Saran Sekilas Tentang Program Keluarga Harapan

114 hal seperti ini.Kurangnya kerja sama dengan dinas dan pihak – pihak terkait,sulitnya menentukan jadwal pertemuan karena KSM yang di sibuk kan dengan pekerjaannya,juga sikap kontra masyarakat yang tidak mendapat bantuan yang kadang menyulitkan pendamping PKH dalam melakukan tugas pendampingan yang tak jarang menghadang para pendamping di jalan daerah mereka. Meskipun cukup banyak kendala yang di hadapi oleh pendamping PKH, namun tidak menyurutkan semangat mereka sebagai pekerja sosial untuk terus mendampingi peserta PKH serta memberikan wawasan dan keterampilan bagi mereka agar nantinya mereka akan memiliki sikap mandiri dan tidak bergantung pada segala bantuan yang mereka peroleh saat ini.

5.2. Saran

1. Adanya kerja sama dinas – dinas yang terkait dengan Program Keluarga Harapan dalam memabantu memberi pemahaman kepada masyarakat maupun perangkat desa agar lebih mempermudah para pendamping PKH dalam melakukan tugas nya sebagai pendamping sosial. 2. Masyarakat KSM dan pendamping agar tetap menjalin komunikasi dan hubungan yang baik serta bagi pendamping untuk tetap konsisten dalam menekuni pekerjaannya sebagai pendamping PKH agar KSM tidak selalu mendapatkan pendamping baru yang membuat KSM dan pendamping memulai beradaptasi kembali serta tidak menunda pekerjaan yang harusnya telah diselesaikan oleh pendamping. Universitas Sumatera Utara 115 3. Adanya jaminan kerja bagi para pendamping PKH karena mengingat sikap masyarakat yang tidak mendapat bantuan yang terkadang menghalangi pendamping yang membuat keselamatan pendamping PKH tidak ada yang menjamin. 4. Pendamping dan pemerintah ikut andil dalam membantu mempromosikan produk – produk hasil kreativitas pendamping dan KSM agar hasil produksi dapat dikenal di luar daerah dan dapat berkembang. Universitas Sumatera Utara 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sekilas Tentang Program Keluarga Harapan

Secara eksplisit negara melalui konstitusi mengamanatkan bahwa: “Negara memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar,mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat danmemberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai denganmartabat kemanusiaan, serta bertanggung jawab atas penyediaan fasilitaspelayanan sosial yang layak yang diatur dengan undang- undang” UUD 1945. Di samping UUD 1945, terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang menjamin hak kelompok masyarakat miskin. Sejalan dengan ketentuan tersebut, kebijakan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan 4 empat strategi utama, yaitu perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan UKM dan pembangunan infrastruktur pedesaan. Nainggolan 2012 menjelaskan bahwa Terdapat dua jenis bantuan tunai yakni Bantuan Tunai Bersyarat atau Conditional Cash Transfers CCT dan tak bersyarat. Perbedaannya adalah bahwa bantuan tunai tak bersyarat merupakan bantuan bagi orang-orangkelompok yang berbasis pada kriteria penerima yang sebelumnya sudah ditentukan pre determined eligibility. Transfer sosial semisal pensiun bagi warga yang sudah tua, hambatan fisik, anak – anak, dan lain-lain, merupakan bantuan tunai tanpa syarat yang lazim dijalankan pada berbagai negara. CCT adalah bagian dari program pengembangan generasi baru yang berusaha membantu peningkatan akumulasi modal manusia human capital pada Universitas Sumatera Utara 16 orang muda sebagai cara untuk memutuskan siklus kemiskinan antar-generasi. Seperti namanya, CCT memberikan uang kepada keluarga-keluarga miskin dengan persyaratan investasi modal manusia seperti menyekolahkan atau membawa anak ke pusat kesehatan secara reguler. Skema Bantuan Tunai Bersyarat ini memberikan uang tunai secara langsung kepada rumah tangga miskin sebagai tanggapan terhadap pemenuhan kondisi spesifik individurumah tangga misalnya kehadiran bersekolah, danatau pemeriksaan kesehatan, keikutsertaan dalam imunisasi dan semacamnya. Skema tersebut memberikan insentif bagi rumah tangga agar menyesuaikan perilakunya dengan tujuan sosial yang ditetapkan secara nasional.Dengan perkataan lain, PKH merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan sistem perlindungan sosial dan strategi intervensi pengentasan kemiskinan di Indonesia dengan mengadopsi Bantuan Tunai Bersyarat Conditional Cash Transfers yang sudah banyak diterapkan di berbagai negara. Program Keluarga Harapan mulai dilaksanakan pemerintah di Indonesia pada bulan Maret tahun 2007 dengan uji coba di tujuh provinsi Sumatra Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Menurut Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2K menilai sejumlah program penanggulangan kemiskinan sudah memiliki dampak positif namun harus dilakukan sejumlah perbaikan termasuk PKH. Sebagaimana terlihat dalam Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa PKH berada pada klaster 1 dalam skema kebijakan nasional penanggulangan kemiskinan. Universitas Sumatera Utara 17 Tabel 4. Skema Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan PKH merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan sistem perlindungansosial di Indonesia. Sasaran PKH adalah Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM yang sesuai kriteria PKH yakni: memiliki ibu hamil, ibu menyusui, memiliki anak balita dan anak usia sekolah setingkat SD – SMA. PKH dijalankan sebagai pelaksanaan dari: 1. UU No. 40 Tahun 2004 tentang jaminan sosial nasional, 2. UU No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, 3. Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tindak Percepatan Pencapaian Sasaran Program Pro-Rakyat, dan 4. Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Merujuk pada Sistem Jaminan Sosial Nasional berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004 tersebut, PKH menjadi model jaminan yang unik. Di satu sisi, PKH merupakan bantuan sosial yang dimaksudkan demi mempertahankan kehidupan Universitas Sumatera Utara 18 life survival dalam kebutuhan dasar terutama pendidikan dan kesehatan. Di sisi lain, PKH bernuansa pemberdayaan yakni menguatkan rumah tangga miskin agar mampu keluar dari kemiskinannya melalui promosi kesehatan dan mendorong anak bersekolah. Dana yang diberikan kepada RTSM secara tunai melalui Kantor Pos dimaksudkan agar penerima dapat mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan yakni anak-anak harus bersekolah hingga sekolah menengah pertama, anak balita harus mendapatkan imunisasi, dan ibu hamil harus memeriksakan kandungan secara rutin berkala.

2.2. Pendamping PKH