatan – kegiatan produksi di Kecamatan Tanjung Beringin. Hal ini akan terus dikembangkannya selama Bu Nurjannah masih menjadi pendamping PKH.

3. Anyaman Tikar