Kajian Komunikasi Terhadap Terbentuknya Kampung Badur

Umumnya, mereka mencari kayu bekas maupun seng yang sudah tidak terpakai untuk dijadikan bahan bangunan tempat tinggal mereka gambar 5.17 . Gambar 5.17 Kondisi rumah tinggal yang menggunakan bahan bekas Sebagian besar penduduk memilih tinggal di daerah pinggiran sungai dengan alasan ekonomi. Mereka menganggap daerah pinggiran sungai lebih murah dibandingkan daerah yang lain 68. Tetapi, beberapa penduduk lain menjawab tidak tahu karena umumnya mereka menyewa tempat tinggal maupun lahir di Kampung Badur itu sendiri 32.

5.4 Kajian Komunikasi Terhadap Terbentuknya Kampung Badur

Selain meninjau keadaan sosial dan kondisi ekonomi di permukiman Kampung Badur, tentu ada juga faktor lain yang mendukung para pendatang untuk memilih tinggal di daerah tersebut. Aspek lain yang dapat ditinjau yaitu komunikasi dan sistem politik Sarkar, 2010. Hal 1. Dari hal tersebut, dapat dilihat bahwa suatu Universitas Sumatera Utara permukiman tentu terbentuk dengan adanya pengaruh komunikasi yang terjalin dalam memberikan informasi tentang tempat yang ingin ditempati. Sebagai contoh, apabila terdapat tempat yang sesuai dengan keadaan sosial suatu penghuni maka orang tersebut cenderung akan memberikan informasi mengenai hal tersebut kerabat mereka. Sehingga, dengan adanya komunikasi hal yang selanjutnya terjadi yaitu adanya keinginan dari kerabat untuk ikut tinggal didaerah yang diinformasikan tersebut. Dari hal tersebutnya, suatu permukiman yang mulanya tidak diencanakan akan tumbuh dan semakin berkembang seiring semakin banyaknya pendatang yang menerima informasi akan tempat tersebut. Begitu juga dengan perkembangan Kampung Badur, sebanyak 84 penduduk Kampung Badur merupakan pendatang dari luar Kampung Badur. Sedangkan hanya sedikit penduduk yang berasal dari Kampung Badur sendiri 16. Penduduk yang bukan pendatang tersebut biasanya adalah warga yang telah tinggal sejak lahir karena orang tua yang memilih tinggal di Kampung Badur sejak lama. Diamati dari data responden yang merupakan pendatang, diketahui beberapa daerah yang menjadi tempat asal mereka sebelum memilih tinggal di Kampung Badur. Permukiman di Kampung Badur sendiri tidak didominasi oleh satu kelompok, suku maupun agama. Tetapi, dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan, didapatkan data bahwa para pendatang lebih banyak berasal dari Kota Padang 57. Kemudian, beberapa penduduk juga berasal dari pekanbaru 24. Penduduk yang berasal dari Pekanbaru dan Padang tersebut umumnya bersuku minang. Tetapi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya suku, agama maupun golongan tidak terlalu mendominasi di Kampung Badur. Adapun beberapa Universitas Sumatera Utara para pendatang juga berasal dari Kota Kisaran 9, Rantau Prapat 5 dan Sidikalang 5. Pada kenyataannya, beberapa rumah tinggal yang dihuni oleh pendatang dari daerah Padang dan Pekanbaru cenderung memilih untuk tinggal secara berdekatan.Para pendatang tentu mempunyai alasan untuk memilih tinggal di Kampung Badur. Sebagian besar motivasi dari para pendatang untuk tinggal di Kampung Badur karena ingin ikut dan dekat dengan keluarga 60. Mereka menganggap kehidupan dengan keluarga tentu akan lebih nyaman sekalipun harus beradaptasi dengan daerah yang baru. Adanya beberapa penduduk yang berasal dari daerah yang sama tentu didasari oleh adanya komunikasi yang terjalin. Dengan adanya kesamaan daerah asal dan persamaan latar belakang suku juga menjadi dasar untuk menempati daerah tersebut. Hal tersebut terjadi karena mereka merasa dengan memilih permukiman yang terdapat beberapa kerabat dari daerah asal tentu tidak akan menemukan kendala yang berarti untuk beradaptasi. Dapat diamati pada gambar 5.15, rasa nyaman akan orang- orang yang merasa mempunyai persamaan juga memberikan pemikiran dalam membangun sosialisasi yang baik antar penduduk Kampung Badur. Meski begitu, dominasi suku tidak terlalu signifikan terjadi di Kampung Badur karena selama tinggal disana setiap penduduk dapat bersosisaliasi dengan para pendatang baru maupun yang sudah lama menetap. Adapun, beberapa aktivitas yang dilakukan di luar rumah juga sering tercipta di halaman rumah yang berhadapan langsung pada jalan Universitas Sumatera Utara dan rumah tetangga. Suatu permukiman informal umumnya dibentuk dengan pola ruang hunian yang mendukung keseharian meraka. Gambar 5.18 Kerabat yang tinggal berdekatan di Kampung Badur Sebagai contoh, ruang hunian terbentuk untuk mendukung aktivitas sehari-hari seperti adanya komunikasi antar penghuni menciptakan suatu ruang di permukiman tersebut Eldefrawi, 2013. Maka dari itu, penghuni mudah untuk saling berkomunikasi dan membentuk ruang untuk berkumpul. Pada beberapa tempat di kampung Badur, terdapat ruang-ruang yang terjadi secara tidak sengaja dalam berkomunikasi antar penghuni gambar 5.19. LEGENDA Berasal dari Padang Berasal dari Pekanbaru Sungai Universitas Sumatera Utara Gambar 5.19 Ruang-ruang berkomunikasi penghuni Kampung Badur Ruang-ruang tersebut dapat tercipta pada badan jalan, teras rumah maupun warung-warung yang terdapat di Kampung Badur. Ruang tersebut umumnya terjadi secara tidak sengaja, akibatnya sangat terbatas koridor jalan pada Kampung Badur. Sehingga, dengan koridor jalan yang tidak terlalu luas memungkinkan penghuni untuk saling bertemu dan bersosialisasi. Berkomunikasi di badan jalan Berkomunikasi di teras rumah Berkomunikasi di warung Universitas Sumatera Utara 108

BAB VI PENEMUAN