108
BAB VI PENEMUAN
6.1 Proses Terbentuknya Kampung Badur
Suatu permukiman tidak terencana selalu terjadi melalui proses panjang. Tentu, dalam terbentuknya permukiman tidak terencana akan dilihat dari proses
dan sejarah dari kawasan tersebut. Salah satu permukiman tidak terencana yang terbentuk melalui proses yang panjang yaitu Kampung Badur. Kampung Badur
terbentuk melalui proses yang berlangsung dari beberapa tahun sampai menjadi permukiman yang tumbuh seperti sekarang. Pertumbuhan Kampung Badur Proses
tersebut kemudian di ilustrasikan agar dapat melihat perubahan yang terjadi pada di Kampung Badur. Dengan adanya kajian mengenai sejarah yang membentuk
Kampung Badur yang telah diindetifikasi pada sub bab 5.1, maka terdapat hasil dan pembahasan mengenai proses terbentuknya permukiman tersebut. Hasil yang
diperoleh dengan wawancara tersebut, kemudian disimpulkan dan menghasilkan penemuan penelitian. Adapun penemuan tersebut dapat dilihat pada tabel 6.1.
Universitas Sumatera Utara
109 Tabel 6.1 Penemuan Proses Terbentuknya Permukiman Kampung Badur
No Proses
Penemuan Kajian Teori
1
Tahun 1950 Kawasan pinggir sungai dan sekitar Jalan
Badur merupakan area yang ditumbuhi banyak pohon atau masih hutan.
Terdapat instansi pemerintah KAPOLDA SUMUT pada masa itu dan beberapa rumah
tinggal yang sudah ada sejak jaman penjajahan Suatu permukiman yang tumbuh sering
sekali mengacu pada lingkungan yang ada di area sekitarnya. Keadaan
lingkungan yang baik atau berpotensi, cenderung membawa keinginan untuk
menempati
ruang-ruang tersebut
Rapoport, 2006
LEGENDA
Permukiman Instansi
Hutan Sungai
Tahun 1950
Universitas Sumatera Utara
110
No Proses
Penemuan Kajian Teori
2 Tahun 1950an-1960an
Kepemilikan kantor KAPOLDA berpindah
tangan menjadi milik PTPN IV yang kemudian beberapa area tanah kosong
dimiliki perusahaan tersebut.
Mulai ada pertumbuhan rumah tinggal
disekitar Jalan Badur. Pertumbuhan rumah sendiri dibangun dengan jarak yang dekat
satu sama lain. Suatu permukiman yang tumbuh sering
sekali mengacu pada lingkungan yang ada di area sekitarnya. Keadaan
lingkungan yang baik atau berpotensi, cenderung membawa keinginan untuk
menempati
ruang-ruang tersebut
Rapoport, 2006
LEGENDA
Permukiman Instansi KAPOLDA
Hutan Sungai
LEGENDA
Permukiman Instansi PTPN IV
Hutan Sungai
Proses perubahan
Universitas Sumatera Utara
111
No Proses
Penemuan Kajian Teori
4
Tahun 1960an-1970an Mulai terjadi pertumbuhan rumah tinggal pada
area tepi sungai. Hal tersebut didorong dengan semakin mulai adanya pendatang yang memasuki
kota Medan dengan alasan mencari pekerjaan.
Pertumbuhan pada daerah pinggir sungai belum terlalu signifikan, hanya terdapat beberapa rumah
yang dibangun secara berdekatan Pada suatu kawasan yang berada di
sekitar aliran sungai, pertumbuhan rumah tinggal cenderung mengarah
pada area tepi sungai. Hal tersebut terjadi karena sungai dapat menjadi
sumber kehidupan, sehingga dengan membangun area hunian disekitarnya
para penghuni juga memanfaatkan lingkungan yang ada. Joko, 2002.
LEGENDA
Permukiman Instansi PTPN IV
Hutan Sungai
LEGENDA
Permukiman Instansi PTPN IV
Hutan Sungai
Proses perubahan
Universitas Sumatera Utara
112
No Proses
Penemuan Kajian Teori
5 Tahun 1980-an sampai sekarang
Perkembangan para imigran yang datang ke kota Medan menjadikan banyaknya kebutuhan
akan rumah tinggal. Sehingga, daerah-daerah pinggiran sungai yang tidak direncanakan
sebagai permukiman dijadikan area hunian untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pada Kampung Badur sendiri, sekitar tahun 1980an
tersebut terjadi
pertumbuhan permukiman yang sangat pesat. Khususnya
pada daerah pinggiran sungai. Daerah pinggiran sungai menjadi tujuan para
pendatang untuk menempati ruang kosong tersebut. Pada pendatang juga membangun
ruang-ruang hunian mereka secara berdekatan.
Perubahan yang terjadi sampai masa sekarang, terlihat pada sedikitnya ruang-ruang kosong di
Kampung Badur. Daerah pinggir sungai kini semakin padat penduduk. Selain iu, kawasan
Kampung Badur sendiri kini sudah terjadi perubahan khususnya pada Jalan Badur karena
mulai
banyak terdapat
perumahan elit
disekitarnya. Perubahan
yang menyebabkan
peningkatan migrasi terjadi akibat adanya
peluang pekerjaan
baru berdasarkan dua sudut pandang.
Pertama, adanya lapangan pekerjaan baru memberikan kesempatan bagi
para pendatang untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik dari segi
ekonomi. Kedua, dengan adanya para pendatang
menjadikan populasi
manusia di kawasan tersebut semakin meningkat.
Peningkatan tersebut
yang dapat memberikan pengaruh pada terciptanya ruang-ruang yang
digunakan sebagai tempat tinggal para pendatang. Sehingga, dalam
memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal diwujudkan dengan cara
mencari area hunian yang dirasa tepat sesuai dengan kemampuan
ekonomi mereka. Rani Shylendra, 2002
Tahun 1980 LEGENDA
Permukiman Instansi PTPN
IV Hutan
Sungai
LEGENDA
Permukiman Instansi PTPN
IV Hutan
Sungai
Proses perubahan
Tahun 2016
Universitas Sumatera Utara
113
6.2 Rangkuman Keadaan Sosial Terhadap Terbentuknya Kampung