111
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Deli Serdang yang di tetapkan dengan dikeluarkannya UU No. 36 Tahun 2003 oleh
Presiden Republik Indonesia berdasarkan Persetujuan DPR RI dan kemudian pada tahun 2004 mengangkat Bapak Drs. Chairullah, S.IP, M.AP sebagai Pejabat
Bupati Serdang Bedagai. Dengan kepadatan penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2013 adalah sebesar 319 jiwakm2 dengan total jumlah
penduduk sebanyak 605.583 jiwa yang heterogen. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Indonesia dimulai sejak Tahun
2007, di Sumatera Utara dimulai sejak tahun 2008 dan di Kabupaten Serdang Bedagai sendiri baru dimulai pada Tahun 2013 denganjumlah awal pendamping
sebanyak 30 orang yang direkrut melalui seleksi oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia, dan jumlah penerima bantuan KSM sebanyak 7337 orang.
Pada Tahun 2013, jumlah kecamatan awal wilayah PKH di Kab. Serdang Bedagai sebanyak 12 Kecamatan dari 17 Kecamatan sehingga masih ada 5
kecamatan yang belum menjadi wilayah PKH 30. Pada Tahun 2014 penambahan 4 Kecamatan pengembangan yakni Kecamatan Dolok Merawan,
Bintang Bayu, Silinda dan Pegajahan. Sehingga keseluruhan kecamatan di Kab. Serdang bedagai yang tersentuh Program Keluarga Harapan PKH hingga saat ini
berjumlah 16 kecamatan. Di Tahun 2016 ini di Kabupaten Serdang Bedagai masih
Universitas Sumatera Utara
112
menyisakan 1 Kecamatan lagi yang belum tersentuh Program Keluarga Harapan yaitu Kecamatan Kotarih yang saat ini sudah diajukan ke Kementerian Sosial
untuk mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan PKH. Di tahun ketiga, peserta PKH di Kab. Serdang bedagai berjumlah 7667 KSM
dengan total keseluruhan dana bantuan Program Keluarga Harapan yang masuk ke Kabupaten Serdang Bedagai hingga Tahun ketiga ini mencapai 42 Milyar Rupiah
dengan jumlah pendamping PKH sebanyak 34 orang yang disalurkan melalui kantor pos. namun, terdapat 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Sei Bamban dan
Kecamatan Tanjung Beringin yang melakukan penyaluran bantuan secara Komunitas Dikantor Desa Kantor Camat.
Selain melaksanakan tugas yang tertera dalam Pedoman Umum Pendamping PKH, di Kabupaten Serdang Bedagai pendamping PKH juga berperan untuk
memandirikan para KSM melalui kegiatan pemberdayaan berupa kreativitas agar para KSM tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan yang mereka terima saat
ini.Disini pendamping berperan sebagai fasilitator dan pelatih bagi para KSM dalam melakukan kegiatan pemberdayaan. Pendamping berperan sebagai wadah
bagi para KSM dalam menyumbangkan ide – ide mereka agar dapat dikembangkan selama hal itu bersifat positif dan dapat menjadi kegiataan
produktifitas. Hasil produksi yang dihasilkan oleh para KSM terbagi menjadi 2, yaitu
berdasarkan pemanfaatan potensi daerah dan yang tidak memanfaatkan potensi daerah. Produk hasil pemanfaatan potensi daerah berupa: olahan kulit kerang,
miniatur berbahan kayu rumbia, anyaman tikar. Dan produk yang tidak
Universitas Sumatera Utara
113
memanfaatkan potensi lokal yaitu berpa: sabun cuci cair, keset kaki, tas dari bahan plastik bekas, miniatur dari bahan triplek, vas bunga atau guci dan
keranjang dari bahan kertas bekas. Pendistribusian produk menjadi kendala bagi keberlangsungan kegiatan
produksi pendamping PKH dengan para KSM. Hasil produksi hanya dijual di kedai – kedai daerah sekitar dan digunakan sendiri. Namun belum pernah terjual
hingga keluar daerah. Pendamping disini juga berperan dalam pendistribusian produk – produk yang dihasilkan.
Pendamping PKH memiliki strategi dalam membangun kedekatan kepada para KSM. Selalu melakukan komunikasi baik langsung maupun tidak langsung,
melakukan pertemuan kelompok rutin, bersikap terbuka dan ramah serta mau menyatu dengan masyarakat, juga melakukan berbagai kegiatan baik itu kegiatan
pemberdayaan maupun yang bukan merupakan bagian dari kegiatan pemberdayaan merupakan strategi yang dilakukan oleh parapendamping.
Dalam melakukan pendampingan, pendamping PKH cukup banyak mengalami kendala. Diantaranya adalah sulitnya menjalin komunikasi dengan
masyarakat yang tidak terlalu memahami bahasa Indonesia karena mereka hanya mengunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi sehari – hari. Pendamping
biasanya akan membawa tokoh masyarakat yang memahami bahasa daerah dan bahasa Indonesia.Sulitnya memberi pemahaman kepada masyarakat yang tidak
memiliki cukup pengetahuan, tugas yang diberikan kepada pendamping yang dating secara tiba – tiba dengan rentan waktu yang sangat singkat untuk
menyelesaikannya sehingga pendamping cukup kewalahan apabila terjadi hal –
Universitas Sumatera Utara
114
hal seperti ini.Kurangnya kerja sama dengan dinas dan pihak – pihak terkait,sulitnya menentukan jadwal pertemuan karena KSM yang di sibuk kan
dengan pekerjaannya,juga sikap kontra masyarakat yang tidak mendapat bantuan yang kadang menyulitkan pendamping PKH dalam melakukan tugas
pendampingan yang tak jarang menghadang para pendamping di jalan daerah mereka.
Meskipun cukup banyak kendala yang di hadapi oleh pendamping PKH, namun tidak menyurutkan semangat mereka sebagai pekerja sosial untuk terus
mendampingi peserta PKH serta memberikan wawasan dan keterampilan bagi mereka agar nantinya mereka akan memiliki sikap mandiri dan tidak bergantung
pada segala bantuan yang mereka peroleh saat ini.
5.2. Saran