76
4.3. Kondisi Ekonomi di Kampung Badur
Pada suatu permukiman selalu ada faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya ruang hunian. Pada Kampung Badur, aspek ekonomi juga menjadi salah
satu faktor yang membentuk ruang huniannya. Dari wawancara yang dilakukan dengan penduduk setempat, beberapa alasan yang mendorong pendatang untuk
tinggal di Kampung Badur yaitu dari segi ekonomi. Lokasi Kampung Badur yang berada di pusat Kota Medan dinilai stategis dan memudahkan penduduk untuk
mengakses tempat bekerja maupun mencari pekerjaan di sekitarnya. Selain itu, keterbatasan ekonomi dari penduduk tidak memungkinkan mereka mempunyai
tempat tinggal yang lebih layak huni. Penduduk setempat juga cenderung memanfaatkan sungai untuk aktivitas sehari-hari. Kegiatan seperti mencuci, mandi
dan membuang sampah disekitar sungai dilakukan oleh penduduk karena merasa dapat memanfaatkan lingkungan tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu banyak
gambar 4.7.
Gambar 4.7 Kegiatan mencuci di pinggir sungai
Universitas Sumatera Utara
77
Selain itu, beberapa penduduk yang merasa mempunyai pendapatan lebih mulai membangun ruang hunian mereka menjadi bangunan permanen. Sebagai
contoh dapat dilihat pada gambar pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Keadaan ruang hunian milik penghuni setempat yang pendapatan lebih memadai
Pada beberapa rumah tinggal bagian bawah sudah dibuat secara permanen dengan material batu dan semen yang diperoleh dengan membelinya secara pribadi
gambar 4.9
Gambar 4.9 Keadaan rumah tinggal yang material bangunannya menggunakan bahan baru dan bekas
Universitas Sumatera Utara
78
4.4. Peranan Komunikasi dalam Menghadirkan Pendatang ke Kampung
Badur
Pada permukiman di Kampung Badur sebagian penduduk merupakan para pendatang yang berasal dari luar kota Medan. Para pendatang tersebut mempunyai
berbagai alasan dalam memilih tempat tinggal di Kampung Badur. Salah satu faktor yang mempengaruhi banyaknya pendatang yang tinggal di Kampung Badur adalah
faktor komunikasi. Adanya komunikasi yang terjadi memberikan informasi bagi para pendatang untuk memilih Kampung Badur sebagai tempat tinggal. Komunikasi yang
terjadi umumnya berasal dari keluarga maupun kerabat yang juga berasal dari daerah yang sama. Adanya komunikasi yang terjalin antara penduduk setempat juga
mendorong kerabat maupun saudara yang berasal dari daerah asal maupun suku yang sama. Dari hal tersebut, para pendatang sebagian berasal dari beberapa daerah yang
sama dengan kerabat yang tinggal di tinggal di Kampung Badur. Selain itu, informasi-informasi mengenai permukiman Kampung Badur yang
secara ekonomis lebih murah dan akses yang dekat dengan pusat kota menjadikan motivasi untuk mendatangkan para imigran yang ingin mencari penghidupan maupun
pekerjaan di Kota Medan. Adapun beberapa penduduk yang memanfaatkan permukiman di Kampung Badur untuk dijadikan pemasukan ekonominya. Beberapa
penduduk mendirikan bangunan di Kampung Badur yang kemudian hunian tersebut disewakan untuk para pendatang yang ingin tinggal di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KAJIAN TERBENTUKNYA KAMPUNG BADUR DI MEDAN