Profil Informan 1. Informan Pertama Koordinator Pendamping PKH

55 Dari data di atas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan di Kabupaten Serdang Bedagai cukup memadai.Pada tahun 2013 tercatat 6 rumah sakit, 5 rumah bersalin, 20 puskesmas, 863 posyandu, 170 klinikbalai kesehatan, dan 225 polindes.

5. Sarana Sosial

Di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat 7 panti sosial dengan jumlah penghuninya sebanyak 503 orang, 4.392 orang jompo dan 34 pembimbing sosial masyarakat. Jumlah penderita cacat menurut Dinas Sosial tahun 2013 ada sebanyak 3.602 orang, terdiri dari 2.476 cacat tubuh, 474 cacat mental, 413 tuna netra, dan 239 tuna rungu. Banyaknya anggota karang taruna tahun 2013 sebanyak 1.793 terdiri dari 1.422 berjenis kelamin laki-laki dan 371 perempuan Widyastuti dan Dwi, 2014.

4.2. Profil Informan 1. Informan Pertama Koordinator Pendamping PKH

Nama : Sulaiman, S.Pd Jenis Kelamin : Laki - Laki Usia :29 Tahun Alamat : Teluk Mengkudu Bapak Sulaiman S.Pd merupakan Koordinator Pendamping PKH di Kabupaten Serdang Bedagai. Ayah dari dua anak ini memulai karirnya di Program Keluarga Harapan sejak pertama kali PKH masuk di Serdang Bedagai yaitu tahun 2013. Pada awalnya ia merupakan Pendamping PKH, namun semenjak tahun 2015 Ia dipilih menjadi Koordinator Pendamping PKH yang bertugas mengawasi kerja para Pendamping PKH. Sebagai Koordinator, pak sulaiman diwajibkan Universitas Sumatera Utara 56 untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh para pendamping PKH setiap harinya. Setiap hari, pendamping wajib menginformasikan apa saja kegiatan yang akan dilakukannya di setiap daerah. Dan mereka harus mendokumentasikannya kemudian melaporkannya kepada Pak Sulaiman. Dari laporan para pendamping inilah Pak sulaiman mendatangi para pendamping untuk memastikan apakah para pendamping benar sedang melakukan pendampingan atau tidak. Dan apabila ternyata pendamping berbohong maka akan dikenakan sanksi. Pak sulaiman mengatakan bahwa jika dilihat dari tugas seorang koordinator kabupaten memang mudah hanya mengawasi jalannya PKH. Namun sebenarnya tidak semudah itu. Karena yang bertugas mengawasi jalannya PKH serta kinerja para pendamping hanya Pak Sulaiman sendiri dan tidak dibantu oleh orang lain. Luasnya Kabupaten Serdang Bedagai menjadi kendalanya dalam mengawasi. Dikarenakan dia harus mendatangi setiap lokasi para pendamping ketika melakukan pendampingan. Namun dia mengatakan bahwa hanya lokasi yang dapat dijangkau saja yang Ia datangi dan juga karena tidak semua pendamping melakukan pendampingan di hari yang sama. Saat penyaluran bantuan adalah saat terberat nya menjalani tugas sebagai koordinator kabupaten. Karena penyaluran bantuan dilakukan serentak di setiap Kecamatan. Pak sulaiman wajib mengawasi jalannya penyaluran bantuan di kantor pos agar dana yang diterima peserta PKH sesuai dengan jumlah yang didapat peserta. Dalam mengawasi kinerja Pendamping PKH, Pak sulaiman juga berperan dalam melakukan pelatihan – pelatihan terhadap peserta PKH. Hal ini dilakukan Universitas Sumatera Utara 57 agar peserta lebih mandiri dalam memanfaatkan potensi – potensi yang ada di sekitar lokasi tempat tinggal peserta PKH. Pak sulaiman mengatakan bagi daerah yang tidak memungkinkan untuk memanfaatkan potensi SDA nya, maka SDM nya yang diberdayakan dengan membuat pelatihan – pelatihan berbagai produk yang tidak bersumber dari daerah lokal.

2. Informan Ke dua Pendamping PKH

Nama : Fuad Azizi, SH Jenis Kelamin :Laki - Laki Usia : 27 Tahun Alamat : Pasar Bengkel Mendampingi di Kecamatan : Pantai Cermin Bapak Fuad Azizi merupakan Pendamping PKH baru di Kabupaten Serdang Bedagai. Pak Fuad baru sekitar 10 bulan sebagai pendamping PKH di Serdang Bedagai dikarenakan pendamping sebelumnya memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja dengan PKH. Alasan mengapa Pak Fuad menjadi pendamping PKH karena ia ingin membantu masyarakat miskin atau keluarga miskin untuk memperbaiki kehidupannya. Sebagai pendamping baru, Pak Fuad masih beradaptasi dengan masyarakat peserta PKH yang Ia damping dan sejauh ia melakukan pendampingan Ia tidak menemukan kendala dalam bekerja. Namun, karena masih baru Ia belum melakukan pemberdayaan kepada masyarakat peserta PKH yang Ia damping. Rencana – rencana masih didalam kepalanya namun belum terealisasikan. Ini dikarenakan Pak Fuad sebagai pendamping baru harus beradaptasi dan melanjutkan tugas pendamping sebelumnya yang masih di pemutakhiran data Universitas Sumatera Utara 58 KSM untuk memperbarui data peserta PKH. Pak Fuad masih di sibukkan dengan tugas pendataan KSM untuk di usulkan menerima Kartu Keluarga Sejahtera KKS, Kartu Indonesia Sehat KIS dan menyusul Kartu Indonesia Pintar KIP yang keseluruhan bantuan tersebut adalah Program Kebijakan Presiden Jokowi. Ini yang menjadi alasannya belum melakukan kegiatan pemberdayaan apapun pada KSM dampingannya.

3. Informan Ketiga Pendamping PKH

Nama : Asmawati Hasibuan, SE Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 45 Tahun Alamat : Jl. Waringin gg. Manggis Perbaungan Mendampingi di Kecamatan : Pantai Cermin Ibu Asmawati merupakan aktivis perempuan dari berbagai LSM salah satunya LSM Lembaga Pendidikan dan Ekonomi Kerakyatan yang sudah berpengalaman melakukan pendampingan dan sudah biasa membentuk kelompok - kelompok perempuan sehingga saat terbukanya peluang kerja sebagai pendamping PKH dari Kementrian Sosial Ia merasa bahwa ini merupakan pekerjaannya sehari – hari sehingga ia bisa menerapkan ilmu dan pengalamannya di LSM pada peserta PKH terutama untuk para perempuan karena PKH ini diberikan kepada KSM yang di wakili oleh para Ibu Rumah Tangga. Sebagai aktivis yang juga berasal dari organisasi – organisasi perempuan, Bu Asmawati ingin lebih memberdayakan kaum perempuan peserta PKH oleh sebab itu setiap kali ada pelatihan atau seminar – seminar di LSM atau Organisasi nya Bu Asmawati juga turut mengajak perempuan KSM dampingannya untuk Universitas Sumatera Utara 59 mengikuti kegiatan tersebut untuk meningkatkan SDM mereka. Namun tidak semua ibu – ibu KSM diajak oleh beliau, hanya diwakilkan oleh setiap ketua kelompok saja. Kegiatan – kegiatan itu antara lain seperti seminar tentang HIVAIDS, tentang politik, kebijakan birokrasi, dan lain sebagainya. Karena itu mereka butuhkan untuk menambah wawasan mereka seperti misalnya seminar yang baru saja di hadiri oleh Bu Asmawati dengan beberapa ketua kelompok KSM yaitu seminar tentang politik, menurut Bu Asmawati sebagai pemilih perempuan, ibu – ibu KSM peserta PKH juga harus cerdas dalam memilih. Kemudian seperti seminar tentang kebijakan birokrasi, para perempuan terutama bagi ibu – ibu KSM juga harus paham mengenai kebijakan pemerintah salah satunya mengenai Program PKH ini. Bu Asmawati merupakan pendamping PKH yang mendampingi di Kecamatan Pantai Cermin. Menurutnya pendamping PKH ini adalah orang – orang yang memang siap untuk kerja di lapangan. Orang – orang yang memang siap untuk menerima segala tugas baik itu tugas memberdayakan maupun tugas yang datang tiba – tiba dari pusat. Bagi Bu Asmawati jika keadaan ini terjadi seperti tugas pendataan KSM yang harus siap satu hari sedangkan begitu banyak KSM yang harus di datanya juga karena rumah antara 1 kelompok dengan kelompok yang lain berjauhan serta luasnya wilayah dampingannya, Bu Asmawati mengatasinya dengan meminta bantuan suami nya yang juga pekerja sosial namun bukan merupakan pendamping PKH untuk membantunya dalam mendata KSM. Tugas mendadak dari pusat seperti ini yang menjadi kendala nya dalam mengemban tugas sebagai pendamping PKH. Universitas Sumatera Utara 60 Tantangan sebagai Pendamping PKH menurut Bu Asmawati adalah ketika harus berhadapan dengan masyarakat dan pemerintah daerah berkaitan dengan PKH ini. PKH ini merupakan sebuah bantuan, masyarakat menganggap bahwa para pendamping lah yang memberikan bantuan, dan data – data penerima berasal dari pendamping. Sehingga pendamping menjadi tempat yang di salahkan karena pemberian bantuan ini belum sepenuhnya tepat sasaran. Padahal para pendamping hanya mendampingi masyarakat dalam menerima bantuan ini.

4. Informan Keempat Pendamping PKH

Nama : Tengku Irfa Febriyani, SE Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 35 Tahun Alamat : Dusun 11 Firdaus Sei Rampah Mendampingi di Kecamatan : Sei Bamban Ibu Tengku Irfa Febriyani merupakan pendamping PKH yang sudah bekerja hampir tiga tahun di PKH dan mendampingi di wilayah Kecamatan Sei Bamban. Yang memotivasi nya untuk bekerja sebagai pendamping PKH adalah melihat kondisi masyarakat miskin atau KSM yang memprihatinkan sehingga hatinya tergerak untuk ingin membantu mereka melalui Program Keluarga Harapan ini. Ibu dari satu anak ini menjelaskan bagaimana proses pendampingan yang dilakukan nya yang menghadapi cukup banyak kendala. Yaitu dalam menghadapi masyarakat pedalaman yang tidak memiliki cukup banyakwawasan serta pendidikan mereka yang sangat rendah sehingga sangat sulit untuk membuat mereka paham dengan apa yang dimaksud atau di sampaikan oleh Ibu Irfa. Juga kendala bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang menggunakan bahasa Universitas Sumatera Utara 61 daerah sehingga cukup sulit untuk menjalin komunikasi diantara mereka. Ini peneliti lihat ketika peneliti ikut serta dalam pendampingan bersamaIbu Irfa. Belum lagi protes dari masyarakat yang tidak memperoleh bantuan PKH kepadanya yang membuatnya tak jarang di hadang oleh masyarakat saat ia melakukan tugas pendampingan. Dalam mengendalikan masalah ini Bu Irfa berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat yang tidak mendapat bantuan, namun satu hal yang tidak boleh dilakukan oleh pendamping yaitu memberikan janji kepada masyarakat. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Bu Irfa tidak kepada seluruh kelompok KSM dampingannya. Ia mengatakan tidak semua masyarakat mau mengadakan kegiatan – kegiatan pemberdayaan. Karena mereka sangat menyayangkan waktu mereka uantuk kegiatan tersebut yang seharusnya waktu mereka bisa digunakan untuk bekerja. Meskipun Bu Irfa sudah menjelaskan bahwa kegiatan – kegiatan itu cukup penting, namun tetap saja mereka tidak ingin melakukannya. Dalam hal ini pendamping tidak boleh memaksakan harus melakukan kegiatan pemberdayaan. Semua dikembalikan lagi kepada kelompok KSM.

5. Informan Kelima Pendamping PKH

Nama : Nurmala, SPd Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 30 Tahun Alamat : Dusun 3 Pasar Baru, Teluk Mengkudu Mendampingi di Kecamatan : Teluk Mengkudu Ibu Nurmala merupakan pendamping PKH yang mendampingi di wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu. Kecamatan Teluk Mengkudu merupakan kecamatan Universitas Sumatera Utara 62 yang wilayahnya di sekitar pantai. Melihat masyarakat Teluk Mengkudu yang membutuhkan bimbingan menjadi alasan mengapa Bu Nurmala menjadi pendamping PKH dan PKH menunjang untuk hal itu walaupun sebenarnya PKH belum mencakup seluruh KSM karena masih ada masyarakat miskin yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan PKH. Kendala dalam melakukan pekerjaan sosial ini bagi Bu Nurmala adalah luasnya wilayah yang didampinginya karena cukup jauh lokasi dampingan dengan jalan besar Jalan Negara. Lokasi ini didapatnya karena sebelum menikah Bu Nurmala memang tinggal di Kecamatan Teluk Mengkudu. Karena pendamping PKH memang mendapatkan lokasi dampingan di sekitar tempat tinggal mereka. Namun setelah menikah Bu Nurmala tinggal di Kecamatan Sei Bamban. Sedangkan jarak antara Kecamatan Sei Bamban dengan Kecamatan Teluk Mengkudu sangat jauh. Selain itu protes dari masyarakat yang tidak mendapat bantuan juga menjadikan Bu Nurmala untuk pintar – pintar dalam menangani masalah tersebut. Hal ini sebenarnya tidak dialami oleh Bu nurmala saja. Tetapi juga terjadi kepada seluruh Pendamping PKH. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Bu Nurmala kepada KSM dampingannya dengan memanfaatkan potensi yang ada di lokasi tempat ia damping. Namun tidak sesuai lokasi memiliki potensi untuk di kembangkan. Hal ini menjadi tantangan nya untuk bagaimana kegiatan itu tetap ada. Universitas Sumatera Utara 63

6. Informan Keenam Pendamping PKH

Nama : Nurjannah Am.Keb Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 23 Tahun Alamat : Dusun 2 Silau Rakyat Mendampingi di Kecamatan : Tanjung Beringin Sama seperti Pak Fuad, Bu Nurjannah juga merupakan pendamping baru di PKH Serdang Bedagai. Karena itu ia masih proses adaptasi dengan lokasi dan KSM dampingannya. Berlatar belakang pendidikan kebidanan membuat Bu Nurjannah ingin membantu para KSM khususnya di bidang kesehatan Karena PKH ini merupakan bantuan dibidang kesehatan dan pendidikan. Ia ingin membantu masyarakat miskin atau KSM agar memperoleh hak kesehatan melalui Program Keluarga Harapan ini. Pada awal menjadi pendamping PKH, Bu Nurjannah masih di bimbing oleh pendamping sebelumnya dalam menjalankan tugas pendampingan. Ia hanya melanjutkan apa yang sudah ada yang di laksanakan oleh pendamping sebelumnya yang pada saat itu masih tahap verifikasi dan pemutakhiran data. Bertempat tinggal di Desa Silau Rakyat yang letaknya cukup jauh dari kota, dan juga jauh dari lokasi pendampingan menjadi tantangan tersendiri bagi Bu Nurjannah. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh Bu Nurjannah dalam menggali potensi SDM para ibu – ibu KSM belum begitu banyak dikarenakan masih menjadi pendamping baru. Namun Bu Nurjannah tetap berusaha melakukan pelatihan – pelatihan dalam membuat berbagai produk pada KSM agar bermanfaat bagi mereka untuk menjadi modal yang bisa mereka kembangkan. Universitas Sumatera Utara 64

7. Informan Ke tujuh Peserta PKH

Nama : Aminem Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 43 Tahun Alamat : Wonosari dusun 5 Pantai Cermin Komponen Bantuan PKH : Kesehatan Dan Pendidikan Ibu Aminem merupakan peserta PKH yang telah menerima bantuan selama hampir 3 tahun dimulai saat pertama kali PKH diluncurkan di Kabupaten Serdang Bedagai. Beliau memperole komponen bantuan PKH di bidang kesehatan dan pendidikan. Di bidang pendidikan beliau mendapatkan bantuan dari komponen anak SD sebanyak 2 orang dan di bidang kesehatan bantuan yang didapatkannya dari komponen balita 1 orang. Keseharian Bu Aminem adalah sebagai ibu rumah tangga.Adanya bantuan PKH ini sangat membantu sekali bagi keluarga Bu Aminem. Beliau jadi bisa memperbaiki pendidikan anak – anaknya dengan memberikan fasilitas yang baik juga bisa memperhatikan kesehatan anak – anaknya. Beliau berharap agar bantuan ini bisa terus berlangsung dan pemerintah bisa menaikkan jumlah bantuan yang di berikan.

8. Informan Ke delapan Peserta PKH

Nama : Salbiah Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 36 Tahun Alamat : Dusun 3 Kota Pari Pantai Cermin Komponen Bantuan PKH : Kesehatan dan Pendidikan Ibu Salbiah merupakan peserta PKH yang mendapatkan 3 komponen bantuan yaitu bantuan pendidikan untuk anak SD sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 1 orang, dan di bidang kesehatan untuk anak balita sebanyak 1 orang. Ibu Salbiah Universitas Sumatera Utara 65 hanya seoarang ibu rumah tangga. Bantuan PKH ini sangat membantu nya dalam membiyayai pendidikan anak – anaknya. Juga kegiatan yang diadakan pendamping PKH membuatnya menjadi memiliki kegiatan di saat waktu nya senggang. Kegiatan membuat anyaman tikar juga cukup membantunya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Peserta PKH di Kota Pari memang banyak yang melakukan kegiatan produksi anyaman tikar. Selain anyaman tikar, kegiatan yang dilakukan oleh pendamping membuatnya menjadi memiliki wawasan mengenai berbagai hal. Karena pendamping PKH sering mengajak nya mengikuti pelatihan atau seminar tentang berbagai hal.

9. Informan Ke sembilan Peserta PKH

Nama : Martha br.Limbong Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 33 Tahun Alamat : Tanah Merah, Sei Bamban Komponen Bantuan PKH : Kesehatan dan Pendidikan Ibu Marta br. Limbong merupakan peserta PKH di wilayah Kecamatan Sei Bamban tepatnya di Desa Gempolan. Beliau memperoleh bantuan di bidang pendidikan untuk anak SD sebanyak 1 orang, dan di bidang kesehatan untuk balita sebanyak 1 orang. Bantuan PKH ini menurutnya sangat membantu sekali dalam pendidikan dan kesehatan anak – anaknya. Keseharian Bu Marta adalah sebagai petani membantu suami nya. Sehingga beliau terkadang tidak sempat untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pendamping begitu juga dengan pertemuan kelompok. Karena menurutnya waktunya lebih baik digunakan untuk Universitas Sumatera Utara 66 bekerja agar memperoleh penghasilan. Namun bukan berarti beliau tidak setuju jika ada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pendamping PKH.

10. Informan Ke sepuluh Peserta PKH

Nama : Nuraifa Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 45 Tahun Alamat :Jln. Perintis Kemerdekaan Tanjung Beringin Komponen Bantuan PKH :Pendidikan Ibu Nuraifa adalah peserta PKH yang memperoleh bantuan PKH di bidang pendidikan dengan komposisi komponen anak SD 1 orang dan SMA 1 orang. Ibu rumah tangga ini menjadi peserta PKH sejak tahun 2013. Bantuan ini sangat membantu bagi pendidikan anak – anaknya karena jika mengandalkan gaji suami nya yang hanya seorang nelayan saja tidak cukup. Sebagian besar suami para peserta PKH yang tinggal di Kecamatan Tanjung Beringin berprofesi sebagai nelayan karena Tanjung Beringin berada di kawasan pantai. Dengan adanya Program Keluarga Harapan ini, selain sangat membantu juga dapat menciptakan berbagai kegiatan bagi Ibu Nuraifa. Beliau berharap agar bantuan ini tetap ada dan lebih tepat sasaran karena masih ada tetangganya yang sangat butuh bantuan ini tetapi tidak terdaftar sebagai penerima bantuan PKH.

11. Informan Ke sebelas Peserta PKH

Nama : Nurlela Simorangkir Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 40 Tahun Alamat : Dusun 2 Desa Sialang Buah Komponen Bantuan PKH : Kesehatan Universitas Sumatera Utara 67 Ibu Nurlela merupakan peserta PKH yang memperoleh bantuan di bidang pendidikan dengan komposisi anak SD 2 orang dan anak SMP 1 orang. Menjadi perangkat desa membuat UPPKH bimbang apakah Ibu Nurlela berhak mendapat bantuan atau tidak karena menurut data statistik Ibu Nurlela masuk dalam peserta PKH. Namun Ibu Nurlela menjelaskan bahwa menjadi perangkat desa bukan berarti kehidupannya lebih baik. Ibu Nurlela membuktikannya dengan memperlihatkan rumahnya yang nyaris roboh. Aktif di perangkat desa, membuat Bu Nurlela memiliki wawasan yang bisa dibagikan pada teman – teman peserta PKH lainnya. Hal ini membuat Bu Nuelela dipilih sebagai ketua kelompok PKH oleh teman – temannya. Bersama pendamping, dia menyemangati teman – temannya bahwa sebagai ibu rumah tangga juga bisa melakukan sesuatu yang bisa menghasilkan. Karena menurutnya mereka tidak bisa hanya mengandalkan penghasilan suami dari melaut. Karena suami mereka juga tidak setiap hari melaut. Apabila cuaca buruk maka suami mereka tidak bekerja. Saat bekerja pun belum tentu mereka memperoleh hasil tangkapan ikan yang banyak. Oleh karena itu, Bu Nurlela berusaha untuk bagaimana para ibu – ibu peserta PKH ini bisa melakukan kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai ekonomis.

4.3. Analisa Perkembangan Program Keluarga Harapan Di Serdang Bedagai.