33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metoda Penentuan Lokasi Penelitian
Dalam menentukan lokasi penelitian, peneliti mencari terlebih dahulu area yang berpotensi sebagai area pertumbuhan suatu permukiman yang tidak terencana.
Di kota Medan, khususnya daerah pinggiran sungai sangat banyak ditemukan permukiman yang tumbuh secara tidak terencana. Sehingga, peneliti memilih
perkampungan di kota Medan yang terletak di pinggir sungai Deli. Lokasi penelitian ini dikenal dengan Kampung Badur yang terletak di Kelurahan Hamdan, Kecamatan
Medan Maimun. Pemilihan lokasi tersebut sangat tepat karena mewakili penelitian yang berkaitan dengan permukiman yang tumbuh secara tidak terencana.
Pada umumnya, suatu permukiman tidak terencana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial dan juga faktor lain yang terbentuk di daerah tersebut. Suatu bentuk
permukiman juga dapat disatukan dengan adanya interaksi sosial dari penghuni setempat, pembangunan infrastruktur dan adanya aktifitas ekonomi. Interaksi ini
secara sistematis terjadi karena adanya kepentingan dari penghuni setempat untuk terus mengembangkan daerahnya Bessusi dkk, 2010. Dalam hal ini, Kampung
Badur merupakan lokasi yang tepat karena secara garis besar permukiman yang terbentuk di daerah tersebut juga dipengaruhi keadaan sosial. Keadaan sosial seperti
penghasilan ekonomi yang rendah dan persamaan etnik yang mempengaruhi perilaku penghuni setempat turut memberi peran dalam membentuk suatu permukiman tidak
Universitas Sumatera Utara
34
terencana di bantaran sungai Deli tersebut. Adanya keadaan sosial tersebut juga mempengaruhi pola-pola yang terbentuk pada permukimannya. Sehingga, Kampung
Badur sangat tepat dijadikan lokasi penelitian karena dapat mendukung kajian mengenai struktur suatu permukiman yang terbentuk secara tidak terencana.
3.2 Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, kasus penelitian dilakukan di Kampung Badur, Kelurahan Hamdan. Kampung Badur terbagi menjadi 2 blok yaitu Badur Atas dan
Badur Bawah. Pada Kampung Badur Atas permukiman berorientasi pada jalan, sedangkan pada Kampung Badur Bawah sebagian besar bangunan berorientasi pada
sungai. Dalam 2 blok permukiman di Kampung Badur terdapat ± 105 Kepala keluarga dengan seluruh penduduk yang berjumlah ± 420 orang.
Penelitian pada Kampung Badur menggunakan sampel pada beberapa penghuni setempat yang dinilai mempunyai peran penting di daerahnya. Adapun
metoda yang digunakan dalam mendapatkan data dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai keadaan sosial yang
mempengaruhi terbentuknya permukiman di Kampung Badur. Teknik pengambilan sampling menggunakan “Purposive Sampling” yang penentuannya dilakukan dengan
pertimbangan khusus terhadap responden di permukiman tersebut. Dalam menentukan responden pada penelitian, peneliti membagi area menjadi 5 sub area
terlihat pada gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 3.1 Lokasi Penentuan Sampel
Masing-masing sub area tersebut akan diwakilkan 5 responden untuk melakukan wawancara. Adapun kriteria responden yang akan diwawancarai adalah
sebagai berikut : 1.
Responden mengetahui alasan memilih tinggal di Kampung Badur 2.
Responden mengetahui keberadaan tempat tinggalnya 3.
Responden mengetahui proses terbentuknya Kampung Badur 4.
Responden mengetahui alasan meletakkan massa bangunan terhadap posisi tanah
1 2
3 4
5
Universitas Sumatera Utara
36
5. Responden mampu menjelaskan pemikirannya tentang tempat tingal dan area
huniannya.
3.3 Metoda Penentuan Variabel