55
3.5 Metoda Analisa
Pada metoda analisa, peneliti menjelaskan kajian terhadap keadaan sosial yang mempengaruhi terbentuknya suatu permukiman yang tumbuh secara tidak
terencana. Dalam metoda analisa ini, teori yang digunakan sebagai landasan digunakan untuk mendapatkan data terkait keadaan sosial pada permukiman yang
tidak terencana. 3.5.1 Analisa Struktur Permukiman di Kampung Badur
Dalam mengkaji keadaan sosial terhadap ruang yang terbentuk pada
permukiman tidak terencana diperlukan analisa pada kawasan penelitian. Pada analisa hubungan keadaan sosial dilakukan berdasarkan landasan teori yang telah ditelaah
kemudian digunakan untuk membuat data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi ruang hunian tabel 3.3.
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 3.3 Analisa hubungan sosial terhadap pola perletakan ruang hunian
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait struktur permukiman di Kampung Badur
Permukiman tidak terencana sering kali membentuk suatu ruang hunian yang dibangun
pada area terencana maupun tidak terencana yang tidak mempunyai persetujuan pada
perencanaan secara formal. Ciri khas yang paling menonjol pada permukiman tidak
terencana yaitu terlihat pada bangunan- bangunan hunian yang berkualitas rendah yang
tidak mempunyai infrastruktur dan fasilitas sosial yang memadai
Referensi : Ali Sulaiman, 2006. Hal 2. Peta area hunian
Bentuk bangunan rumah di permukiman Infrastruktur yang tersedia di permukiman
tersebut Fasilitas sosial yang tersedia di permukiman
tersebut
Karakteristik pada suatu permukiman tidak terencara dapat ditinjau dengan mengamati
beberapa faktor, antara lain 1. kepemilikan tanah, 2. Kondisi lingkungan, 3. Struktur
dan fasilitas sosial, 4 Infrastruktur, 5 ekonomi dan finansial, serta 6 sosial-budaya.
Referensi : Onyekachi, 2014 Pengaruh faktor kepemilikan tanah yang
membentuk permukiman tidak terencana Pengaruh faktor kondisi lingkungan yang
membentuk permukiman tidak terencana Pengaruh faktor struktur dan fasilitas sosial yang
membentuk permukiman tidak terencana Pengaruh faktor infrastruktur yang membentuk
permukiman tidak terencana Pengaruh faktor ekonomi
Pengaruh faktor sosial-budaya
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
57
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait struktur permukiman di Kampung Badur
Tidak semua
permukiman kumuh
mengakomodasi wujud
kemiskinan pada
perkotaan dan atau dengan kata lain semua penduduk setempat selalu miskin. Dalam
menghadapi tantangan dari daerah kumuh, peraturan
yang berhubungan
dengan keberlanjutan
kondisi permukiman harus
memiliki sistem yang jelas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengamati aktifitas
sosial yang berjalan di daerah tersebut, melakukan pendekatan dengan penghuni lokal
dan merencanakan peningkatan dari ruang hunian, infrastruktur dan kondisi lingkungan.
Referensi : Onyekachi, 2014. Hal 424 Pengaturan permukiman kumuh yang ditinjau
dari pengamatan aktifiitas social Pengaturan permukiman kumuh yang dilakukan
dengan merencanakan
peningkatan ruang
hunian, infrastruktur, dan kondisi lingkungan
Perubahan yang menyebabkan peningkatan migrasi
terjadi akibat
adanya peluang
pekerjaan baru berdasarkan dua sudut pandang. Pertama, adanya lapangan pekerjaan baru
memberikan kesempatan bagi para pendatang untuk mendapatkan kesempatan lebih baik
dari segi ekonomi. Kedua, adanya para pendatang menjadikan populasi manusia di
kawasan
tersebut semakin
meningkat. Peningkatan tersebut yang dapat memberikan
pengaruh pada terciptanya ruang-ruang yang digunakan
sebagai tempat
tinggal para
pendatang. Sehingga,
dalam memenuhi
kebutuhan akan tempat tinggal diwujudkan dengan cara mencari area hunian yang dirasa
tepat sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka.
Referensi : Rani Shylendra, 2002 Asal mula penduduk setempat
Alasan penghuni setempat memilih tinggal di permukiman tersebut
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
58
3.5.2 Analisa Hubungan Keadaan Sosial Terhadap Bentuk Permukiman
Dalam rangka mengkaji keadaan sosial di Kampung Badur yang berkaitan dengan bentuk permukiman, maka diperlukan analisa yang berkaitan dengan aspek
tersebut. Pada analisa hubungan keadaan sosial, diperlukan analisa yang berkaitan sesuai dengan teori yang telah ditelaah pada bab sebelumnya. Kemudian, dari hasil
telaah landasan teori mengenai keadaan sosial di suatu permukiman dihubungkan dengan bentuk permukiman yang tercipta di Kampung Badur. Dalam mendapatkan
data terkait yang berhubungan dengan analisa tersebut maka dibuat tabel yang dijadikan acuan dalam menghasilkan penemuan tabel 3.4.
Universitas Sumatera Utara
59 Tabel 3.4 Analisa hubungan keadaan sosial terhadap bentuk permukiman
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi pola perletakan ruang hunian
Terdapat hubungan positif yang secara signifikan antara pola pergerakan pada
pejalan kaki dan akses spasial yang dipengaruhi interaksi sosial pada suatu
grup maupun penghuni pada permukiman. Adanya pengaruh keadaan sosial juga
dapat terlihat pada pola jalan yang terbentuk.
Sebagai contoh,
terdapat perbandingan pada permukiman tidak
terencana dan permukiman terencana di Cairo. Ezbet bezkhit adalah permukiman
tumbuh pada area yang tidak direncanakan pada area gurun. Pada permukiman tidak
terencana tersebut, interaksi yang terjadi terdapat pada ruang hunian di sekitarnya
menuju ke area kota yang lebih besar. Sedangkan pada Abu Qatada yang
merupakan
permukiman resmi
yang dibangun pada lahan pertanian, pergerakan
pejalan kaki hanya terlihat lebih banyak menju ke kota. Selain itu, pada pergerakan
yang terjadi turut dipengaruhi oleh perbedaan gender, sosial dan budaya
Mohamed Mohareb, 2012 Pola jalan yang terbentuk memberikan
kesempatan bagi para penghuni dalam menciptakan ruang bersosialisasi
Interaksi yang terjadi membentuk suatu tempat
berkumpul yang
kemudian dijadikan ruang yang selalu digunakan
untuk bersosialisasi.
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
60
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi pola perletakan ruang hunian
Para penduduk suatu permukiman tentu tidak dapat terus menggantungkan setiap
kebutuhan pada
pemerintah maupun
otoritas lokal. Penduduk juga diharuskan memiliki pengetahuan akan permasalahan,
penyebab dan solusi yang memungkinkan untuk daerah huniannya. Penduduk tentu
mempunyai
kesempatan dalam
memanfaatkan dan mengolah ruang hunian mereka. Penduduk juga tetap memerlukan
pengawasan, pelatihan maupun bimbingan dari pihak berwenang. Hal tersebut
dilakukan,
agar penduduk
suatu permukiman dapat mengambil langkah dan
cara sendiri untuk memperbaiki daerahnya, tetapi masih tetap berada pada peraturan
yang telah disepakati
Referensi : Hurskainen, 2004
• Pemahaman masyarakat
terkait permasalahan di daerahnya
• Pemahaman masyarakat terkait solusi dalam menyelesaikan masalah
• Pemahaman masyarakat terkait peraturan pemerintah
yang berkaitan
dengan permukimannya.
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
61
3.5.3 Analisa Hubungan Aspek Ekonomi Terhadap Bentuk Permukiman Dalam suatu permukiman tidak terencana, tentu terdapat pengaruh aspek
ekonomi yang membentuknya. Dengan adanya hasil telaah dari landasan teori yang digunakan, maka diperlukan analisa aspek ekonomi terkait dengan terbentuknya
permukiman tidak terencana. Analisa tersebut kemudian dikaitkan dengan data yang akan di dapatkan di kawasan penelitian. Sehingga, diperlukan hubungan analisa
terkait aspek ekonomi untuk memperoleh data yang mendukung observasi langsung di lapangan. Adapun, hubungan antara aspek ekonomi dengan bentuk permukiman
dapat dilihat pada tabel 3.5.
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 3.5 Analisa hubungan aspek ekonomi terhadap bentuk permukiman
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi pola perletakan ruang hunian
Suatu perumahan atau permukiman pada umumnya memerlukan sistem pengaturan
secara luas seperti, pengaturan pada zona hunian, lingkungan atau ruang terbuka
serta pengaturan jaringan jalan atau jangkauan atau akses ke daerah lain.
Referensi : Rapoport, 2006 Pemahaman masyarakat terkait potensi
lingkungannya menjadi permukiman Pemahaman
masyarakat terkait
pemanfaatan lingkungannya
dalam kehidupan sehari-hari
Pemahaman masyarakat terkait peraturan pemerintah
yang berkaitan
dengan permukimannya.
Para penduduk suatu permukiman tentu tidak dapat terus menggantungkan setiap
kebutuhan pada
pemerintah maupun
otoritas lokal. Penduduk juga diharuskan memiliki pengetahuan akan permasalahan,
penyebab dan solusi yang memungkinkan untuk daerah huniannya. Penduduk tentu
mempunyai
kesempatan dalam
memanfaatkan dan mengolah ruang hunian mereka. Penduduk juga tetap memerlukan
pengawasan, pelatihan maupun bimbingan
Referensi : Hurskainen, 2004
Pemahaman masyarakat
terkait permasalahan di daerahnya
Pemahaman masyarakat terkait solusi dalam menyelesaikan masalah
Pemahaman masyarakat terkait peraturan pemerintah
yang berkaitan
dengan permukimannya.
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
63
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi pola perletakan ruang hunian
dari pihak berwenang. Hal tersebut dilakukan,
agar penduduk
suatu permukiman dapat mengambil langkah dan
cara sendiri untuk memperbaiki daerahnya, tetapi masih tetap berada pada peraturan
yang telah disepakati
Suatu bentuk
perkotaan ataupun
permukiman disatukan dengan adanya interaksi simbiosis dari pembangunan
infrastruktur dan aktifitas ekonomi dengan penghuni setempat. Interaksi ini secara
sistematis
terjadi karena
adanya kepentingan dari penghuni setempat untuk
terus mengembangkan daerahnya. Referensi: Bessusi dkk, 2010
Interaksi penghuni lokal yang membangun infrastruktur daerahnya dalam membentuk
ruang hunian Interaksi penghuni lokal dengan aktifitas
ekonomi yang membentuk ruang hunian
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
64
3.5.4 Analisa Hubungan Aspek Komunikasi Terhadap Bentuk Permukiman Dalam rangka mengkaji komunikasi yang terjadi di kawasan penelitian
yang berkaitan dengan bentuk permukiman, maka diperlukan analisa yang berkaitan dengan aspek tersebut. Pada analisa aspek komunikasi, diperlukan data yang
berkaitan sesuai dengan teori yang telah ditelaah pada bab sebelumnya. Kemudian, dari hasil telaah landasan teori mengenai aspek komunikasi di suatu permukiman
dihubungkan dengan bentuk permukiman. Dalam mendapatkan data terkait yang berhubungan dengan analisa tersebut, maka dibuat tabel yang dijadikan acuan dalam
menghasilkan penemuan yang berkaitan dengan aspek tersebut di kawasan penelitian. Adapun hubungan analisa tersebut dapat dilihat pada tabel 3.6.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 3.6 Analisa hubungan aspek komunikasi terhadap bentuk permukiman
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi pola perletakan ruang hunian
Tidak ada bentuk yang pasti dalam mengatur arah pembangunan permukiman di area
tersebut. Bentuk dari blok-blok perumahan terjadi secara tidak teratur, ukuran lahan yang
berbeda-beda, orientasi bangunan yang tidak tepat, dan posisi antar rumah yang tidak jelas.
Sehingga, privasi terhadap antar ruang hunian sangat ada yang membatasi
Radulovic dkk, 2013.
•
Pengaruh lingkungan dalam terbentuknya suatu permukiman
• Pengaruh topografi
lahan dalam
terbentuknya permukiman • Pengaruh perbedaan fungsi penggunaan
lahan yang terbentuk di suatu permukiman
Perbedaan kriteria pada suatu permukiman tidak terencana terlihat pada aspek fisik,
hubungan spasial,
sosial dan
perilaku penghuni.
Kenyataannya, pertumbuhan
penghuni liar terjadi sangat pesat dengan menempati area tertentu maupun membangun
bangunan permanen.
Populasi yang
berkembang umumnya
didukung dengan
keadaan sosial dan latar belakang ekonomi yang sama. Sehingga, setiap permukiman tentu
mempunyai karakteristik yang berbeda dalam membentuk area huniannya.
Referensi Hurskainen, 2004
• Pengaruh aspek fisik pada permukiman tidak terencana
• Pengaruh hubungan
spasial pada
permukiman tidak terencana • Pengaruh sosial dan perilaku penghuni
pada permukiman tidak terencana • Keadaan sosial dan latar belakang
ekonomi yang membentuk perkembangan populasi
Dalam pengembangan permukiman terdapat pengaruh dalam membentuk ruang yang terkait
dengan sistem budaya, politik, sosial dan
• Hubungan spasial antara area hunian yang dipengaruhi komunikasi
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
66
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi pola perletakan ruang hunian
ekonomi yang berbeda-beda di dunia. Dengan demikian,
tentu setiap
permukiman mempunyai pola yang berbeda dari satu daerah
ke daerah lain, tempat ke tempat lain maupun waktu ke waktu. Oleh karena itu, sangat
penting penghuni suatu permukiman dalam mengatur hubungan spasial antar area hunian
dengan area hunian lainnya berdasarkan aspek jarak, perbedaan fungsi, aspek sosial, ekonomi
dan pengaturan lainnya
Referensi : Sarkar, 2010. Hal 1
• Pola area hunian yang terbentuk dengan adanya interaksi yang terjadi antara
penghuni • Bentuk permukiman yang dipengaruhi
dengan terciptanya ruang-ruang interaksi para penghuni setempat
Pada permukiman
tersebut tentu
akan ditemukan pola-pola yang berkaitan dengan
ruang hunian, ruang berkumpul, pola jalan dan bentuk permukiman. Selain itu, setiap daerah
juga akan akan mempunyai pola yang berbeda karena dapat dipengaruhi lingkungan, topografi
lahan maupun fungsi yang berbeda. Adanya perkembangan suatu permukiman yang tidak
terencana pasti terjasi secara spontan dan tidak mempunyai perencanaan maupun pengaturan
terlebih dahulu. Walaupun, pada dasarnya suatu permukiman tidak terencana terjadi atas
persamaan keadaan sosial, tetapi tidak akan pernah ditemukan karakteristik yang benar-
benar identik pada kawasan-kawasan tersebut
Referensi: Fernandez, 2002.
• Bentuk permukiman yang dipengaruhi lingkungan
• Bentuk pola jalan yang dipengaruhi lingkungan
• Bentuk perletakan ruang hunian yang dipengaruhi lingkungan
• Bentuk permukiman yang dipengaruhi topografi lahan
• Bentuk pola jalan yang dipengaruhi topografi lahan
• Bentuk perletakan ruang hunian yang dipengaruhi topografi lahan
• Bentuk permukiman yang dipengaruhi fungsi penggunaan lahan
• Bentuk poal jalan yang dipengaruhi fungsi penggunaan lahan
Hasil interpretasi data dianalisa
berdasarkan landasan teori
Universitas Sumatera Utara
67
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan
metoda kualitatif
Kajian Teori
Data terkait keadaan sosial yang mempengaruhi pola perletakan ruang hunian
• Bentuk perletakan ruang hunian yang dipengaruhi fungsi penggunaan lahan
• Bentuk perletakan ruang hunian yang dipengaruhi topografi lahan
• Bentuk permukiman yang dipengaruhi fungsi penggunaan lahan
• Bentuk poal jalan yang dipengaruhi fungsi penggunaan lahan
• Bentuk perletakan ruang hunian yang dipengaruhi
+
Universitas Sumatera Utara
68
BAB IV KAMPUNG BADUR DI KECAMATAN MEDAN MAIMUN