87
udah pernah kami buat dari bahan kulit kerang…”Hasil Wawancara 19 Mei 2016
Meskipun masih baru, bukan berarti Bu nurjannah tidak bisa berbuat banyak. Dari hasil wawancara diatas, Bu Nurjannah telah cukup banyak membuat kegiatan
– kegiatan produksi di Kecamatan Tanjung Beringin. Hal ini akan terus dikembangkannya selama Bu Nurjannah masih menjadi pendamping PKH.
3. Anyaman Tikar
Kreatifitas lainnya yang juga merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat peserta PKH adalah anyaman tikar. Anyaman tikar yang berbahan dasar daun
pandan. KSM yang memproduksi tikar ini berasal dari Kecamatan Pantai Cermin. Memang daun pandan bukanlah potensi lokal Kecamatan Pantai Cermin, namun
KSM di Pantai Cermin memiliki potensi SDM yaitu keterampilan tangan mereka dalam
menganyam. Karena itu mereka memanfaatkan keterampilan mereka dalam membuat berbagai
produk anyaman seperti tikar. KSM memang memperoleh bahan baku
sebagian dari daerah mereka dan sebagian lagi dari agen. Karena di daerah mereka tidak begitu banyak bahan daun pandan. Agen
memberikan bahan baku yang kemudian dikerjakan oleh para KSM. Upah yang diberikan juga bervariasi, tergantung besar kecil nya tikar yang di anyam. Jika
bahan baku berasal dari agen maka KSM hanya dibayar upah mengerjakan tikar saja seperti yang di ungkapkan peserta PKH, Ibu Salbia berikut:
Foto 7. Produk Anyaman Tikar Masyarakat Pantai Cermin
Universitas Sumatera Utara
88
“…Harganya tengok ukuran lah. Biasanyakan berapa meter, kalau kami pake kaki. Ada enam kaki, ada tujuh kaki,
paling besar lima belas kaki. Yang paling besar itu sekitar Rp. 200.000; kadang orang itu agen ngambil upahan aja, kadang
bahan dari orang itu, upah nganyam aja..”Hasil wawancara 18 Mei 2016
Ibu Asmawati selaku pendamping PKH di Kecamatan Pantai cermin mengakui potensi SDM yang ada dalam masyarakat peserta PKH di Kecamatan
Pantai cermin. Namun, menurutnya ada beberapa kendala yang membuat potensi ini cukup sulit berkembang. Salah satu nya adalah semakin mahal nya harga
bahan baku. Berikut ungkapan Ibu Asmawati: “…Buat tikar itu sebenarnya potensi disini kan tikar –
tikar yang mereka buat. Tapi kan mereka juga kendala soal ininya harga yakan, kemudian bahan baku nya juga, bahan
baku nya sekarang susah mencarinya lagi. Kemudian pewarna nya lagi itu sudah naik harga nya, gitu – gitu kan susah pula
lagi mencari nya, seperti itu. Memang yang namanya potensi lokal itu adalah sesuatu yang berlebihan di tempat ini…”Hasil
waancara 18 Mei 2016
Kendala – kendala demikian itu membuat kegiatan tersebut menjadi sulit berkembang. Minimnya dana mereka membuat mereka tidak bisa selalu membuat
kerajinan anyaman tikar karena pendistribusian produk juga menjadi kendala sehingga pemasukan mereka dari hasil anyaman juga menjadi tidak menentu.
Terkadang ada terkadang juga tidak ada. Mereka mengandalkan Ibu Asmawati selaku pendamping PKH dalam mempromosikan serta mendistribusikan
produknya. Lamanya penganyaman tikar yaitu sekitar 2 minggu untuk tikar ukuran sedang dan dilakukan sendiri. Untuk masyarakat diluar wilayah
Kecamatan Pantai Cermin bisa membelinya dengan menghubungi Ibu Asmawati
Universitas Sumatera Utara
89
karena produk anyaman tikar yang telah dibuat hanya di simpan dirumah masing – masing peserta PKH.
b. Produk – Produk Yang Tidak Memanfaatkan Potensi Lokal